Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Rudolf Dethu

Author : Admin Music

Article Date : 25/07/2023

Article Category : Noize

Sungguh pertengahan tahun yang mencerahkan bagi skena musik Bali, Superfriends! Dadang, gitaris Navicula dan garda depan Dialog Dini Hari, baru saja menggulirkan inisiatif konstruktif berupa program inkubasi yang ia namai “Regenerasi Bernyali”. 

Ide dasarnya adalah ia cherrypicking memilih tiga grup musik Bali yang dianggapnya bermutu di atas rata-rata lalu diberi pelatihan kilat, khusus, dan serius tentang belantika musik, Superfriends.

Semua bermula dari rasa bangga lagi bahagia Pohon Tua—nama alias Dadang kala berkelana di jagat introspective-folk—kala melihat kancah musik muda di masa kini di Pulau Dewata yang begitu bergejolak, meledak-ledak. Barangkali merupakan manuver paling bising dan meraung-raung dalam sejarah kancah indie Bali. 

Namun, di saat bersamaan, Pohon Tua pun sadar bahwa jika dinamika positif ini dibiarkan bergulir liar tanpa arah, bukan tak mungkin hanya berakhir sekadar letupan-letupan kecil, karya-karya hebat namun sporadis. Bergelora sebentar lalu sirna. 

Agar fluktuasi ini berujung terstuktur dan rapi, bertransformasi menjadi entitas tangguh di industri kreatif, langkah jitu yang mesti diambil adalah dengan mencipta koridor dan mengarahkan: skena musik muda dirangkul, diajak bersinergi, didampingi, dan diperciki bara api kala berkreasi.

Pohon Tua | Foto: PTC

Tiga nama dari Bali yang akhirnya terpilih menjalani inkubasi di sesi Regenerasi Bernyali di studio Pohon Tua Creatorium adalah Soulfood, Astera, dan Matilda. Selama enam bulan—telah dimulai sejak akhir Mei silam—mereka digodok mengikuti rupa-rupa pengembangan sumber daya rock ’n’ roll. 

Mereka menjalani semua proses, mulai dari sketching, mentoring mengenal identitas visual, distribusi karya fisik dan digital, workshop dan masterclass, proses rekaman, pembuatan video musik, hingga kesempatan untuk tampil secara live di Bali.

Kolektif terpilih mengikuti Regenerasi Bernyali: Soulfood, Matilda, Astera | Foto: Gus Wib

Program paling awal yang telah digelar berupa lokakarya dan kelas master. Bertempat di Uma Pohon, Denpasar, yang teduh, tiga aktivis skena membagikan puspa ragam kiat dan siasat. 

Rudolf Dethu menegaskan seberapa adiluhung porsi literasi dan busana, sang ujung tombak propaganda. Kill The DJ berbagi kisi-kisi cara cerdik melahirkan karya yang punya ciri sendiri sekaligus peka pada situasi sekitar sehingga finalnya berjibun cuan. Sementara Iga Massardi memotivasi audiens lewat kisah pribadi ala “rags to riches”, bahwa tak perlu buru-buru meluncurkan karya. 

Miskin sebentar bukan masalah. Justru pastikan dulu materinya kuat, pantas ditunggu publik, dan ketika tiba waktunya: labrak saja skena. Seperti yang dipraktikkan oleh Barasuara, yang terbukti jaya wijaya.

Terbilang hingga sekarang program Regenerasi Bernyali yang juga didukung oleh salah satu operator telepon seluler ini, sudah ada dua materi yang dirilis yaitu tembang Afro-funk “Straight to the Point” oleh Soulfood serta senandung psychedelic rock “Bamboo” dari Matilda. Dalam waktu dekat single ketiga milik Astera bakal digelontorkan ke khalayak.

Salam semangat muda regenerasi bernyali dari Bali!

PERSONAL ARTICLE

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Pohon tua # Rudolf Dethu #Supernoize

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Noize

Perilaku Individu Musik Indonesia di Era ‘Baby Boomers’ dan ‘Gen X’

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Yulio Piston: Tentang Menjadi Pengkritik Musik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Sudah Saatnyakah Indonesia Punya Rock ‘n Roll Hall of Fame?

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Acum Bangkutaman: Mencari Band Buruk yang Berpengaruh

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Berkeliling Eropa Bersama Morgensoll dalam Eternal Tour 2023

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Pentingnya Paham Soal Hukum dalam Industri Musik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Musisi Bertopeng dan Budaya Asalnya

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Menebak-nebak Masa Depan Vinyl Indonesia

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Catatan Perjalanan: EHG Forever, Forever EHG!

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Yulio Piston: Akhirnya Bertemu Legions of the Black Light

Read to Get 5 Point
image arrow
1 /