Meski kalah dan gagal melaju ke partai puncak, peluang Indonesia untuk bermain di Olimpiade Paris masih terbuka lebar.
Keajaiban Garuda Muda di ajang Piala Asia U-23 harus terhenti di semifinal. Setelah rangkaian penuh kejutan dan cerita bak dongeng yang tetulis dengan bangga terpampang nyata untuk bisa selalu di ingat sampai kapanpun.
Meski harus kalah di babak semifinal oleh Uzbekistan lewat skor 0-2, timnas Indonesia U-23 dalam laga semlam terlihat sedikit berbeda. Dengan menampilan pemain yang tak jauh beda dari beberapa laga sebelumnya, Indonesia hanya minus Rafael Sruick yang mendapatka hukuman setelah mendapatkan dua kartu kuning di laga sebelumnya. Ramadhan Sanata yang turun sejak menit pertama menggantikan Rafael Struick terlihat sedikit canggung di awal laga. Namun masalah tersebut segera teratasi setelah Marselino dan Witan berhasil meberikan tekanan bantuan seperti laga-laga sebelumnya.
Namun Uzbekistan tampak bermain di level yang sedkit berbeda. Keputusan memainkan pemain lebih banyak di tengah serta mematikan dobel pivot miliki Indonesia membuat alur bola dari transisi bertahan ke menyerang khas Indonesia seperti mati suri. Nathan Tjoe-A-On dan Ivar Jenner terlihat kesulitan untuk mengirimkan umpan dan menguasai bola lebih lama.
Sementara itu, permainan sensasional wonderkid Uzbekistan, Abbosbek Fayzullaev berhasil membuat lini belakang yang di komandoi Rizky Ridho sedikit kewalahan. Beberapa gerakan mengejutkan serta umpan kuncinya beberapa kali membuat gawang Ernando Ari terancam. Namun kedewasaan anak asuh Shin Tae-yong berhasil menahan Uzbekistan gagal mencetak gol hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, Uzbekistan melakukan beberapa pergantian yang membuat permainan mereka lebih bervariasi. Salah satunya adalah kapen tim utama mereka yakni, Jasurbek Jaloliddinov. Pemain bernomor punggung 10 tersebut sukses menjadi pembeda di permainan Serigala Putih.
Disisi lain, secara mengejutkan Garuda Muda justru sukses mencetak gol lebih dulu di menit ke-61 melalui aksi Ferrari setelah memanfaatkan umpan silang dari Pratama Arhan di sisi kiri. Namun sayang eforia tersebut harus dipangkas habis oleh wasit yang memutuskan menganulir gol tersebut melalu pemeriksaan VAR. kedudukan tatap 0-0 bagi kedua tim. Seaakan hilang konsenterasi sepersekian menit paska batalnya gol Ferrari, pertahanan Indonesia justru jebol lewat skema yang sama. Uzbekistan satu, Indonesia nol.
Tertinggal satu gol, koordinasi permainan Indonesia terlihat tidak se kompak sebelumnya, ditambah kinerja wasit yang bertugas pada laga tersebut yakni, Shen Yinhao membuat laga di babak kedua lebih condong menguntugan pihak Uzbekistan.
Usut punya usut, wasit Shen Yinhao juga pernnah merugikan timnas Indonesia pada saat momen Indonesia vs Kamboja di ajang Sea Games 2023 lalu. Di lag aitu banyak keputusan wasit asal China tersebut terbilang ganjil. Yang paling parah saat Shen Yinhao menjatuhkan penalti kepada Timnas U22 Indonesia lantaran Muhammad Ferarri dianggap melanggar pemain Kamboja. Padahal, dalam tayangan ulang di televisi, pelanggaran yang dilakukan Ferarri terjadi di luar kotak penalti.
Sementara itu dalam laga tadi malam, setidaknya Shen Yinhao melakukan 3 keputusan yang bisa di bilang membuat langkah Indonesia U-23 ke partai puncak Piala Asia U-23 gagal total. Yang pertama membatalkan pelanggaran di kota pinalti pada babak pertama melalui VAR, kedua dirinya menganulir gol Ferarri dan terakhir adalah keputusan dirinya menjatuhi kapten Rizky Ridho dengan hadiah kartu merah langsung memasuki akhir babak kedua, juga melalui penninjauan VAR.
Pasca kekalahan tersebut, Indonesia harus memenangkan laga perebutan tempat ketiga melawan Irak untuk bisa langsung lolos ke Olimpiade. Dan jika kalah, Indonesia masih bisa melaju ke Olimpiade melalu play-off melawan wakil Africa yaitu, Guinea.
ARTICLE TERKINI
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :