Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Akhir Sang Solois Legendaris (1934-2016)

RIP Leonard Cohen

“So long Marianne, so long Leonard...”

 

Hari ini awan kelabu menyelimuti seisi panggung hiburan. Dunia musik kembali kehilangan salah satu maestro terbaiknya, solois tenar asal negeri Kanada Leonard Cohen yang tutup usia di umur senjanya 82 tahun. Belum terungkap penyebab kematian yang menghampiri penyanyi empat dekade ini. Memorial khusus rencananya akan dilaksanakan di area sekitaran Los Angeles untuk mengenang dirinya yang akan dihadiri sanak keluarga dan kerabat terdekat. Selain menyanyi, Cohen juga didaulat sebagai penulis lagu handal, penyair puitis dan novelis. Namanya sering disandingkan dengan sosok penyanyi sekaliber Bob Dylan.

Cohen baru saja merilisi album teranyar ke-14 bertitel You Want It Darker, 21 Oktober 2016 silam. Album ini disebut sebagai ‘persembahan terakhir’ Leonard Cohen pada dunia. Dalam sebuah wawancara eksklusif di salah satu media ternama Oktober lalu, Cohen secara mengejutkan mengungkapkan dirinya siap untuk meninggal dunia. Pernyataan ini seolah bagai sirine, sebuah tanda tentang perjalanan duniawinya sudah di ambang batas akhir.

Status legenda Cohen memang memiliki daya magnet tersendiri bagi musisi generasi selanjutnya. Jeff Buckley secara baik membawakan ulang track ikonik macam “Hallelujah” yang terdapat di LP Grace miliknya. Alhasil lagu daur ulang tersebut meledak di pasaran global. Tak hanya itu, sosok Kurt Cobain juga menyebut namanya secara langsung di dalam  penggalan lirik lagu “Pennyroyal Tea” yang tersimpan di album terakhir Nirvana, In Utero. Diksi lirik “Give me Leonard Cohen after world”, bisa diharfiahkan secara liar bahwa Cobain memang memuja sosok Cohen.

Satu-persatu ranah musik ditinggal oleh deretan musisi jenius nan visioner. Kematian Cohen mengingatkan persis dengan apa yang dialami mendiang David Bowie. Ia seperti telah memprediksi kematiannya sendiri lewat rangkaian karya terakhir. Dunia telah kehilangan sebagian maestro musik di tahun ini. Bowie, Prince hingga sekarang Cohen.

 

 

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Leonard Cohen

Article Category : Super Buzz

Article Date : 11/11/2016

Supermusic
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

1 Comments

Comment
Garindratama Harashta

Garindratama Harashta

17/04/2025 at 10:03 AM

sedih nya
Other Related Article
1 / 10

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive