Dalam beberapa tahun ke belakang, nama Rizky Aulia atau yang lebih beken dikenal Kiki Aulia Ucup tampaknya telah jadi sosok penting di dalam industri musik Tanah Air. Kiki Aulia Ucup memanglah bukan seorang musisi, namun talentanya dalam melihat peluang di dunia musik menjadikan dirinya jadi figur yang tidak bisa dipisahkan dari pergerakan industri musik di Indonesia.
Sebelum dikenal sebagai salah satu orang di balik festival musik terbesar di Asia Tenggara, Kiki Aulia Ucup sudah lebih dulu malang melintang di dunia musik sejak tahun 2008. Di tahun tersebut, Kiki Aulia Ucup bergabung ke dalam ruang lingkup label independen berkualitas di Indonesia Demajors. Kiki Aulia Ucup bergabung ke dalam label musik independen tersebut bukan sebagai seorang musisi, namun berperan sebagai manajer dan program director untuk label independen tersebut. Meskipun bukan berperan sebagai musisi, di label itulah perjalanan karier Kiki Aulia Ucup di Industri Musik bermula.
Musisi pertama yang ditangani oleh tangan dingin dari Kiki Aulia Ucup adalah Adhitia Sofyan, Kiki Aulia Ucup dan Adhitia Sofyan mulai bekerja sama sejak tahun 2010 sebagai pasangan manajer dan musisi. Hubungan profesional mereka berjalan hingga 3 tahun lamanya. Kiprah manajerial Kiki Aulia Ucup tidak berhenti di situ. Kariernya sebagai seorang manajer pun dilanjutkan dengan nama-nama yang tidak kalah besar, seperti Barasuara dan Danilla. Peran Kiki Aulia Ucup di belakang layar para musisi tersebut berhasil terbukti secara efektif mengingat nama-nama yang pernah dan masih bekerja sama dengan dirinya mendapatkan eksposur dan kapasitas yang terbilang hebat.
Di tahun 2016 saja, Kiki Aulia Ucup berhasil membawa Barasuara untuk dapat tampil di atas panggung sebanyak 167 kali. Pertemuan Kiki Aulia Ucup bersama Barasuara dimulai dari perkenalannya bersama Iga Massardi. Kala itu, Iga Massardi masih bermain sebagai seorang gitaris untuk Soulvibe. Berawal dari perkenalan dan hubungan yang terus terjalin dengan baik, akhirnya Iga Massardi memercayai Kiki Aulia Ucup untuk membantunya dalam menggarap beberapa event. Setelah itu, Kiki Aulia Ucup juga diikut sertakan dalam mencarikan panggung untuk Barasuara hingga akhirnya diangkat sebagai manajer untuk band garapan Iga Massardi tersebut.
Di masa baktinya dalam Barasuara, Kiki Aulia Ucup juga sempat bercerita bagaimana dirinya menyiasati agar Barasuara bisa tampil sebagai sebuah band berkualitas meskipun masih terbilang baru saat itu. Kiki Aulia Ucup mengakui bahwa di awal-awal terbentuknya Barasuara, sempat ada persetujuan tentang tarif panggung untuk band tersebut. Namun, ada kalanya Barasuara pun sempat manggung gratis. Meskipun begitu, Kiki Aulia Ucup menyiasati hal tersebut dengan pendekatan negosiasi yang cerdas. Demi mengambil keuntungan di balik hal tersebut, Kiki Aulia Memastikan agar Barasuara yang kala itu masih dianggap sebagai band baru untuk dapat mengisi slot prime time di atas panggung. Hal tersebut didasari atas Barasuara yang telah berkorban untuk tidak mendapatkan tarif yang sesuai dari penampilan mereka.
Selain berperan sebagai sebagai seseorang yang bertugas dalam mencarikan tempat bermain bagi sebuah band, Kiki Aulia Ucup juga menyatakan bahwa manajer pun harus bisa bertindak sebagai bendahara sekaligus divisi finansial dari band tersebut. Pendapatan yang sebuah band dapatkan harus dibagikan secara adil untuk memenuhi seluruh kebutuhan dari para musisi, mulai dari gaji, biaya operasional, biaya kru dan manajer, anggaran promosi, hingga biaya transportasi. Seluruh aspek tersebut harus memiliki perhitungan yang jelas agar setiap sendi di dalam sebuah band atau kelompok musik dapat bekerja dan berfungsi secara optimal.
Selain berperan sebagai seorang manajer, Kiki Aulia Ucup juga kerap kali terlibat dalam sebuah produksi festival musik. Baik untuk festival musik berskala besar maupun independen. Salah satu karya terbesar yang lahir dari isi kepala Kiki Aulia Ucup adalah Synchronize Fest di tahun 2016. Untuk salah satu festival musik terbesar di Asia Tenggara tersebut, Kiki Aulia Ucup berperan sebagai seorang program director.
Konsep tentang festival musik garapan Demajors ini lahir dari Kiki Aulia Ucup dan David Karto, pendiri label Demajors, yang menginginkan sebuah festival musik tanpa batasan genre. Mungkin jika dipandang sebelah mata, festival musik tersebut tampak kurang memiliki appeal karena kurangnya aspek fokus dalam musiknya sendiri. Namun, siapa sangka festival musik tersebut ternyata bisa menjadi ruang berkumpul bagi siapa pun sesama pecinta musik untuk menikmati penampilan dari para idolanya. Melalui keterlibatannya di dalam produksi festival musik, Kiki Aulia Ucup pun mengaku mendapatkan banyak pengalaman serta ragam momen yang tidak bisa dirinya lupakan. Di antaranya adalah kehadiran Rhoma Irama untuk menjadi salah satu line up sebuah festival musik yang identik dengan anak muda. Begitu pula dengan hubungan yang dia dapatkan dari mendiang Didi Kempot.
Baca Juga : The Govenors Ball Music Festival 2016
Meskipun terbilang telah jadi sosok yang cukup berpengaruh dan kompeten di industri musik, Kiki Aulia Ucup ternyata cukup sering membagikan ilmunya kepada orang-orang yang ingin juga ikut terjun sebagai pihak di balik layar industri musik Tanah Air. di tengah-tengah kesibukannya, Kiki Aulia Ucup masih menyempatkan diri untuk berbagi ilmu di berbagai ruang diskusi, komunitas, bahkan media sosial untuk para generasi muda yang juga ingin mengikuti tapak kariernya, baik sebagai seorang program director sebuah event musik maupun sebagai seorang manajer untuk musisi.
Image courtesy of Kiki Aulia Ucup / Paquita Genuschka
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 15/02/2021
Article Category : Super Buzz
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :