Pulau ini juga dikenal dengan sebutan Pulau Sawu. Lanskap alamnya dijamin jempolan. Liburan ke sana nggak cukup satu hari saja, bahkan tiga hari rasanya masih mau tambah lagi
Nggak heran sih memang karena salah satu yang paling menonjol di sana itu keberadaan hamparan lembah dan tebing-tebing yang bentuknya unik.
Di Kelabba Majja, ada batu keseimbangan yang berdiri kokoh di ujun tebing batu yang runcing. Menurut kepercayaan masyarakat di sana, batu itu konon jadi lokasi bersemayamnya para dewa.
Tapi sebelum lo liburan ke sana, ketahui dulu nih fakta-fakta di Pulau Sabu. Ada pepatah yang mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Untuk itu yuk cari tahu dulu nih soal Pulau Sabu.
[readalso url=22232]
Menyimpan Legenda dan Mitos Kuno
Image source: instagram.com/farhan_anggori
Pulau sabu ini berada di garis perbatasan wilayah administrasi Indonesia di antara Pulau Sumba dan Pulau Rote. Posisinya sangat dekat dengan Benua Australia, makanya iklimnya agak berbeda dengan wilayah Indonesia
Kalau musim kemarau di Pulau Sabu ini sangat panjang durasinya. Bisa hampir setahun penuh. Sedangkan kalau musim hujan hanya datang 15 sampai 70 hari setiap tahunnya.
Makanya nggak heran juga kalau di sana agak sedikit gersang. Dan banyak perbukitan kapur yang kelihatan kering. Tapi bukan berarti mengurangi ke-eksotisannya lho ya.
Selain itu, terselip juga mitos kuno di Pulau Sabu. Di mana masyarakat di sana konon masih percaya keberadaan dewa dan ajaran kuno.
Salam Tempel Hidung
Image source: instagram.com/budaya_ntt_
Masyarakat yang tinggal di sekitar Pulau Sabu memiliki salam yang khas dan unik. Kalau umumnya cara menyapa orang dengan berjabat tangan, di sana menyambut orang dengan cara saling menempelkan hidung.
Cara itu sebagai bentuk penghormatan mereka pada tamu yang baru datang. Tradisi tempel hidung ini dalam bahasa setempat disebut Henge'do, dan biasa dilakukan oleh masyarakat Sabu saat menyambut atau bertemu dengan seseorang.
Henge'do ini dilakukan tanpa memandang jenis kelamin, status, strata sosial serta usia. Selain sebagai tanda persaudaraan, tradisi tempel hidung juga sebagai tanda penghormatan terhadap yang lebih tua sebagai tanda kejujuran.
[readalso url=22126]
Mayoritas Warga Menganut Kepercayaan Jingitiu
Warga di Pulau Sabu mayoritas menganut kepercayaan Jingitiu. Dalam kepercayaan ini banyak upacara adat, dewa dan roh leluhur yang mereka percaya.
Di antaranya ada Uli Rae sebagai penjaga kampung, Aji Rae sebagai penangkis bahaya dan Tiba Rae sang pemberi pertolongan. Ajaran Jingitu memengaruhi penanggalan masyarakat setempat, seperti penentuan masa tanam dan panen.
Kepercayaan Jingitiu, ada sejak nenek moyang masyarakat Sabu yang dikenal dengan nama Kikaga dan Liura. Penganut Jingitiu disebut menjaga Wadumea yang dianggap sebagai tempat Kikaga mendapat petunjuk dari Tuhan langit atau Lirubala.
Source: https://blog.reservasi.com/pulau-sabu/
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 24/10/2020
Article Category : Urban Action
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :