Poweslaves merilis lagu Semarang (Remastered) dalam rangka merayakan ulang tahun kota Semarang yang jatuh pada 2 Mei yang lalu. Kota Semarang adalah kota kelahiran para personel Powerslaves. Heydi Ibrahim, sang vokalis mengungkapkan jika ada banyak yang mereka lalui di kota Semarang sebagai kota kelahiran mereka. Baik kenangan indah atau kenangan pahit bagi mereka. Seperti apapun Semarang, kemanapun mereka pergi nama Semarang akan selalu mereka bawa.
Lagu Semarang ternyata ada dua versi. Versi pertama yang adalah versi original dan bertajuk Semarang dirilis pada tahun 2001. Untuk versi kedua yang dirilis ini mengambil tajuk Semarang (Remastered). Single ini direkam ulang dan punya perbedaan yang cukup signifikan. Jika versi original hanya terdapat Heydi Ibrahim sebagai vokalis dan Anwar Fatahillah sebagai bassist, melalui versi sekarang, lagu Semarang semakin dilengkapi dengan adanya personil tambahan, yaitu Wiwiex Soedarno sebagai keyboardist, dan Agung Yudha sebagai drummer. Selain itu, kehadiran keyboardist Wiwiex Soedarno ternyata memunculkan sound yang cocok untuk karakter lagu ini tanpa menghilangkan substansi notasi dalam versi asli yang sudah terdengar familiar. Dengan sentuhan orkestra yang kuat dan lebar membuat Semarang (Remastered) ini terdengar lebih megah.
Wiwiex Soedarno mengungkapkan, “Di sini saya lebih ke memperjelas, membuat lebih megah dan tentunya harus memikirkan dua faktor, yaitu vintage dan modern. Vintage, karena bagaimanapun lagu ini sangat melekat dalam diri remaja generasi ‘90-an. Modern, karena ada beberapa pendekatan sound agar generasi sekarang merasa bahwa lagu ini tidak jadul”. Anwar Fatahillah juga menambahkan jika mereka sengaja membangun memori dengan lagu ini tanpa harus banyak menambah isian instrumen yang kadang malah mengurangi nilai dari aransemen sebelumnya.
Merilis lagu Semarang, single ini membawa pendengar untuk flashback ke masa lalu yang bertepatan dengan momen libur Hari Raya Idul Fitri 1443 yang tentunya kali ini masyarakat bisa kembali untuk melakukan mudik setelah dua tahun lamanya harus menahan diri untuk tidak mudik akibat pandemi COVID-19. Powerslave juga berharap Semarang (Remastered) bisa jadi kebanggaan bagi kota Semarang.
Powerslaves adalah sebuah band yang membawakan musik Rock n' Roll & Blues, berdiri sekitar April 1991 di kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. diawali pertemuan Anwar Fatahillah pada bass dengan Heydie Ibrahim pada vocal yang memiliki kecocokan dalam konsep musik. Setelah merekrut personel pendukung lainya yaitu Kolem pada gitar, Randy pada gitar, Vidi pada drum) dan Wiwiex pada keyboard, akhirnya band ini pun berdiri dengan kekuatan yang solid. Nama Powerslaves diambil dari ensiklopedia yang artinya Sekelompok tentara Nabi Musa yang memiliki kekuatan dari dalam. Tapi bagi mereka ada penjabaran khusus yaitu kekuatan untuk menghasilkan musik keras tetapi tetap harmonis. kekuatan musik Powerslaves adalah musik rock yang harmonis. maka tak heran banyak kalangan yang mengatakan saat itu, Powerslaves adalah terjemahan musik dari band top dunia, Guns N' Roses dan Led Zeppelin. Powerslaves mulai terkenal di industri musik indonesia setelah merilis album pertama yang berjudul Metal Kecil pada tahun 1991 dan menghasilkan hit single Impian. Hingga tahun 2004, Powerslaves telah menghasilkan 5 album.
Tiga dekade berkarya bukanlah waktu singkat, bahkan, bisa dikatakan sudah sangat paham dengan pahit manisnya belantara dunia musik. Band unit rock ini setidaknya sudah memiliki delapan album. Untuk berjuang agar terus bisa berkarir juga tidak gampang. Jatuh bangun terus dialami karena beberapa personil hengkang, titik terendah ketika pembentukan formasi baru Powerslaves.
Banyak kisah yang dialami mereka selama 30 tahun berkarya. Baik kisah senang maupun duka. Semua kisah Powerslaves dalam menapaki belantara musik terabadikan dalam sebuah buku yang ditulis Riki Noviana. Di bulan November 2021, sudah diresmikan bahwa band rock asal Semarang ini resmi melepas Find Our Love Again: 30 Tahun Rekam Jejak Powerslaves ke khalayak luas.
Hadirnya buku biografi ini juga dimaksudkan sebagai penanda akan perjalanan 30 tahun mereka di industri musik Indonesia hingga saat ini. Tiga dekade, tentu banyak cerita yang mampir di setiap perjalanannya.
Buku biografi ini ditulis oleh Riki Noviana, wartawan musik dan juga penggemar berat dari Powerslaves. Dalam penggarapannya, Riki menemui tiap personel tetap dan personel terdahulu, sehingga masing-masing mendapat bagian ceritanya sendiri. Ragam cerita selama 30 tahun perjalanan dihadirkan. Sebut saja kisah sang vokalis, Heydi Ibrahim ketika terjerumus ke dalam dunia hitam, konflik antara DD Crow dengan Anwar Fatahillah, hingga pemecatan Wiwiex Soedarno yang dilakukan tidak lama setelah album Metal Cartoon rilis.
Banyak kisah yang tidak terdengar, terutama perihal konflik dalam tubuh Powerslaves, diangkat ke permukaan oleh Riki (Noviana). Saat pertama ingin menulis buku ini, penulisnya memang mengatakan kepada Powerslaves bahwa Riki Noviana ingin mengangkat soal konflik sebagai pisau analisa untuk generasi yang akan datang.
Image source: Hai
ARTICLE TERKINI
1
5 Jenis Balap Motor Resmi di Indonesia, dari Road Race sampai Motocross!
2
MMA vs WWE: Ini Perbedaan Paling Jelas yang Harus Lo Tahu!
3
Motor 150cc Terbaik Buat Road Race Pemula: Siap Ngegas di Lintasan!
4
Tips Setup Suspensi Motor untuk Road Race: Maksimalkan Performa di Lintasan
5
Jalur Pendakian Bukit Lincing Arjuno via Lawang, Pemandangan Indah!
4 Comments
Other Related Article
1
/
10
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Firman
15/01/2025 at 13:28 PM
RAJIN SILALAHI
20/01/2025 at 06:57 AM
AyuRL Ningtyas
25/01/2025 at 17:28 PM
Yogi Putra Pratama
30/04/2025 at 23:05 PM