Iwa K merupakan contoh bahwa musik hip hop di Indonesia adalah bagian dari kisah panjang seorang manusia, bukan kisah dongeng penuh keajaiban yang melahirkan hal-hal fantastis dalam sekejap.
Mustahil untuk tidak membawa nama Iwa K ketika membicarakan soal perjalanan panjang sejarah perkembangan musik hip-hop dan rap di Indonesia. Iwa K menjadi saksi hidup dan salah satu pelaku terpenting di genre musik ini.
Singkatnya, Iwa K dan hip-hop Indonesia adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Hampir selalu ada Iwa K dalam berkembangnya dan semakin populernya musik hip hop di Tanah Air.
Iwa K yang merupakan nama panggung dari Iwa Kusuma lahir di Jakarta pada 25 Oktober 1970. Meski usianya kini sudah menginjak setengah dekade, Iwa K tak tergerus jaman dan masih terus relevan di dunia hip-hop Indonesia dari dekade 80-an hingga kiwari.
Semua dimulai Iwa K pada tahun 1984. Saat usianya baru berusia 14 tahun, ia begitu keranjingan dengan breakdance. Tari kejang dianggapnya sebagai media paling jujur untuk berkreasi karena gerakannya yang begitu groovy dan dinamis.
Bagaimana breakdance semakin dikenal luas di Indonesia tak terlepas dari dirilisnya film berjudul Breakin pada 1984. Anak-anak muda di Indonesia, tutur Iwa K, berduyun-duyun menjajal tari kejang. Salah satu soundtrack film itu, Reckless dari Ice-T, segera didapuk menjadi lagu wajib generasi breakdance.
Saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Iwa K sudah mendalami musik hip hop, alih-alih fokus di tari kejang. Iwa K pun sempat memiliki band dan didapuk sebagai vokalis untuk mengisi rap di sepanjang lagu. Namun, Iwa K mengaku referensi mereka akan musik rap masih sangat minim kala itu.
Segelintir rapper mulai mendapat ruang di acara-acara tertentu di masa itu, sehingga Iwa K menegaskan bahwa dirinya bukan orang pertama yang mempopulerkan hip hop. Namun demikian, musik rap belum bisa menjangkau luas para pendengar hingga akhirnya band Iwa K bubar dan dirinya kuliah ke Bandung.
Masa-masa yang Iwa K habiskan di Bandung untuk berkuliah membuat masa remajanya lebih berwarna. Ia cukup sering bolak-balik ke toko kaset hanya untuk mencari tahu rilisan dan album terbaru sekaligus kabar terkini dari para musisi hip-hop favoritnya macam Run DMC, Public Enemy, LL Cool J, hingga Afrika Bambaataa dan X-Clan.
Lewat pergaulannya di Bandung pula, Iwa K mendapat jalan menjadi musisi rap seutuhnya. Adalah salah satu mantan personel Guest Band, Masaru Riupassa, yang saat itu sedang mencari seorang rapper.
Iwa K lantas diminta untuk mengisi lagu dari penyanyi Mellyana Manuhutu yang memiliki album Beatify. Album ini dirilis di Jepang pada 1991. Setelah mengisi rap di album ini, Iwa K mulai menjadi session rapper untuk beberapa penyanyi lain dan rutin ke Jepang.
Guest Band kemudian beralih menjadi rumah produksi dan berganti nama menjadi Guest Music Production. Mereka tertarik menjadikan Iwa K sebagai proyek selanjutnya. Iwa K dan Guest Music lantas merekam demo yang dikirimkan ke beberapa label rekaman.
Di luar dugaan, label Musica Studio tertarik memberikan kontrak kepada Iwa K. Hingga di tahun 1992, dengan percaya diri Iwa K melabeli dirinya sebagai rapper melalui album penuh pertamanya yang bertajuk Ku Ingin Kembali. Iwa K resmi menjadi musisi rap pertama Indonesia yang memiliki album penuh.
Peluncuran album ini ternyata diwarnai kisah perdebatan panjang antara Iwa K dengan Musica Studio. Iwa K yang mempunyai prinsip dan ide-ide gila dalam bermusik, menolak untuk menampilkan wajahnya sama sekali di dalam album, ide yang jelas-jelas tidak disetujui oleh label. Akhirnya jalan tengah ditempuh, satu foto Iwa tersedia di bagian dalam.
Jalan tengah melalui kompromosi Iwa K dan Musica Studio membuahkan hasil yang tak mengecewakan. Album Ku Ingin Kembali berhasil terjual hingga 100 ribu kopi. Angka yang memuaskan untuk artis baru yang mengusung genre baru di Indonesia kala itu.
Iwa K memang mengakui melakukan banyak kompromi ke beberapa pihak hanya agar karyanya bisa lebih diterima. Seperti di album Kuingin Kembali yang pendekatannya dibuat sedikit lebih pop, sehingga penawaran untuk tur keliling Indonesia mulai berdatangan.
Album bertajuk Topeng yang dirilis pada 1993, memuat hits-hits legendaris seperti “Bebas,” “Topeng,” “Biarkan,” “Tikus Got” dan “Sabda Alam” mulai mengisi ruang-ruang tongkrongan generasi 90-an. Album ini terjual hingga 260 ribu kopi, bahkan lagu “Bebas” didapuk sebagai salah satu dari 150 lagu Indonesia terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone Indonesia.
Dua tahun setelah perilisan album itu, musik rap semakin dikenal dan digandrungi anak muda setelah Guest Music merilis album kompilasi Pesta Rap yang berisi lagu-lagu dari rapper-rapper muda. Guest Music lalu merilis album kompilasi Pesta Rap 2 pada 1996 dan Pesta Rap 3 di 1997. Dari sini, hip hop mulai berkembang baik di arus utama, maupun di ranah komunitas.
Popularitas Iwa semakin mentereng. Namanya sering berseliweran di media massa kala itu. Hingga album ketiga yang dinamai Kramotak! rilisan tahun 1996 dan album keempat, Mesin Imajinasi di tahun 1998, masih meraih sukses yang sama.
Setelahnya, Iwa mulai menerima tawaran-tawaran pekerjaan baru. Dari presenter acara sepak bola, hingga menjadi pemain sinetron layar lebar. Ajang bergengsi macam Panasonic Award pernah mencatatkan namanya sebagai pembawa acara olahraga pria terbaik sebanyak tiga kali dari tahun 1998 sampai 2000, dan kehadirannya di sinetron Bung Jenderal dan film Kuldesak di tahun 1998 juga disambut baik oleh publik.
Sebelum memutuskan menghilang sementara waktu dari dunia musik karena kesibukannya, Iwa sempat merilis album Vini Vidi Vunky pada tahun 2002. Di sini Iwa resmi berpisah dengan label Musica Studio dan bergabung dengan pihak Guest Studio.
Cukup lama nama Iwa K tenggelam di dalam derasnya perkembangan industri musik Indonesia, hingga pada 2013 ia kembali ke layar lebar dengan membintangi film Tak Sempurna dan Coboy Junior the Movie.
Mulai kembali ke dunia entertainment, Iwa K kembali ke ranah yang membesarkan namanya: musik. Di 2014 Iwa K merilis mini album berjudul Living in the Fast Lane. Lagu “Living in the Fast Lane” sendiri saat itu dijadikan soundtrack National Basketball League (NBL) Indonesia (Liga Bola Basket Profesional Indonesia).
Pasang-surut perjalanan karier musik Iwa K selama 25 tahun akhirnya dirayakan dalam sebuah konser tunggal bertajuk Batman Kasarung pada Maret 2018. Nama Iwa K pun kembali menghiasi panggung-panggung musik Nasional.
Pada Juni 2020, Iwa K membuktikan bahwa kariernya belum habis dengan merilis album ketujuh dengan tajuk Musafir Malam. Bait demi bait yang dituangkan dalam lagu-lagu album Musafir Malam menandai kedewasaan bermusik dari Iwa K.
Dalam nuansa sad, dark dan cheers di album Musafir Malam, Iwa K ingin menyampaikan pesan kepada pendengarnya tentang bagaimana menikmati dan menghargai sisi gelap dalam hidup. Bagaimana sisi gelap tidak melulu dikonotasikan negatif.
Bagaimana pun keadaannya, situasi yang melanda perjalanan Iwa K. Musik hip hop tak pernah bisa dipisahkan darinya. Dari musik hip hop Iwa K muncul, dari scene musik itu pula namanya bangkit kembali di era kiwari.
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 27/10/2020
Article Category : Super Buzz
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :