Brad Wilk 'RATM' Pernah Hampir Jadi Drummer Pearl Jam

Use your email address, user id, or Phone Number* Please Insert the correct Email Address

Insert Password*

Please Insert the correct Email Address

Keep me Logged In

Forgot Password ?

Or use

Insert Email*

Name* Please Insert the correct Name

Gender* Please Select the gender

Date of Birth*

Phone Number* Please Insert the correct Phone Number

User ID Please Insert the correct User ID

Password*

Contain at least one Uppercase
Contain at least two Numbers
Contain 8 Alphanumeric

Please Insert the correct Email Address

Confirm Password*

Please Insert the correct Email Address

Referral Code

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Go Back Home Check My Profile

Reset Password

Please choose one of our links :

Penabuh drum band rock kontroversial Rage Against the Machine, Brad Wilk, baru-baru ini menyatakan bahwa dirinya pernah sekali mengikuti audisi menjadi personel Pearl Jam. Pada tahun 1991, ketika Wilk baru menginjak usia 23 tahun, ia mengakui jika Eddie Vedder pernah menghubungi untuk mengajaknya ikut audisi band, pasca drummer Pearl Jam sebelumnya, Dave Krusen memutuskan hengkang.

“Mereka berkunjung ke Inggris untuk proses mixing album ‘Ten’, yang dilakukan oleh Tim Palmer, lalu aku mendapat panggilan dari Eddie. ‘Kami baru saja kehilangan drummer kami, aku ingin kau datang dan bertemu dengan semua orang. Aku akan mengirimimu rekaman-rekaman lagu’.” ucap Brad Wilk melalui podcast Let There Be Talk, dilansir melalui NME.

“Aku seperti tak percaya dengan hal tersebut, aku tak pernah ke luar negeri, aku harus mengambil pasporku, lalu aku mendengarkan lagu-lagu mereka, aku begitu muda dan berpikir, ‘Ini adalah saatnya’. Aku terbang ke Eropa dan kami bermain bersama, aku dan Eddie memiliki kisah ini, dan kami bersama di Eropa, tapi para personel lainnya menganggapku seperti orang baru.”

“Singkat cerita, aku pergi kesana, dan aku tidak klop secara musikal, terutama dengan Jeff Ament, yang merupakan pemain bass hebat, pria yang mengagumkan, dan ini adalah permasalahan klasik – tak peduli seberapa hebat dirimu, chemistry adalah segalanya. Aku tak merasa klop dengan mereka, dan aku bukan orang yang tepat bagi mereka,” ujarnya.