Vokalis grup band Feast, Baskara Putra, melebarkan sayap kariernya di dunia permusikan Indonesia dengan bersolo karier. Keputusan ini diambil Baskara pada akhir tahun 2018.
Musisi dan penulis lagu bernama lengkap Daniel Baskara Putra ini mengambil julukan 'Hindia' untuk karier solonya. Di awal memutuskan menjajal karier solo, Baskara merilis album mini berjudul Tidak Ada Salju di Sini bersama Petra Sihombing, Krautmik, Enrico Octaviano, dan Rubina untuk menyambut Natal tahun 2018.
Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tersebut lantas merilis single yang berjudul Evaluasi pada 22 Maret 2019. Disusul dengan single Secukupnya pada 3 Mei 2019.
Memasuki bulan Juni 2019, Baskara semakin produktif melahirkan karya-karya untuk karier solonya dengan merilis dua single yaitu Tinggalkan di Sana dan Jam Makan Siang. Di lagu Jam Makan Siang, Baskara menggandeng rapper Indonesia, Matter Mos.
Karier sebagai penyanyi solo semakin serius dijalani oleh Baskara. Mulai 31 Oktober 2019, ia merilis rangkaian pengumuman di akun Instagram pribadinya tentang album terbarunya.
Akhirnya pada 29 November 2019, Baskara resmi merilis album solonya bertajuk Menari dengan Bayangan. Terdapat 15 lagu di dalam album ini di antaranya Evaluasi, Secukupnya, Jam Makan Siang, Belum Tidur, Membasuh, Dehidrasi, dan Apapun yang Terjadi.
Lalu terdapat beberapa lagu di mana Baskara mengajak beberapa kolaborator ternama dari lintas genre seperti Petra Sihombing, Matter Mos, Sal Priadi, hingga Rara Sekar.
Melalui album Menari Dengan Bayangan, Baskara tak hanya berbicara soal dirinya, tapi juga mewakili pengalaman orang lain. Begitu pula aspek di dalam materi albumnya. Baskara begitu ciamik mengolah tema-tema yang relevan dengan kehidupan anak mudah kiwari.
Tema-tema dari album itu begitu luas. Baskara berbicara tentang polarisasi politik, tentang toxic society, bahaya dari media sosial, hingga persoalan patah hati. Semua itu disajikan dengan sederhana dan Baskara berupaya membuatnya tak menjadi klise.
Untuk merayakan peluncuran album, Baskara mengadakan konser bertajuk "Perayaan Bayangan" di Studio Palem, Jakarta Selatan pada 4 Desember 2019. Baskara pun menggelar konser tur bertajuk "Tur Bayangan" di lima kota besar Pulau Jawa yang dilaksanakan bulan Februari 2020.
Selain berkarier sebagai penyanyi solo dan pemain band, Baskara juga merambah ke dunia produksi musik dengan menjabat sebagai brand manager dari Double Deer Records. Bersama rekan-rekannya, ia kemudian mendirikan perusahaan label rekaman dan manajemen bakat yang bernama Sun Eater Coven.
Nah, melalui label Sun Eater Coven ini pula Baskara mengelola band Feast sehingga ia mengaku dirinya tak terlalu kesulitan dalam membagi waktu untuk tampil bersama bandnya dan saat bernyanyi solo. Selain Hindia dan Feast, label milik Baskara ini membawahi beberapa musisi lain seperti Agatha Pricilla, Aldrian Risjad, dan Mothern.
Baskara dan Karier Feast
Tidak bisa dimungkiri bahwa nama Baskara dan tajuk kariernya solonya Hindia berkembang dan dikenal publik karena Feast terlahir lebih dulu. Dari sana, Baskara menunjukkan bakatnya sebagai musisi berbakat Indonesia.
Baskara membentuk Feast bersama Adnan Satyanugraha Putra, Dicky Renanda Putra, Fadli Fikriawan Wibowo, dan Adrianus Aristo Haryo. Feast sendiri mengusung musik bergenre rock.
Aspek yang membuat Feast tumbuh menjadi komoditi panas di permusikan independen lokal adalah musik yang ditawarkan dinilai cukup segar. Mereka meleburkan aroma musik rock dengan elemen-elemen elektronik yang membuat antusiasme para pendengar meningkat.
Selain itu, Feast menawarkan lagu-lagu yang relevan dengan kalangan anak muda. Baskara tentunya punya andil besar pada perjalanan karier Feast sebagai frontman. Kemampuan Baskara menangkap isu-isu terkini membuat Feast memiliki ciri khas.
Pada 2014, Feast merilis lagu debutnya berjudul Camkan. Pada 18 September 2017, Feast akhirnya merilis mini album perdana bertajuk Multiverses. Feast menggandeng banyak kolaborator ternama seperti vokalis Bam Mastro, Elephant Kind, rapper Ramengvrl, Mardial, Oscar Lolang, hingga Haikal Azizi.
Multiverses menampilkan identitas sonik yang cair. Feast membuat musik rock yang mereka mainkan dipadu elemen lain. Feast menghadirkan derap hip-hop, halusnya gitar akustik dan selusin musisi tamu dari berbagai spektrum bunyi.
Ada 11 lagu di album Multiverses seperti Riphunter, Kelelawar, Sectumsempra, Wives of (We Belong Dead). Baru pada 13 Juli 2018, Feast merilis lagu baru berjudul Peradaban. Feast juga berkolaborasi dengan Rayssa Dynta pada lagu Berita Kehilangan pada Agustus 2018. Lagu ini berkisah tentang kasus kriminal, pemerkosaan, dan terorisme di Indonesia.
Setelah konsisten merilis single, Feast lantas meluncurkan album kedua dengan tajuk Membangun dan Menghancurkan. Beberapa lagu di album ini sangat dekat dengan isu-isu kiwari seperti lagu Dalam Hitungan yang memiliki lagu satir tentang polarisasi politik dan candu media sosial di Indonesia.
Ada pula lagu berjudul Tarian Penghancur Raya yang bercerita tentang isu kerusakan alam. Pada penghujung 2019, Feast berkolaborasi dengan The Panturas untuk merilis single berjudul Gelora. Lagu ini dimaksudnya menyambut gelaran SEA Games 2019 di Filipina.
Baca Juga: Martin Ed Sheeran X Signature Edition
Berbicara tentang Baskara yang memutuskan berkarier solo dan tetap bersama Feast, album solo bukan sesuatu yang asing bagi seorang frontman. Ambil contoh Thom Yorke yang mengeluarkan Anima (2019) atau Julian Casablancas yang merilis Phrazes for the Young (2009). Karya-karya ini pada dasarnya adalah sarana aktualisasi diri seorang musisi atau bisa jadi merupakan sebuah proses yang barangkali tidak didapatkan ketika mereka berada di dalam band.
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 09/10/2020
Article Category : Super Buzz
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :