Seperti lazimnya genre musik lain, post hardcore adalah warna musik tersendiri yang diminati banyak orang. Post hardcore merupakan salah satu warna musik yang diketahui telah dimulai sejak dekade 1980-an. Namun, interpretasi pendengar terhadap post hardcore pun ikut berubah seiring waktu.
Pada dekade 2000-an dan setelahnya, warna musik ini berubah. Tepatnya ketika memasuki era post hardcore kontemporer. Sejak saat itu, genre musik ini diasosiasikan dengan band-band screamo yang kita kenali saat ini seperti Bring Me The Horizon, Pierce The Veil, maupun A Day To Remember. Permainan dan komposisi yang ditawarkan dari masing-masing band mengusung karakter musik yang lebih inovatif.
Melihat pertumbuhan musik post hardcore ini, kita tentu perlu mengetahui juga bagaimana sejarah dan perkembangan post hardcore hingga menjadi salah satu genre musik cadas yang kita kenali saat ini.
Sejarah post hardcore
Post-hardcore awalnya merupakan aliran musik yang lahir pada pertengahan dekade 1980-an. Di masa itu, beberapa band jebolan skena hardcore punk di Kota Washington D.C., Amerika Serikat, terus berkembang biak. Masing-masing band mengusung karakter musik yang inovatif. Mereka membawakan lagu-lagunya dengan lirik yang cenderung melankolis dan menonjolkan melodi gitar.
Post hardcore merupakan genre punk rock yang tetap mempertahankan agresivitas dan intensitas hardcore punk. Meski begitu, genre post hardcore sudah terpengaruh ekspresi kreatif yang terinspirasi oleh post-punk dan noise rock. Genre post-punk misalnya, istilah tersebut telah diterapkan pada gugus yang luas. Sementara Post-hardcore dimulai pada 1980-an dengan grup-grup musik seperti Hüsker Dü dan Minutemen.
Dalam perkembangannya pada dekade 1980-an dan 1990-an, post hardcore terpengaruh pergerakan hardcore seperti Fugazi serta grup musik seperti Big Black dan Jawbox yang sangat dekat dengan noise rock. Pada dekade 2000-an, post hardcore mencapai kesuksesan arus utama seiring popularitas beberapa grup musik seperti My Chemical Romance, AFI, Underoath, Hawthorne Heights, The Used, At the Drive-In, maupun Senses Fail.
Selanjutnya pada deade 2010-an, grup musik Sleeping with Sirens dan Pierce the Veil mencapai puncak suksenya dan band seperti Title Fight dan La Dispute berada pada popularitas musik underground.
Untuk karakteristiknya, genre post hardcore ini masih mengikuti “tradisi” dari genre hardcore punk sangat mengandalkan tempo cepat, suara keras, dan bass yang berat. Genre post hardcore juga menekankan "etos do-it-yourself (DIY)"-nya.
Menurut basis data musik AllMusic, grup-grup musik baru yang post hardcore ini banyak menemukan bermacam cara yang rumit dan dinamis untuk melarikan diri dari aturan hardcore yang 'cepat dan keras'. Selain itu, banyak vokalis grup band ini menyampaikan lirik yang cenderung membisik yang seolah-olah menggila. AllMusic juga menyebut bahwa band post hardcore telah menemukan cara kreatif untuk membangun dan melampiaskan ketegangan dalam bermusik ketimbang menghamburkan caci-maki mereka secara singkat, tajam, dan hingar-bingar.
Jeff Terich dari Treblezine menyatakan bahwa alih-alih berada pada batasan hardcore yang ketat, musisi post hardcore sudah tak lagi mengandalkan gang vocal dan powerchord, tetapi lebih banyak menggabungkan ide kreatifnya untuk punk rock. Sebagai informasi, genre post-punk pada akhir 1970-an dan awal 1980-an di Inggris sangat memberikan pengaruh besar bagi perkembangan musikal grup musik post hardcore. Sejumlah band sudah bereksperimen dengan berbagai genre, termasuk soul, dub, funk, jazz, dan dance-punk seiring berkembangnya genre. Jamak diketahui bahwa karena beberapa band post hardcore beranggotakan orang-orang yang berasal dari dunia hardcore punk, banyak dari mereka mampu mengembangkan suara mereka saat menjadi musisi yang lebih terampil.
Beberapa band post hardcore
1. Fugazi
Fugazi adalah band post hardcore asal Amerika Serikat yang dibentuk di Washington, D.C. pada tahun 1986. Band ini terdiri dari gitaris dan vokalis Ian MacKaye dan Guy Picciotto, bassis Joe Lally, dan drummer Brendan Canty. Mereka terkenal karena musiknya yang melampaui gaya, sikap etis DIY, cara praktik bisnis, dan penghinaan terhadap industri musik. Fugazi telah melakukan banyak tur di seluruh dunia dan menghasilkan enam album studio, sebuah film dan serial live komprehensif. Fugazi telah mendapatkan pujian kritis dan kesuksesan band di seluruh dunia dan sangat berpengaruh pada musik punk dan alternatif. Band ini telah hiatus untuk waktu yang tidak ditentukan sejak tahun 2003.
2. Quicksand
Quicksand adalah band post hardcore asal New York City, Amerika Serikat. Quicksand didirikan pada 1990 dengan debut EP self-titled diikuti oleh dua album label besar, Slip (1993) dan Manic Compression (1995). Band ini mendukung rilisan mereka dengan tur ekstensif tetapi gagal mencapai kesuksesan mainstream yang diantisipasi oleh label mereka. Faktor-faktor ini dan tekanan internal membuat mereka berpisah pertama kali pada tahun 1995 dan sekali lagi pada tahun 1999 setelah reuni yang gagal selama satu setengah tahun. Pada Juni 2012, Quicksand bersatu kembali untuk pertunjukan satu malam khusus. Album ketiga band (full-length pertama dalam 22 tahun), Interiors, dirilis pada 10 November 2017.
3. At the Drive-In
At the Drive-In adalah band post hardcore Amerika Serikat asal El Paso, Texas. Band ini dibentuk pada tahun 1994 yang line-up terbarunya terdiri dari Cedric Bixler-Zavala (vokal), Omar Rodríguez-López (gitar, vokal), Paul Hinojos (bass), Tony Hajjar (drum), dan Keeley Davis (gitar, vokal). At the Drive-In merilis tiga album studio dan lima EP sebelum bubar pada tahun 2001. Album ketiga dan terakhir sebelum berpisah, Relationship of Command (2000), menerima sejumlah penghargaan dan disebut sebagai genre post hardcore. Setelah perpisahan itu, Bixler-Zavala dan Rodríguez-López membentuk Mars Volta sementara Ward, Hinojos, dan Hajjar membentuk Sparta.
At the Drive-In bersatu kembali pada Januari 2012 dan memainkan Festival Musik dan Seni Coachella Valley 2012, serta Festival Lollapalooza 2012. Pada tahun 2016, band ini bersatu kembali untuk kedua kalinya, dengan gitaris dan vokalis utama Jim Ward tidak lagi berpartisipasi. Ia digantikan oleh Keeley Davis dari Sparta. Band ini merilis album studio keempat mereka, in•ter a•li•a (2017). Setelah itu, band ini mengumumkan hiatus pada November 2018.
Image source: Shutterstock
ARTICLE TERKINI
1 Comments
Other Related Article
1
/
10
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
YUSIA KRISTANTO
24/04/2025 at 23:21 PM