Mundur beberapa tahun silam, podcast dimulai di sekitar tahun 2001. Kala itu Steve Jobs, salah satu tokoh paling terkenal di lini peradaban manusia dan pentolan perusahaan Apple, meluncurkan perangkat baru untuk mendengarkan musik bernama iPod.
Bermacam varian iPod kemudian laku keras di pasaran. Selain menawarkan kepraktisan luar biasa dalam proses mendengarkan musik, bentuknya pun digemari banyak orang. Serta yang paling membuat gempar, iPod menawarkan bermacam fitur lain di dalamnya, salah satunya adalah podcast.
Podcast yang juga dikenal sebagai akronim dari “iPod broadcasting” pada awalnya, memiliki perbedaan signifikan dibanding radio-radio konvensional gelombang FM dan AM: siaran podcast bersifat tidak linear, melainkan on-demand/manasuka.
Para pendengar tidak perlu lama menunggu waktu- waktu tertentu untuk menyimak pembicaraan penyiar favorit mereka. Di podcast, mereka hanya perlu mengunduh atau mainkan seri perbincangan kegemaran masing-masing.
Salah satu keunggulan podcast bila dibandingkan radio konvensional adalah siaran yang dapat didengarkan berulang-ulang kali, tanpa perlu takut terlewat inti dari perbincangan atau hook-hook menarik pada setiap bahasan.
Podcast hadir menyajikan ragam topik dari bermacam-macam ranah. Dunia politik, olahraga, komedi, ekonomi, gaya hidup, serial cerita fiksi hingga musik. Cakupan yang kian luas, membuat medium ini semakin populer. Faktor lainnya adalah pembawa acara yang kian hari terdengar semakin mumpuni.
Kini, banyak program serta figur yang tidak ragu terjun langsung dan membuat kanal podcast sendiri, salah satunya adalah minimnya tingkat kesulitan produksi. Berbekal beberapa perangkat rumahan seperti mikrofon, aplikasi pemroses audio generik Audacity, serta web hosting-hosting murah, podcast sudah bisa digarap. Semisal jangkauannya ingin lebih luas lagi, bisa menjalin kerjasama dengan Spotify.
Kemudahan serta kepraktisan tersebut, membuat podcast mulai berkelindan ke beberapa bentuk baru, salah satu rupanya adalah audiobook. Misalnya, di Amerika Serikat sudah tidak mustahil menemukan resep-resep jitu dalam membangun karir serta berbisnis di industri musik melalui audiobook.
Beberapa audiobook populer seperti How To Make It in the New Music Business (Derek Sivers), Sweet Dreams Are Made Of This, A Life In Music (Andy Garcia), This Is Your Brain On Music (Edward Herrmann) hingga The Nightwatchman, One Man Revolution (Tom Morello) bisa dengan mudah didapatkan dan didengarkan.
Podcast musik juga tentunya berkembang luar biasa cepat. Bermacam sudut pandang bahasan dan genre berjejer satu persatu untuk didengarkan sesuai selera pribadi. Sebagai contoh, beberapa podcast musik luar negeri yang sedang saya dengarkan sering-sering belakangan ini adalah:
- Disgraceland
Jake Brennan mengungkap fakta dari beragam kisah kelam peristiwa-peristiwa rock n’ roll yang mengguncang dunia. Dari gejolak kemunculan black metal di Norwegia, hubungan Johnny Cash dengan narkotik, kehidupan slebor Amy Winehouse hingga bermacam kegilaan Mötley Crüe di belakang panggung.
- Couch Wisdom
Red Bull Music Academy mempersembahkan perbincangan mendalam dengan para musisi dan band tentang perjalanan karier bermusik yang sesekali diselingi humor receh, serta kupas tuntas hingga ke sudut teraneh dari sebuah proses kreatif menciptakan karya.
- Broken Records
Perbincangan bersama musisi-musisi beken akan semakin seru didengarkan ketika melibatkan Rick Rubin, Malcolm Gladwell dan Bruce Headlam.
- Let There Be Talk
Obrolan sesuka hati sang komedian macho Dean Delray bersama para pemain rock n roll favoritnya dan komedian yang menurutnya memiliki lawakan paling lucu.
- The Jasta Show
Sebagai seorang kawakan di kancah musik keras internasional, Jamey Jasta membahas heavy metal, hardcore dan punk dengan sangat baik. Ditambah, nama-nama idola yang selalu dihadirkan sebagai bintang tamu.
***
Gairah ini tentu juga kian terasa di Indonesia. Sejak tahun 2018 lalu, podcast-podcast dengan semarak mulai bermunculan. Temanya pun beragam.
Saat tulisan ini dibuat, 16 September 2019, Podcast Indonesia Charts Top 25 di Spotify dihuni oleh topik-topik seperti komedi, horor, olahraga, keluarga, percintaan dan religi. Sayangnya, tidak ada satu pun podcast musik yang mampu menembus tangga tersebut.
Eits, tenang dulu. Bagaimana kalau kata ‘tidak ada’ pada paragraf di atas, kita ganti menjadi ‘belum ada’. Toh beberapa podcast musik baru saja bergulir belum begitu lama di Indonesia bila dibanding dengan tema-tema populer lainnya.
Di era rendahnya minat membaca masyarakat dan tingginya keinginan untuk berkomentar, gulung tikarnya media-media musik serta perubahan pola konsumsi musik, tren podcast musik di Indonesia seakan menjadi angin segar. Ruang-ruang untuk membahas musik perlahan muncul lagi, inilah yang patut disyukuri dan diapresiasi.
Beberapa musisi, perwakilan komunitas serta jurnalis musik mulai membuat seri mereka masing-masing, mencoba ikut mengendarai ombak momen kebangkitan podcast. Semoga masalah inkonsistensi yang selalu menjadi momok di kancah musik dalam negeri, tidak menjangkiti para podcaster-podcaster musik.
Minimal hal itu dahulu sebelum berharap semangat ini dapat menular kepada para penggemar musik lainnya untuk turut membuat kanal sendiri sesuai kesenangan masing-masing.
Podcast musik dalam negeri yang cukup produktif merilis episode-episodenya adalah:
- Behind That Scene
Wawancara mendalam tentang perjalanan karier serta berbagai macam problematika di dalamnya bersama para musisi pilihan yang dipandu oleh Pramedya Nataprawira (eks Rolling Stone Indonesia).
- Kekoreaan
Ron dan Dita, dua penggemar musik K-Pop membicarakan berbagai macam hal seputar musik favorit mereka tersebut.
- Soundclass & Emo Night
East Kemang Radio milik Whiteboardjournal mengundang para musisi dan praktisi musik untuk berbincang seputar hal-hal yang menarik perhatian mereka.
- Amwave
Obrolan berbagi sudut pandang bersama para musisi pilihan yang mengundang banyak pro dan kontra dari para penggemarnya.
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 14/10/2019
Article Category : Noize
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :