Bottlesmoker berkolaborasi dengan Nabila Gasani dalam single terbaru mereka yang berjudul Menjadi Cahaya. Nabila Gasani adalah seorang hypnotherapist dan human design reader. Kolaborasi Bottlesmoker dan Nabila Gasani ini terjadi karena sebuah konsep yang diusung yaitu music healing experience yang berdurasi selama enam belas menit. Lagu ini bisa jadi pemandu bagi kita pendengarnya untuk menyelami diri serta tahapan-tahapan selanjutnya untuk melakukan meditasi.
Menurut penuturan mereka, Bottlesmoker selalu tertarik untuk menulis lagu yang fokusnya pada spiritualisme. Selain outputnya bisa dijadikan untuk rangsangan bermeditasi, proses penulisannya pun memberikan Bottlesmoker banyak pengalaman baru. Mereka tuangkan semua energi positifnya selama proses ini ke dalam lagu Menjadi Cahaya.
Lagu ini hadir setelah sebelumnya Bottlesmoker menghadirkan Konser Plantasia, sebuah album live yang rilis di tahun 2021. Menjadi Cahaya sendiri juga dirilis bertepatan pada perayaan Hari Meditasi Dunia yang diharapkan bisa menjadi teman dan tempat bagi para pendengarnya untuk mencari dan menemukan kembali cahaya dalam diri mereka masing-masing.
“Karena ragam spektrum kehidupan seringkali membuat manusia terdistraksi dari tujuan sejatinya. Dengan menerima, berserah dan menjalani hidup apa adanya, menjadi jalan untuk bisa kembali menjadi cahaya”, tambah Nabila.
Energi positif lain yang hadir dari rilisan single ini, baik Bottlesmoker dan Nabila Gasani menjanjikan jika setelah Menjadi Cahaya masih akan ada kolaborasi-kolaborasi lainnya dari mereka. Dimana Menjadi Cahaya jadi babak pertama dan awalan kolaborasi mereka selanjutnya.
Bottlesmoker adalah duo musisi elektronik yang berasal dari Bandung. Bottlesmoker beranggotakan dua musisi yaitu Anggung Suherman atau Angkuy dan Ryan Adzani atau Nobie ini menciptakan lagu-lagu dengan memodifikasi sendiri instrumen musik mereka atau konsep penciptaan musik yang sering dikenal dengan istilah circuit-bending. Sering kali Bottlesmoker juga menggunakan instrumen musik mainan seperti glockenspiel, hand bell, melodika, bahkan alat atau mainan apapun yang bisa menghasilkan suara seperti handphone mainan, radio, bahkan hingga Nintendo DS. Bottlesmoker juga menciptakan instrumen mereka sendiri seperti Noise Box, Theremin, 8 Step Sequencer, sehingga Bottlesmoker bisa memproduksi musik yang begitu unik dan memiliki ciri khas mereka sendiri yang tidak dimiliki musisi lain. Dengan berbagai macam instrumen tersebut, mereka mengombinasikan suara-suara unik dari berbagai macam instrumen tersebut dan menciptakan musik elektronik yang selalu mereka bagikan secara gratis.
Sejak tahun 2005, duo musisi ini telah mulai menciptakan musik eksperimental dalam cakupan genre pop elektronik yang disebut indietronic instrumental, yang pada masa itu masih merupakan sesuatu yang langka di Indonesia. Bottlesmoker lahir dengan keinginan untuk menyimpang dari cara biasa dalam membuat musik. Pada tahun-tahun awal ini, musik mereka yang bergaya instrumental dengan tempo rendah masih kurang mendapat respon dari kebanyakan penikmat musik di negaranya sendiri yang lebih dahulu familiar dengan beat musik elektronik semacam techno house bertempo cepat.
Bottlesmoker menciptakan musik mereka hanya dari dalam kamar, sebuah cara yang tidak umum jika dibandingkan dengan musisi lain yang merekam karya mereka di studio rekaman. Cara berkarya seperti ini yang kemudian lebih dikenal dengan istilah bedroom music (musik kamar tidur atau sebelumnya terkenal sebagai musik lo-fi) karena karya musik yang dapat diciptakan bahkan dari dalam kamar tidur. Pada masa awal berkarya, mereka menggunakan platform Myspace. Saat itu mereka masih sering memakai konsep SASE (Self Address Stamped Envelopes) untuk menyebarkan lagu-lagu mereka kepada siapapun di seluruh dunia secara gratis. Mereka menggunakan metode ini karena sadar dengan konsep musik mereka yang tidak cocok dengan label rekaman konvensial.
Bottlesmoker merilis album pertama mereka pada tahun 2005 dengan tajuk Before Circus Over secara gratis di Myspace. Album ini kemudian dirilis kembali pada tahun 2008 di bawah naungan Neovinyl Netlabel, sebuah netlabel asal Spanyol. Pada tahun yang sama, Bottlesmoker mendapat tawaran untuk merilis album kedua Slow Mo Smile oleh Probablyworse Records asal Amerika Serikat, yang kemudian pada tahun 2011 dirilis ulang noleh Neovinyl Netlabel.
Masih pada tahun 2008, mereka juga memproduksi EP berjudul Walls & Messenger Day, sebagai hasil gabungan dari dua lagu dalam EP tersebut yang berjudul Walls dan Messenger Day. Pada tanggal 7 Juli 2010, Tsefula/Tsefuelha Records, netlabel dari Jakarta merilis single kolaborasi Bottlesmoker dengan Sunday Carousel dan Ajie Gergajie berjudul Before Circus Over + Frozen Scratch Cerulean.
Pada tahun 2012, Misspelled Records menggandeng mereka untuk merilis album bertajuk Let's Die Together in 2012, sebuah album yang sangat terasa perbedaannya dibanding album-album mereka sebelumnya. Masih di tahun yang sama, mereka kembali merilis album kolaborasi berjudul On The Other Hands berisi lagu-lagu mereka dari album terdahulu yang telah di-remix oleh 10 musisi lain. Album selanjutnya berjudul Hypnagogic, sebuah album yang dirilis di bawah naungan label Dystopiaq pada tahun 2013 dan berisi 22 lagu. 20 lagu dari album Hypnagogic tersebut kemudian kembali di-remix oleh 20 musisi berbeda pada tahun 2015 dengan judul Bottlesmoker On The Other Hands; Hypnagogic Remix dan dirilis oleh 2 label berbeda yang kemudian bergabung, yaitu Tsefula/Tsefuelha Records dan Yes No Wave Music, netlabel yang berbasis di Yogyakarta.
Pada tanggal 14 juli 2016, Bottlsemoker kembali merilis EP bertajuk Polarity dengan tiga lagu dari lima lagu di dalamnya dibuat dari hasil kolaborasi dengan beberapa musisi lain. Lanjut pada tahun 2017, mereka bekerja sama dengan etnomusikolog Palmer Keen asal Amerika Serikat yang sedang melakukan ekspedisi field recording kesenian daerah di Indonesia menggunakan platform Aural Archipelago, untuk menghasilkan album mereka yang bertajuk Parakosmos dan dirilis bertepatan dengan netlabel day, yaitu pada tanggal 14 Juli.
Image source: Pop Hari Ini
ARTICLE TERKINI
1
                Daftar Jenis Bela Diri Jepang yang Populer di Indonesia
            
                                
                2
                5 Bela Diri Terkuat di Dunia yang Terkenal Paling Sulit dan Menyeramkan
            
                                
                3
                Speed atau Power? Lebih Unggul Mana di MMA? Jawabannya Bikin Lo Nggak Nyangka!
            
                                
                4
                Ada Harapan Cerah Buat Juventus Kalau Diasuh Luciano Spalletti
            
                                
                5
                Kekalahan Liverpool Adalah Sebuah Berkah di Balik Musibah, Ini Alasannya
            
                        Article Category : Super Buzz
Article Date : 03/06/2022
5 Comments
Other Related Article
            
                
            1
            /
            10
        
            Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
 
			 
								 
								 
								 
								 
								 
       
     
                         
                         
   
   
   
   
   
   
   
   
   
  
Nazrul Arifin
30/01/2025 at 09:29 AM
Panji Nugraha
10/03/2025 at 16:26 PM
Agus Samanto
22/04/2025 at 06:28 AM
AyuRL Ningtyas
13/09/2025 at 12:25 PM
Muhamad Saifudin
19/09/2025 at 21:58 PM