Aldrian Risjad Lepas Single Baru, Bukan Puncak Dunia

Solois Aldrian Risjad kembali dengan materi terbarunya, yaitu single berjudul Bukan Puncak Dunia. Single ini dirilis pada 10 Maret 2023 lalu dan menjadi kelanjutan dari single sebelumnya, Pujaan Massa yang rilis pada awal Oktober 2022 lalu.

Single terbarunya ini mengambil jeda enam bulan sejak Pujaan Massa yang latar belakangnya adalah sebuah momen reflektif dirinya beberapa waktu lalu, tepatnya tentang penyesalan.

“Lagu ini tentang penyesalan gue akan kurang besarnya usaha gue mengejar mimpi. Di masa lalu gue terlalu menggantungkan diri kepada momentum bahwa someday gue akan menjadi besar. Kenyataannya, momentum itu nggak dateng-dateng,” ungkapnya.

“Akhirnya, gue pun sadar bahwa momentum itu nggak akan datang tiba-tiba. Emang harus dikejar. Di saat itulah gue sadar usaha selama ini masih sangat kurang,” terang sosok yang akrab dipanggil Aldi ini.

Aldrian Risjad turut berharap bahwa pendengarnya bisa lebih gigih untuk mengejar mimpi-mimpi mereka. Ia mengungkapkan bahwa intinya, sesuaikan besar usaha lo dengan besarnnya mimpi-mimpi lo. Kalau mimpi lo besar tapi usahanya kecil, ya nggak akan tercapai, Superfriends.

Di balik itu, proses produksi single Bukan Puncak Dunia melibatkan banyak nama. Beberapa nama di antaranya Ahmad Ilyas (bass), Jordy Malonda (gitar), Tiara Annisa (vokal latar), hingga Dennis Ferdinand sebagai pengarah vokal. Sementara Enrico Octaviano duduk sebagai produser.

Single baru Aldrian Risjad ini dirilis di bawah naungan Sun Eater. Lagu Bukan Puncak Dunia dari Aldrian Risjad ini juga sudah bisa lo dengarkan di berbagai layanan streaming musik.

Kembali ke Oktober 2022 lalu, solois alt-rock asal Jakarta ini kembali dengan materi terbarunya yang berjudul Pujaan Massa. Lagu itu dirilis pada 30 September 2022 dan menghadirkan cerita semi-autobiografis mengenai seorang siswa SMP yang mempunyai mimpi besar menjadi seorang bintang rock.

Dalam rilisan persnya tahun lalu untuk lagu itu, ia mengungkapkan, “Dengan hanya dibekali keyakinannya, anak tersebut berusaha menggapai cita-citanya tanpa menggubris pandangan negatif beberapa orang di sekitarnya.”

Sosok siswa tersebut, lanjutnya, kerap diremehkan dalam menggapai mimpi-mimpinya tersebut. Seringkali dipandang sebelah mata atas mimpinya. Disebut tidak realistis dan tidak sadar diri. Mimpinya kayak bocah, kata orang-orang. Namun, Aldrian menuliskan beberapa bait lirik yang memuat pesan positif penuh semangat untuk tetap merawat mimpi-mimpi yang hinggap di masa muda. Hal ini tergambar dalam sebuah bagian di liriknya.

Lagu yang berputar dengan durasi lebih dari empat menit ini masih membawa warna musik khas Aldrian Risjad. Seperti biasa, ia memasukkan tempo dan energi yang meluap-luap, karakter vokal yang serak, solo gitar, serta raungan distorsi yang berlarian. Semua paduan itu seakan-akan mengajak pendengarnya untuk turut menganggukan kepala.

Mengenal sosok Aldrian Risjad, di tahun 2020 lalu ia merilis EP debutnya berjudul Interrobang bersama Sun Eater. EP itu berisi enam trek seperti State of Uncertainty, Milk Candy, hingga Premature.

Di tahun 2022, tepatnya pada Maret, Aldrian Risjad melepas single Berlari Pelan di Kota yang Cepat, single yang membawanya masuk menjadi salah satu nominasi dari kategori “Artis Solo Pria/Wanita Rock/Instrumentalia Rock Terbaik” di AMI Awards 2022. Tak hanya itu, Aldrian Risjad juga resmi menjadi gitaris dari formasi terbaru Sajama Cut.

Sementara pada Maret 2022, berselang dua tahun setelah mini album Interrobang, Aldrian Risjad kembali dengan materi terbaru berjudul Berlari Pelan di Kota yang Cepat. Single ini ditulis dalam bahasa Indonesia untuk pertama kalinya. 

Lagu ini menceritakan rangkuman fase kehidupan yang terlahir dari keresahan yang timbul selama ia menjalani aktivitas harian sejak ia lulus kuliah tahun 2020 lalu dan bekerja di sebuah perusahaan. Ia bercerita mendapat pressure yang membuatnya terus berkembang. Tapi lambat laun, ia merasa capek mengikuti itu semua karena bergerak serba cepat.

Judul single ini seolah-olah mempertanyakan apa sebenarnya yang harus dilakukan seseorang ketika menjalani kehidupan di kota yang cepat. Apakah seseorang juga harus bergerak cepat untuk mencapai apa pun yang diinginkan? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala sang solois dan menjadi gambaran kegelisahannya sebagai kaum pekerja ibu kota dengan segala tuntutan.

Aldi mendapat pencerahan untuk pembuatan lagunya saat ia bersepeda pergi ke kantor. Kota Jakarta yang biasanya ketat polusi berubah menjadi lebih hijau.

Sang solois membawa referensi dari lagu hit pop rock era 2000-an yang menjadi favoritnya semasa kecil. Ia ingin memberikan sentuhan masa kini agar lagunya nggak cuma diterima karena sebatas nostalgic value-nya. Ia pun membuat lagu dengan kemasan yang lebih modern dari mulai penulisan lirik hingga produksinya. 

Proses produksi Berlari Pelan di Kota yang Cepat dikerjakan Aldrian Risjad bersama produser Ahmad Ilyas, yang juga bermain bass serta dibantu Jordy Malonda pada gitar. Ia pun melakukan rekaman lagu di rumah dengan alasan ia ingin membuktikan ke diri sendiri kalau ide bisa lebih mahal daripada alat produksi.

Image source: https://www.instagram.com/aldrianrisjad/