Author :
Article Date : 06/05/2017
Article Category : Super Buzz
Fresh Fruit For Rotting Vegetables adalah segelas kemarahan yang mendidih. Sulit membayangkan era awal hardcore punk diawali oleh album yang lebih agresif dari ini. Kekacauan kondisi sosial Amerika Serikat penghujung 70-an, tegaknya tatanan ekonomi-politik Partai Republik, dan mandeknya gerakan politik alternatif melatari Fresh Fruit For Rotting Vegetables milik Dead Kennedys.
[bacajuga]
Di tengah kondisi tersebut, Dead Kennedys melepas debut mematikan yang mengkritik hampir segala aspek sosial Amerika Serikat hari itu. Lucunya lagi, mereka melempar serangan itu dengan lirik sinis sekaligus humoris. Dead Kennedys menggunakan tawa dan humor sebagai penanda dimulainya era musik bawah tanah paling agresif sejak punk berpisah dengan rock arus utama di dekade 70-an.
Dalam Fresh Fruit For Rotting Vegetables, Dead Kennedys (khususnya vokalis Jello Biafra) berbicara langsung pada generasi yang antipati terhadap politik kekuasaan dengan menyasar kemarahan mereka pada status quo. Generasi tersebut masih terlalu muda saat gerakan sosial-sipil era 60-an berlangsung, alih-alih mereka justru dihadapkan pada era sosial-politik penghujung Perang Dingin yang mandek.
Dead Kennedys tak mengintelektualisasi hal-hal yang mereka utarakan lewat teori dan falsafah politik seperti yang Crass lakukan di London. Kuartet ini memuntahkan punk rock agresif dikombinasikan dengan kecerdikan humor dan ketajaman kritis saat memandang pergolakan realita sosial-ekonomi-politik San Fransisco.
Pengalaman pribadi adalah ‘bensin’ puitis bagi lirik Dead Kennedys. Sulitnya mendapatkan hunian layak yang terjangkau diolah menjadi lirik komedik “Let’s Lynch the Landlord”. Kritik tajam pada simpati palsu mahasiswa elit di kampus-kampus Pantai Barat Amerika atas orang-orang tertindas di belahan dunia lain tercetak di lagu anthemic “Holiday in Cambodia” (single Dead Kennedys paling populer). Lagu itu mengandaikan bagaimana jika para mahasiswa itu berlibur pada masa kediktatoran Pol Pot (Ketua Khmer Merah) yang diperkirakan memakan korban sebanyak 1,5 hingga 3 juta jiwa (Pada 1975-1979), untuk tahu bagaimana kondisi dunia yang sesungguhnya.
Ketajaman kritik Dead Kennedys juga muncul di nomor pembuka “Kill The Poor” yang meludahi ‘lagu lama’ metode politisi konservatif, mereka acapkali melupakan konstituen miskin dan tidak mampu sesegera mungkin setelah terpilih. Sementara lagu “When Ya Get Drafted” dan “Chemical Warfare” adalah salah satu kritik punk rock paling awal terhadap kompleks militer-industri Amerika Serikat sebagai entitas bisnis-politis raksasa yang membuang nyawa prajurit muda, dan warga sipil negara lain dengan mudah.
Jalur sinis, satir, dan humor yang dipilih Biafra adalah pembeda dari band-band punk rock kebanyakan. Lirik Biafra akhirnya memaksa pendengarnya untuk menertawai diri mereka sendiri usai puas menertawai orang lain. Topik-topik pilihan Dead Kennedys sebagai titik tekan utama mendobrak ranah kritik punk rock Amerika Serikat yang pada masa itu masih setengah-setengah.
Dead Kennedys juga menyadari pentingnya hubungan kondisi sosial dan musik yang mereka hasilkan. Hal ini bisa dilihat (selain dari lirik) pada pilihan sampul Fresh Fruit For Rotting Vegetables yang menampilkan foto kerusuhan “White Night Riots” saat dakwaan ringan dijatuhkan pada Dan White, penembak Harvey Milk (politisi dan aktivis), dan Walikota San Fransisco, George Moscone di tahun 1979. Sampul album tersebut adalah hasil foto Judith Calson (wartawan San Francisco Chronicle) yang sudah diedit.
Dobrakan Dead Kennedys tentu tidak bergantung pada kekuatan lirik semata. Fresh Fruit For Rotting Vegetables memperdengarkan punk rock sebagai rock n’ roll versi ultra-agresif, cepat, dan padat. Pendekatan tersebut berbeda dengan Ramones yang menyederhanakan hard rock 70-an, atau agresi Sex Pistols sebagai antitesis progressive rock Britania Raya.
Sound Fresh Fruit For Rotting Vegetables terdengar buram, dan kotor. Sulit memisahkan bebunyian yang dihasilkan cepatnya hentakan drum Ted, lengkingan gitar East Bay Ray, dan beratnya cabikan bass Klaus, efek yang dihasilkan adalah kekacauan sonik selama 33 menit. Tanpa diiringi kekacauan tersebut, sulit menempatkan gilanya gaya bernyanyi Biafra dan liriknya yang jenaka.
Cemoohan Biafra sepanjang album ditopang oleh tremolo gitar Ray, yang mengombinasikan rockabilly, surf rock, dan proto-hardcore. Permainan Ray yang berkecepatan maksimum memungkinkan Fresh Fruit For Rotting Vegetables untuk berdurasi seringkas dan sepadat mungkin, sekaligus mempertahankan nuansa agresif.
Formula sound baru dan perilaku kontroversial tersebut akhirnya diadopsi berbagai band hardcore seperti Black Flag. Tanpa melalui banyak manipulasi di studio rekaman, Dead Kennedys berhasil menghasilkan musik keras, cepat, dan tanpa kompromi, selagi membuat pendengarnya berpikir keras.
Selain memulai formula musik yang nantinya melahirkan hardcore, Fresh Fruit For Rotting Vegetables juga memungkinkan eksplorasi kritik, dan menggarisbawahi pentingnya elemen humor dalam punk rock. Kritik satir Dead Kennedys ditujukan ke segala arah, termasuk berbagai fenomena sosial-politik-ekonomi yang terjadi. Bukan tak mungkin jika mereka berumur panjang, maka sasaran mereka selanjutnya adalah subkultur punk rock, dan hardcore, tentu saja lewat jalur humor. Dari Black Flag ke NOFX hingga Blink-182, pohon silsilah punk dan hardcore tak akan sama tanpa Fresh Fruit For Rotting Vegetables.
Please choose one of our links :