SUM 41 telah mengumumkan rencana pembubaran band setelah menyelesaikan tur dunia. Tur yang sedang berjalan dari band rock asal Kanada ini adalah untuk mendukung album mendatang mereka, Heaven :x: Hell.
Kabar tersebut diumumkan dalam akun resmi media sosial Instagram. Unit punk rock yang formasinya kini diisi oleh Deryck Whibley (vokal/gitar), Dave Baksh (gitar), Jason McCaslin (bass), Tom Thacker (gitar/keyboard), dan Frank Zummo (drums) ini pun membuat sebuah postingan berisi tulisan yang mengharukan sekaligus membuat kaget penggemarnya di seluruh dunia.
Dalam sebuah postingan yang diunggah akun Instagram band ini pada 8 Mei 2023 lalu, muncul sebuah pernyataan yang berunyi: “Berada di SUM 41 sejak 1996 memberi kami beberapa momen terbaik dalam hidup kami. Kami selamanya berterima kasih kepada penggemar kami baik lama maupun baru, yang telah mendukung kami dalam segala hal. Sulit untuk mengartikulasikan cinta dan rasa hormat yang kami miliki untuk lo semua dan kami ingin lo mendengar ini dari kami terlebih dahulu.”
“SUM 41 akan dibubarkan. Kami masih akan menyelesaikan semua tanggal tur kami yang akan datang tahun ini, dan kami menantikan untuk merilis album terakhir kami, Heaven :x: Hell, bersama dengan tur utama dunia terakhir untuk merayakannya. Detail akan diumumkan segera setelah kami memilikinya.”
“Saat ini, kami berharap dapat melihat Anda semua skumfuks di jalan dan bersemangat untuk apa yang akan terjadi di masa depan bagi kita masing-masing. Terima kasih untuk 27 tahun terakhir SUM 41.”
Bulan lalu, vokalis Deryck Whibley mengungkapkan kepada Blabbermouth mengenai album baru SUM 41 yang memang belum diumumkan tanggal perilisannya. Dalam pernyataannya, Deryck mengungkapkan bahwa Heaven :x: Hell merupakan double album dengan Heaven yang memilii 10 trek. Lagu-lagu dari bagian Heaven itu berisi suara pop punk old school khas SUM 41. Di antaranya adalah lagu-lagu baru yang mirip dengan hit All Killer dan Does This Look Infected.
Sementara dari sisi Hell juga memuat sebanyak 10 trek. Masing-masing trek di side ini memiliki jenis lagu yang lebih berat seperti halnya album Chuck. Inilah yang dilakukan SUM 41 akhir-akhir ini: suara yang lebih berat. Dengan begitu, album Heaven :x: Hell ini akan memuat 20 trek, Superfriends.
“Banyak dari lagu-lagu ini yang gue tulis secara tidak sengaja. Gue nggak mencoba menulis album pop punk dan yang berat… Perihal pop punk muncul karena selama pandemi, tiba-tiba banyak orang menelepon, manajer gue, atau label, mengatakan, ‘Seniman ini dan itu akan senang melihat apakah lo mau menulis dengan mereka.’,” ungkap sang pentolan SUM 41.
“Banyak orang mencari lagu. Dan gue nggak punya. Dan semua orang berkata, ‘Kami mencari hal-hal pop-punky.’ Jadi gue berpikir, ‘Yah, gue mungkin harus mulai menulis beberapa hal.’ Gue bilang, ‘Gue belum pernah menulis lagu pop punk selama 16 tahun. Jadi gue bahkan nggak tahu apakah bisa melakukannya.’ Jadi saya mulai menulis beberapa, dan saya mendapatkan tiga atau empat, dan saya mendengarkan semuanya,” lanjut Deryck.
Gue sempet bilang, ‘Gue suka ini.’ Gue kaget dengan betapa gue menyukainya. Dan gue pikir, ‘Gue nggak ingin memberikan ini. Gue nggak tahu apa yang akan gue lakukan dengan mereka. Tetapi gue nggak mau memberikannya begitu saja. Gue suka album ini,” lanjut sang vokalis.
SUM 41 sendiri terbentuk pada tahun 1996 silam. SUM 41 menandatangani kontrak dengan Island Records di tahun 1999 dan merilis EP pertamanya, Half Hour of Power, pada tahun 2000. Mereka merilis album debutnya, All Killer No Filler, pada tahun 2001 dan mencapai kesuksesan dengan single Fatlip, yang mencapai nomor satu di tangga lagu Billboard Modern Rock Tracks. Single Fatlip bahkan tercatat tetap menjadi single band yang paling sukses hingga saat ini.
Single album berikutnya, In Too Deep dan Motivation juga meraih kesuksesan komersial. Album All Killer No Filler kemudian mendapatkan sertifikasi platinum di Amerika Serikat dan Inggris Raya dan triple platinum di Kanada.
Pada tahun 2002, band ini merilis album berikutnya, Does This Look Infected?, yang juga sukses secara komersial dan kritik. Album ini menelurkan single The Hell Song dan Still Waiting yang keduanya menempati posisi tinggi di tangga lagu rock modern.
Album berikutnya, Chuck, dirilis pada tahun 2004 dan dipimpin oleh single We're All to Blame dan Pieces. Album ini terbukti sukses, memuncak di nomor 10 di Billboard 200. Pada tahun 2007, band ini merilis album Underclass Heroes, yang mendapat sambutan beragam, tetapi menjadi album band dengan tangga lagu tertinggi hingga saat ini. Underclass Heroes juga menjadi album terakhir band bersama Aquarius Records.
Album Screaming Bloody Murder dirilis via Island Records pada tahun 2011 dengan sambutan positif, meskipun jauh dari kesuksesan komersial dari album pendahulunya. Album studio keenam band, 13 Voices, dirilis pada 2016. IMPALA menganugerahi album tersebut dengan penghargaan emas ganda untuk penjualan 150.000 copy di seluruh Eropa.
Album studio ketujuh band, Order in Decline, dirilis pada Juli 2019. Kini, band ini sedang memproduksi album studio kedelapan mereka berjudul Heaven :x: Hell.
Image source: https://www.instagram.com/sum41/
Please choose one of our links :