Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Dave Grohl

Tanggal 4 Juli 2020 merupakan hari yang spesial bagi Dave Grohl. Pria yang kini dikenal sebagai pentolan dari grup rock Foo Fighters ini, pada 25 tahun silam merilis album self-titled bersama Foo Fighters yang hingga hari ini mengubah nasibnya, dari seorang drummer begundal di Nirvana, menjadi vokalis sekaligus gitaris karismatik bersama Foo Fighters.

Dalam sebuah sesi wawancara bersama Matt Wilkinson dari Apple Music, Dave mengenang masa-masa awal peralihannya dari Nirvana ke Foo Fighters. Menurutnya, berada di belakang set kala itu dan kini menjadi yang terdepan di sebuah unit rock raksasa, rasanya campur aduk dan membutuhkan nyali yang besar.

"Semua ini membutuhkan waktu yang lama untuk saya. Maksud saya, ketika saya memasuki panggung, 'Hey, Oke, ayo selesaikan'. Tapi itu sekarang, berbeda dengan puluhan tahun lalu, bahkan dalam sesi wawancara sekalipun, saya sering merasa gugup.

Saya merasa tidak nyaman, dan saya menyadarinya. Saya merasa seperti tidak biasa berada di depan seperti itu dan bahkan saya tidak ingin melihat wawancara-wawawancara saya sendiri di saat itu," ungkapnya.

Tidak hanya pergantian posisi yang membuat Dave Grohl merasa tertekan. Perlakuan dari para penggemar Nirvana dan media kepada dirinya saat berada di Foo Fighters pun turut membuatnya cukup kebingungan kala itu.

"Ada beberapa wartawan yang saat itu bertanya, 'Kenapa kamu berani bermain musik lagi setelah bersama Nirvana ?', saya merasa, 'Ya apalagi yang harus saya lakukan?'" ujarnya lagi.

Saat memulai Foo Fighters, Dave Grohl merasa mereka harus berangkat dari bawah lagi, tepat seperti apa yang ia lakukan di Nirvana. Daripada menjadi band pembuka untuk konser-konser mewah, Dave lebih menginginkan untuk kembali ke van dan menggelar tur sederhana yang menurutnya lebih nyaman.

"Dalam melakukan tur promo atau wawancara bersama media, kami mencoba sesederhana itu karena semuanya terasa begitu menakutkan. Saya tahu bahwa saya sedang berjalan di level yang lebih tinggi saat itu, saya tahu saya akan diamati sebegitunya dan saya sadar bahwa akan muncul berbagai perbandingan," kenang Dave Grohl.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#dave grohl #nirvana #foo fighters

Article Category : Super Buzz

Article Date : 06/07/2020

Supermusic
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

0 Comments

Comment
Other Related Article
1 / 10

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive