Slipknot selalu siap menyambut dan merayakan hari Halloween. Unit metal asal Amerika Serikat itu resmi melepas merchandise replika topeng dari era album We Are Not Your Kind ke pasaran.
Bukan rahasia lagi jika Slipknot punya konsep topeng yang berbeda-beda di setiap album yang mereka rilis. Nah, kini impian para Maggots (sebutan untuk penggemar Slipknot) bisa merasakan menggunakan topeng band favorit mereka terealisasikan.
Masing-masing dari sembilan personel Slipknot di album We Are Not Your Kind diwakili dengan masing-masing topeng, meski tidak semua topeng memiliki harga yang sama. Topeng berduri dari Craig Jones menjadi topeng paling mahal dari katalog itu dengan harga mencapai 55 dolar AS atau sekitar Rp 808 ribu.
Beberapa alasan yang bikin topeng ini lebih mahal dikarenakan topeng ini dilengkapi dengan resleting di bagian mulut dan punggung sehingga membuat topeng ini lebih padat karya dalam hal pembuatannya. Sementara topeng sang frontman, Corey Taylor, dibanderol dengan harga 40 dolar AS (Rp 580 ribu).
Topeng milik sang vokalis Slipknot dilengkapi dengan dua tali kulit imitasi serta tali yang dapat disesuaikan. Sementara itu, masing-masing topeng dari personel lainnya dijual dengan harga 35 dolar AS atau sekitar (Rp 514 ribu).
"Soal inspirasi di balik adanya merchandise ini, visi saya adalah tentang bagaimana mencoba menciptakan sesuatu yang tidak nyaman-–tidak hanya untuk saya pakai, tetapi juga untuk dilihat orang. Saya ingin memperlihatkan bagaimana topeng ini seperti dibuat di ruang bawah tanah seseorang, sesuatu yang dibuat khusus untuk bercinta dengan orang lain," jelas Corey soal merchandise replika topeng Slipknot.
"Ini adalah representasi dari opini publik yang menghasilkan uang, mereka ingin menjatuhkan orang karena cara hidup mereka, meskipun mereka tidak benar-benar mengenal mereka. Persetan dengan omongan orang, saya benar-benar tidak peduli apa yang Anda pikirkan tentang saya, jadi ini dia (topeng Slipknot),” ujarnya.
We Are Not Your Kind sendiri merupakan album studio keenam milik Slipknot yang dirilis pada Agustus 2019. Album yang dirilis dalam naungan EastWest Studios tersebut berisikan 14 lagu dan album ini mampu menduduki posisi 10 di Billboard Mainstream Rock chart Amerika Serikat.
Secara khusus, Slipknot ingin menyampaikan tentang isu perbedaan yang terjadi di dunia saat ini. We Are Not Your Kind sendiri merupakan penggalan lirik dari lagu All Out Life di mana Corey menjelaskan bahwa dirinya tak ingin orang lain merasakan tumbuh berbeda.
"Kami memilih We Are Not Your Kind untuk menyoroti masalah perbedaan, bukan cuma pada budaya sekarang, tetapi pada apa yang terjadi di seluruh dunia. Bagi anak-anak kami, untuk para penggemar kami, hal itu bisa membuat stres, ketakutan, dan berbahaya. Sangat berbahaya bagi orang untuk menjadi berbeda hari ini," kata Corey pada wawancaranya di radio Full Metal Jackie.
"Tak peduli siapa Anda, dari mana Anda berasal, seperti apa penampilan Anda, apa warna kulit, siapa yang Anda cintai, apa yang Anda yakini, kita adalah keluarga karena kecintaan terhadap musik yang kita miliki ini," tuturnya.
‘We Are Not Your Kind’ Official Slipknot masks are here. Get yours: https://t.co/uEayLLNj3J pic.twitter.com/beS2r2HzQH
— Slipknot (@slipknot) October 16, 2020
Berbicara tentang topeng atau penutup wajah, sosok yang menjadi inisiator menjadikan topeng sebagai ciri khas mereka adalah Shawn Crahan. Pada 1995, saat Slipknot bersiap melakukan penampilan panggung pertamanya yang bertepatan dengan perayaan Halloween, Crahan mengajak para personel Slipknot mengenakan topeng agar berbeda dari kebanyakan band metal lain di Des Moines.
Crahan mulai dikenal sebagai The Clown berkat topeng badut yang dikenakan. Thompson menggunakan topeng hockey, Gray menggunakan topeng babi, Jordison meminjam topeng putih plastik milik seorang kerabat, Jones mengenakan helm yang telah ditusuk-tusuk dengan paku berkarat, sedangkan Colsefni memplester tubuh dan wajahnya dengan perekat hitam.
Taylor sendiri baru bergabung dengan Slipknot pada 1997 ketika Slipknot mencari seorang vokalis untuk membuat musik mereka lebih berwarna. Masuknya Taylor membuat perubahan formasi di mana Colsefni menjadi backing vocal dan perkusi.
Slipknot, Topeng, dan Gerakan Mendukung Penggunaan Masker
Sebelum merilis merchandise replika topeng, Slipknot begitu aktif menyuarakan dukungan untuk penggunaan masker di masa pandemi COVID-19 saat ini. Pukulan telak sempat diberikan Corey kepada orang-orang yang tidak mengindahkan anjuran penggunaan masker.
Secara khusus, Taylor merasa bahwa orang-orang yang tidak menaati aturan penggunaan masker tidak hanya membahayakan dirinya sendiri melainkan juga orang lain di sekitarnya.
Lebih baik berhati-hati, lebih baik menjadi pintar. Anda ingin berjalan-jalan tanpa memakai masker. Tapi, orang-orang ini yang sebenarnya mencoba bersikap preventif, mereka tidak bisa mengatakan apa-apa kepada Anda. Ini semua konyol, kawan," ujar Taylor.
"Itu omong kosong yang tidak dibicarakan orang-orang dan fakta bahwa beberapa orang hanya mengurusi urusan mereka sendiri. Mungkin jika kita semua hanya diam untuk hal-hal ini, mereka semua (yang tak memakai masker) akan menjadi tenang," tegasnya.
Bukan kali pertama itu sang vokalis Slipknot melontarkan kritik kepada mereka yang tidak memakai masker. Pada Agustus lalu, Taylor yang telah bersama Slipknot sejak 1997 meminta orang-orang untuk patuh dengan protokol kesehatan.
Dalam wawancaranya dengan Australia Triple M Rock, frontman Slipknot ini meminta para penggemarnya dan orang-orang untuk patuh memakai masker.
"Berhentilah merengek dan kenakan maskermu. Ini bukan insiden yang terisolasi. Negara saya dipenuhi dengan orang bodoh yang berpikir dari sudut pandang politik atau semacam sampah partisan," ujar sang vokalis Slipknot.
"Saya hanya berpikir, apakah Anda serius? Hanya karena tidak ada seseorang di dalam hidup Anda yang terinfeksi, bukan berarti virus ini tidak nyata," tegasnya.
Taylor menyindir orang-orang yang merasa risih ketika harus mengenakan masker saat berada di ruang publik. Sementara dirinya yang memang punya ciri khas memakai topeng saat manggung bersama Slipknot, tidak pernah merasa risih dengan kondisi tersebut.
"Saya pernah memakai topeng yang benar-benar menutupi wajah selama delapan jam ketika bersama Slipknot. Selama delapan jam dan tidak melepaskannya. Tapi, orang-orang sialan ini malah merengek karena memakai masker 10 menit di pusat perbelanjaan?."
Taylor dan Slipknot memang identik dengan topeng atau penutup wajah ketika tampil di atas panggung. Namun, urusan menutup wajah saat ini--dengan memakai masker untuk mencegah virus COVID-19--jelas punya maksud dan tujuan berbeda.
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 13/11/2020
Article Category : Super Buzz
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :