Lawless Jakarta Records
Nilai: 8.0/10
Setelah alpa merilis album selama tujuh tahun, Kelelawar Malam kembali dengan kekuatan penuh. Pergantian personel dan perombakan lini adalah salah satu faktor penting di album Jalan Gelap.
Perubahan itu adalah perpindahan Deta ‘Beringas’ dari bassis menjadi gitaris, bergabungnya Uri ‘Pembantai dari Mongol’ di pos bassis, dan masuknya Hafidh ‘Buto’ sebagai drummer. Perubahan formasi tiga gitaris ini memungkinkan Kelelawar Malam terdengar konsisten dan lebih variatif secara bersamaan.
[bacajuga]
Jalan Gelap tetap pekat dipenuhi ciri khas Kelelawar Malam, yaitu horror punk yang bersilangan dengan beberapa sound lain dari spektrum musik rock dan metal. Di lagu “Jalan Gelap”, dan “Setan Jalanan”, tulang punggung horror punk bertemu lick dan solo gitar New Wave of British Heavy Metal. Kering, cepat, dan melengking. Jalan Gelap terdengar jauh berbeda dari sound album Kelelawar Malam (2010), walau masih mempertahankan formula yang sama.
Sound lain yang merasuki Jalan Gelap adalah rockabilly, desert/stoner rock, dan black metal. Bebunyian tersebut terdengar sporadis sepanjang album, bercampur tanpa terdengar dipaksakan. Berbagai pengaruh sound tersebut tidak membuyarkan fokus Jalan Gelap, justru menjadi bagian penting dari nyawa album ini.
Berbagai sound tersebut tak hanya bergentayangan dan membentuk atmosfer album secara keseluruhan, tapi di beberapa lagu justru menegaskan keunikan Kelelawar Malam, contohnya adalah lick funk yang membuka “Sang Pembantai”. Selain terdengar segar dan berbeda, bagian ini juga menunjukkan perkembangan komposisi lagu Kelelawar Malam.
Perubahan tersebut terlihat jelas di lagu “Babylon”, yang pantas disebut sebagai lagu terbaik Kelelawar Malam. Vokal beroktaf tinggi membelah gang shout, solo gitar hard rock 70-an, dan ketukan bertempo cepat. Semua elemen yang hadir di rilisan Kelelawar Malam disatukan dan membentuk perpaduan mengerikan.
Elemen lain yang terdengar wajar tapi tetap mengejutkan adalah riff dan blastbeat black metal yang muncul di separuh lagu penutup, “Merapi”. Tanpa harus terhisap total dalam kegelapan, “Merapi” kembali di babak akhir dengan akselerasi khas hardcore punk yang menutup album dengan energi penuh.
Di tengah perkembangan musik dan komposisi Kelelawar Malam, satu hal yang tetap menjadi ciri khas adalah vokal Sayiba ‘Von Mencekam’. Di Jalan Gelap, vokal rendahnya berada di tengah Iwan Fals dan Glenn Danzig, yaitu ‘besar’, menggema tetapi berintonasi datar. Penyampaian datar ini menimbulkan efek lain; lirik-lirik mistis justru terdengar seperti kisah petualangan, dan di beberapa bait, cerita humor.
Perubahan signifikan sound Kelelawar Malam juga dapat dideteksi lewat vokal Sayiba. Alih-alih terdengar berat dan kotor, Jalan Gelap justru memiliki sound tebal dan jernih. Aspek ini adalah perubahan terbesar Jalan Gelap. Ironisnya, sound horror metal punk mereka justru terdengar jauh lebih baik dengan mix bersih dan “cerah”.
Satu-satunya kekurangan Jalan Gelap adalah durasi yang terlalu pendek. Delapan lagu sepanjang 25 menit memang menghasilkan kepadatan dan keterkaitan antar lagu. Namun, pendeknya durasi Jalan Gelap menjadi kelemahan dengan alasan sederhana: jika Kelelawar Malam memang ingin melepas album tujuh tahun sekali, musik dengan kualitas Jalan Gelap pantas didorong menuju durasi maksimum.
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 09/06/2017
Article Category : Super Buzz
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :