Nama Teddy Adhitya sebagai seorang musisi di Tanah Air sudah tidak perlu diragukan lagi karyanya. Nama sang musisi cukup aktif mengembangkan skena musik R&B serta soul di Indonesia. Selain genre yang diusung, salah satu ciri khas yang bisa ditemukan dari gaya bermusik Teddy Adhitya adalah pemilihan diksi bahasa Inggris untuk setiap lirik yang dinyanyikannya. Hal tersebut dimulai oleh Teddy Adhitya melalui single in Your Wonderland, yang merupakan karya solo pertama sang musisi di tahun 2016.
Kali ini, Teddy Adhitya mencoba untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda. Bahkan bisa dibilang jadi sebuah tantangan tersendiri dalam karier bermusiknya. Di tahun 2021 ini, Teddy Adhitya resmi memperkenalkan karya baru yang dinyanyikan dengan bahasa Indonesia. Lagu berjudul Langit Favoritku adalah karya lagu berbahasa Indonesia pertama yang dirilis oleh Teddy Adhitya untuk diperdengarkan secara luas kepada para penggemar setianya.
Tidak hanya lagu berbahasa Indonesia saja yang spesial. Kali ini, Teddy Adhitya pun mengakui bahwa lagu Langit Favoritku merupakan sebuah resolusi dari kontemplasi yang dirinya lakukan di awal tahun 2021 lalu. Dalam prosesnya, Teddy Adhitya memutuskan untuk menyepi selama dua bulan di pulau Bali. Dalam masa menyepi tersebut, sang musisi tidak sekadar mencari inspirasi saja dalam proses penulisannya. Teddy Adhitya juga menggunakan waktu tersebut untuk menenangkan hati dan pikirannya akibat permasalahan pribadi yang datang secara bertubi-tubi.
Oleh karena itu, lagu Langit Favoritku ini jadi karya yang membawa pesan untuk semua orang agar bisa berdamai dengan diri sendiri dan terus merayakan segala macam peristiwa yang hadir di dalam kehidupan. Gerald Situmorang dan Kenny Gabriel juga jadi dua nama kolaborator yang membantu proses penggarapan lagu baru dari Teddy Adhitya ini.
Teddy Adhitya juga mengungkapkan bahwa Langit Favoritku merupakan sebuah karya pembuka dari trilogi yang telah disiapkannya. Ketiga trilogi tersebut menjadi karya lanjutan dari dua buah album solo yang sempat dirilis oleh sang musisi di tahun 2017 berjudul Nothing Is Real dan Question Mark di tahun 2019.
Sebagai lanjutan konsep trilogi, Teddy Adhitya juga merilis sebuah single berjudul Semestinya pada 1 September lalu. Single ini dirilis secara digital, bersamaan juga dengan video liriknya. Sesuai dengan judulnya, lagu Semestinya masih ditulis menggunakan bahasa Indonesia yang dipilih sebagai cara Teddy Adhitya untuk berkontemplasi dan mengutarakan kisah lebih dalam.
Jika Langit Favoritku merupakan bentuk kontemplasi dari pikiran Teddy Adhitya, lagu Semestinya ini merupakan langkah lanjutan dari sang musisi untuk mencari jati diri yang terlupakan. Lagu Semestinya dari Teddy Adhitya ini dianggap sebagai sudut pandang baru dari sang musisi untuk kembali mencari makna hidup yang sempat terpendam di antara banyaknya pengalaman hidup yang dialami.
Pada 8 September, Teddy Adhitya pun akhirnya menyelesaikan perjalanan trilogi yang dirinya mulai dengan merilis lagu berjudul Masa Depan. Sama dengan dua karya sebelumnya, single Masa Depan ini juga bercerita tentang perkembangan hidup yang dijalani oleh sang musisi. Jika lagu Langit Favoritku dianggap sebagai pemicu dan Semestinya merupakan sebuah proses. Maka lagu Masa Depan adalah jawaban dari perjalanan yang Teddy Adhitya lalui.
Hal tersebut dibuktikan melalui aspek lirik yang bercerita tentang sebuah hadirnya pencerahan dalam menyikapi situasi dan kondisi yang beragam untuk beradaptasi di kehidupan. Melalui lagu ini, Teddy Adhitya mencoba bercerita, dalam memperbaiki suatu keadaan, semua perubahan harus dimulai dari tiap diri masing-masing. "Yang bisa diubah hanyalah mindset kita sendiri tentang bagaimana cara menghadapi ombak yang ganas dan mengingat bahwa ombak ganas itu tidak akan menetap selamanya," tambah sang musisi dalam menjelaskan makna dari penutup triloginya.
Image courtesy of Teddy Adhitya
ARTICLE TERKINI
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :