Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Dede Aldrian: Padukan Etnik dan Metal Lewat Metalethnic

Author :

Article Date : 28/01/2016

Article Category : Super Buzz

Karena sering melihat video Metallica dan gitaris-gitaris macam Ritchie Blackmore dan Steve Vai, salah satu finalis Supergitar Competition 2015 Dede Aldrian memutuskan untuk menjadi seorang gitaris. “Kayaknya jadi gitaris itu macho banget,” ujar Dede. Ayahnya memang seringkali memutar video-video ini di rumah. Mau tidak mau, menonton video live musik rock ini menjadi kebiasaan Dede sejak kecil. Ia pun mulai belajar memainkan gitar sejak usia 10 tahun, tepatnya tahun 2005.

Setelah memainkan berbagai genre lewat jari-jarinya, Dede mendapatkan karakter untuk permainan gitarnya. Ia memadukan permainan dari gitaris idolanya dan konsep etnik yang menjadi kesukaan sekaligus jagoannya. “Konsep dasar bisa dari teknik dan skill sang influence, tapi saya olah dengan teknik dasar etnik, tentunya dengan ciri saya sendiri,” ungkap Dede. Hal ini pula yang mendasarinya membuat projek Metalethnic, yaitu kolaborasi musik etnik dan metal.

Band keluarga dan projek solo

Bersama ayah dan saudara-saudaranya, Dede tergabung dalam band bernama Pyramid. Band bergenre rock ini terbentuk sejak Dede masih berusia 11 tahun. Hingga saat ini, Pyramid telah menetaskan tiga album, di antaranya Pergaulan Bebas (2008), Sexy Girls (2009) dan New Generation (2010). Bersama Pyramid, Dede sudah menikmati berbagai panggung dan festival musik di Bogor dan Jakarta. Kini Pyramid berganti nama menjadi Pyramid Rega dan mengusung genre heavy ska/punk. Dede mengatakan, Pyramid Rega yang terbentuk sejak 2013 ini telah merilis album pertamanya Januari 2016 ini; yang dimentori oleh gitaris Gideon Tengker.

Ini bukan satu-satunya band yang Dede gawangi. Ia juga bermain dalam band blues bernama DOY dan menjalani projek gitar solo di bawah nama Metalethnic. “Jadi ada tiga genre yang berlainan,” cetus Dede. Beragamnya genre yang Dede mainkan dalam ketiga projek ini menjadi warna tersendiri dalam permainan gitar Dede yang dipengaruhi oleh Ritchie Blackmore, Steve Vai, Uli John Roth dan Gideon Tengker.

Konsep bermusik dan permainan gitar Dede sebagai gitaris solo bisa kita dengar lewat albumnya Voice of Ethnic (Mei 2015). Ia mengaku, eksplorasi musiknya lebih luas ketika ia menggarap projek solonya. “Saya memilih jadi gitaris band, karena lebih enjoy perform live dengan kawan-kawan. Tapi, dalam hal kreativitas konsep bermusik lebih leluasa bermain solo, enggak banyak yang diaturnya,” cetus Dede.

Bertemu gitaris-gitaris handal

Bermain gitar mempertemukan Dede dengan gitaris-gitaris senior, salah satunya Gideon Tengker. Gitaris blues berambut putih yang sempat tergabung dalam band Drakhma ini kini menjadi mentor Dede dalam mempelajari gitar. “Dengan belajar gitar, saya enggak menyangka bisa ketemu dengan musisi senior Gideon Tengker dan main ke rumahnya. Saya menjadi salah satu muridnya sampai sekarang,” tutur Dede. Bagi Dede ini merupakan hal istimewa, terutama melihat murid Gideon yang saat ini sudah melanglangbuana, seperti Abdee Slank, Andry Muhammad, Sonata Klaki dan masih banyak lagi.

Di samping dipertemukan dengan Gideon Tengker, Dede juga bertemu dengan Ireng Maulana di Jakarta Audiopro Expo (JAPEX) 2010. Berkat pertemuan ini, Dede mendapat kesempatan tampil di Jakarta International Jazz Festival 2010 Cares di Gandaria City Mall. Dede sangat bersyukur telah dipertemukan dengan kedua gitaris ini, karena permainan gitar yang kini dikuasainya.

Simak lagu Dede Aldrian untuk Supergitar Competition 2015 “Gamelan ETHNIC Symphoni” lewat link ini.

Foto: dok. pribadi

ARTICLE TERKINI

Tags:

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Super Buzz

Lalahuta Cerita tentang Patah Hati di Single Terbaru 1 2 3

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

The Rain Rilis Single Mengembara, Rayakan 22 Tahun Berkarya

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Suara Kayu Lepas Single Terbaru Berjudul Rekat

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

D’Jenks Rilis Musik Video Reggae Reseh, Penghormatan untuk Kebayoran

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Yovie Widianto Bentuk Supergrup SEMVA, Rilis Single Sumpah Cintaku

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Gugun Blues Shelter Lepas Single Terbaru Berjudul Don’t Cry For Me

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Sarah Barrios Rilis Lagu Singkat Serba Nyeleneh Berjudul Bitter Bitches

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Ganti Nama, Club Mild Lepas Single Baru Bertajuk Sun Gazer

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Ranu Pani Mengajak Berimajinasi di Album Terbaru Berjudul Inklusi

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Umumkan Album Baru, Neck Deep Rilis Single Berjudul “It Won’t Be Like This Forever”

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /