Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Sudah Saatnyakah Indonesia Punya Rock ‘n Roll Hall of Fame?

Oleh Acum Bangkutaman

Perjalanan musik rock di Indonesia punya sejarah yang panjang. Sejak dekade 1950-an silam sampai hari ini, sudah tak terhitung berapa nama musisi atau grup band yang punya pengaruh dalam perkembangan musik indonesia, terlebih rock sampai tahun ini. 

Indonesia sudah memberikan pengakuan kepada nama-nama ini. Namun pengakuan tersebut terbatas hanya di ruang lingkup penghargaan musik lewat tajuk Lifetime Achievement Award dalam penghargaan musik bergengsi seperti Anugerah Musik Indonesia dan yang lainnya. 

Sampai hari ini, tidak ada bentuk penghargaan yang layak dan khusus untuk musisi tanah air. Katakanlah, mengabadikan entitas mereka masing-masing dalam ruang atau penghargaan khusus. 

Superfriends, kali ini gue bicara tentang Rock and Roll Hall of Fame, sebuah ruang fisik berbentuk museum juga aktivitas penghargaan tahunan yang kerap diberikan kepada musisi-musisi rock dunia yang memberikan sumbangsihnya kepada dunia musik.

The Rock and Roll Hall of Fame (RRHOF) atau yang kerap dikenal sebagai Rock Hall adalah museum dan hall of fame yang berlokasi di jantung kota Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. Museum ini didirikan tahun 1986, tiga tahun setelah Yayasan Rock and Roll Hall of Fame berdiri di 1983 oleh Ahmet Ertegun. Ertegun sendiri dikenal sebagai pendiri dari Atlantic Records, satu dari label musik terbesar di Amerika Serikat.

Sebagai sebuah museum, otomatis Rock Hall adalah destinasi yang wajib dikunjungi bagi seseorang yang ingin mencari tahu sejarah musik dunia. Di sana mereka bisa menemukan ribuan nama-nama yang telah berjasa, nama-nama yang sudah diberikan tinta emas di perjalanan musik rock. 

Selain sebagai museum, penghargaan Rock and Roll Hall of Fame sudah dilakukan setiap tahunnya sejak 1986. Sudah ratusan lebih ikon musik dunia yang sudah dilantik di malam penghargaan ini. 

Superfriends, di tahun 2023 ini, nama-nama seperti Kate Bush, Sheryl Crow, Missy Elliot, George Michael, Willie Nelson, Rage Against The Machine, dan The Spinners mendapat giliran dilantik. Beberapa nama besar seperti Jay-Z, Eminem, Foo Fighters, Depeche Mode, sampai Nine Inch Nails sudah terlebih dulu dilantik, tak terkecuali nama-nama musisi yang sudah familiar bertahun-tahun seperti The Beatles, Black Sabbath, The Rolling Stones bahkan Metallica.

Kehadiran museum sekaligus penghargaan Rock and Roll Hall of Fame tentunya akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi para musisi yang diapresiasi sekaligus punya tempat di hati penggemar musik seantero planet.

Lalu bagaimana di Indonesia? 

Dari pemaparan di atas, gue membayangkan apabila Indonesia suatu saat bisa memiliki Rock and Roll Hall of Fame-nya sendiri. Sebuah museum yang proper, yang di dalamnya menghadirkan berbagai macam artefak atau koleksi. Mungkin berupa jaket yang dipakai Gito Rollies atau gitar yang dipakai Tony Koeswoyo? Rekaman-rekaman piringan hitam musik rock dan lainnya di masa lalu. Foto-foto festival musik, pita-pita master rekaman studio dari album-album legendaris, bisa apa saja.

Di tiap tahunnya, mungkin akan ada selebrasi bagi musisi-musisi Indonesia yang dilantik tiap tahunnya. Bisa jadi nama-nama populer seperti Chrisye, TItik Puspa, God Bless, mungkin Ian Antono atau Ahmad Albar secara pribadi, Iwan Fals, Sawung Jabo, atau Kantata Takwa secara kolektif sebagai grup, nama-nama terkenal juga yang tak terkenal namun dampak musiknya diakui dan harus dikenal oleh generasi. Nama-nama seperti Harry Roesli, Benny Soebardja, Dara Puspita Roxx, Suckerhead, PAS band, sampai Puppen, dan lain sebagainya.

Superfriends, apakah ini khayalan yang berlebihan? Gue rasa tidak. Semua pihak pasti bisa mewujudkan ini, baik pribadi maupun instansi terkait yang merasa butuh sebuah ruang besar untuk mengapresiasi mereka. 

Gue nggak habis pikir bagaimana kondisi musik dunia 10 tahun lagi ketika musisi dan pendengar musik dimanjakan oleh teknologi informasi yang serba cepat dan sulit dimengerti. Ketidakhadiran sejarah seperti museum musik yang besar, serta ketiadaan pengabadian nama-nama musisi di dalamnya hanya akan menghadirkan jurang pemisah antara musisi hari ini dan generasi terdahulu yang sudah membuka jalannya, Superfriends.

Image source: Shutterstock

ARTICLE TERKINI

Author : Admin Music

Article Date : 20/06/2023

Article Category : Noize

Tags:

#Rock and Roll Hall of Fame #rock hall #Musik Indonesia #acum bangkutaman #Supernoize

1 Comments

Comment
Oen Heni

Oen Heni

21/09/2024 at 09:22 AM

museum dan hall of fame yang berlokasi di jantung kota Cleveland
Other Related Article
image article
Noize

Rudolf Dethu: Muda, Bali, Bernyali

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Perilaku Individu Musik Indonesia di Era ‘Baby Boomers’ dan ‘Gen X’

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Yulio Piston: Tentang Menjadi Pengkritik Musik

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Acum Bangkutaman: Mencari Band Buruk yang Berpengaruh

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Berkeliling Eropa Bersama Morgensoll dalam Eternal Tour 2023

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Pentingnya Paham Soal Hukum dalam Industri Musik

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Musisi Bertopeng dan Budaya Asalnya

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Menebak-nebak Masa Depan Vinyl Indonesia

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Catatan Perjalanan: EHG Forever, Forever EHG!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Yulio Piston: Akhirnya Bertemu Legions of the Black Light

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive