Dua bulan belakangan ini, kota Malang begitu getol menyelenggarakan berbagai acara pemutaran film. Mulai dari sekedar pemutaran biasa, diskusi, pelatihan, hingga level festival atau kompetisi film.
Kali ini giliran film bertemakan musik yang akan diangkat ke publik. Pihak Lelakon selaku penyelenggara bakal mengadakan pemutaran dan diskusi film dokumenter Rock In Solo 2011 ; A Rockumentary karya sutradara Kamerad Edmond (Bogalakon Pictures). Kegiatan yang masuk dalam agenda Parade Film Malang 2016 ini bakal mengambil lokasi di Kalampoki Quayhouse Malang, pada tanggal 28 April 2016, mulai pukul 19.00 WIB.
Ajang pemutaran dan diskusi film Rock In Solo 2011 tersebut bakal dipandu oleh Samack (Solidrock) selaku moderator, serta mengajak sang sutradara Kamerad Edmond untuk berdiskusi langsung melalui fasilitas Skype. Sejumlah praktisi film dokumenter dan komunitas musik lokal juga diprediksi bakal hadir dan terlibat dalam acara ini.
Film dokumenter Rock In Solo 2011 memang sudah sering diputar dalam berbagai jenis festival di Indonesia dan bahkan telah dikemas dalam format DVD yang dipasarkan kepada publik. Film seperti ini mungkin bisa menjadi contoh yang menarik tentang bagaimana budaya musik keras bisa hidup di lingkungan yang dikenal kalem. Juga sekaligus mempelajari bagaimana kekuatan komunitas lokal dalam mengembangkan scene musiknya, serta seluk-beluk produksi pertunjukan musik skala besar.
Sebagaimana yang tercantum dalam sinopsisnya, bahwa Solo merupakan kota yang dikenal dengan kelembutan khas Jawa, kekayaan seni tari dan musisi keroncongnya ternyata juga menyimpan geliat cadas musik metal. Di pusat peradaban Solo Raya tepatnya di Alun-alun Utara Keraton Surakarta ribuan massa saling menghempaskan tubuh dengan brutal. Seperti itulah Rock In Solo, sebuah acara pertunjukan musik metal internasional terbesar di Jawa Tengah.
Menariknya, festival metal itu digagas bukan oleh korporat hiburan kelas atas, melainkan oleh sindikat metalhead yang fanatik. Film ini merekam proses terjadinya 'gathering' para metalhead se-Indonesia yang diringi dengan aksi panggung band-band terkemuka seperti Death Angel, Kataklysm, Deranged, Burgerkill, hingga Down For Life.
Dokumenter ini dibilang cukup berhasil menyibak keberingasan metal yang berpadu di antara masyarakat kota Solo. Juga ada wawancara dengan para pelaku skena musik dan para seniman senior seperti Waldjinah, Didiek Ermas, serta keluarga Keraton yang memberikan pandangan betapa dinamisnya hubungan antara metal dan kebudayaan.
Foto: Bogalakon, The Think Organizer, Lelakon
Article Category : Super Buzz
Article Date : 29/04/2016
0 Comments
Other Related Article
1
/
10
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :