Jangan ngaku anak musik kalau lo belum pernah main ke destinasi wisata urban yang satu ini. Apa itu?
Namanya Lokananta. Tempat ini merupakan studio rekaman atau studio musik pertama di Indonesia yang didirikan pada 29 Oktober 1956. Setelah dilakukan revitalisasi pada 27 November 2022, Lokananta hadir dengan wajah baru dan sering jadi tujuan wisata bagi anak-anak muda, terutama yang bergelut di dunia musik dan kreatif.
Emangnya, ada apa aja sih di sana? Simak ulasan tentang Lokananta berikut ini, Superfriends.
Sejarah Lokananta
Sebelum jadi studio musik, Lokananta jadi tempat untuk merekam siaran berbentuk piringan hitam yang disiarkan oleh 26 stasiun RRI di Indonesia. Pada tahun 1958, Lokananta mulai dijadikan sebagai studio untuk memproduksi piringan hitam yang berisi lagu daerah. Ada banyak rekaman musik tradisional yang bisa lo temukan di sini, mulai dari musik Jawa, Bali, Sunda, Batak, hingga lagu-lagu rakyat atau folklore.
Pada tahun 1960-an, Lokananta jadi studio rekaman album kompilasi Asian Games IV pada 15 Agustus 1962. Sejak saat itu, Lokananta sering jadi langganan para musisi untuk melakukan rekaman. Lokananta juga menyimpan ribuan koleksi piring hitam. Nggak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 53 ribu keping, lho. Selain rekaman musik, ada pula 5.670 rekaman bersejarah, salah satunya suara Presiden Soekarno saat membacakan teks proklamasi.
Ada Apa Aja di Lokananta?
Pamor Lokananta sempat meredup pada tahun 1990-an hingga 2000-an. Sampai akhirnya, Lokananta direvitalisasi pada 27 November 2022 dan dibuka lagi untuk umum pada 3 Juni 2023. Namanya pun diubah menjadi Lokananta Bloc layaknya ruang kreatif lain di Indonesia, seperti M Bloc Space dan Pos Bloc di Jakarta.
Ada tujuh area yang bisa lo explore di sini, yaitu Galeri Lokananta, Studio Rekaan Lokananta, Lokananta Live House, Taman Lingkar Lokananta, panggung amphitheater, area FnB, dan area ritel yang menjual berbagai barang yang berkaitan sama musik, seperti vinyl hingga souvenir. Selain itu, lokananta juga sering jadi venue konser musik dan pagelaran seni lainnya.
Salah satu ruangan yang nggak boleh lo lewatkan yaitu area yang menyediakan compact disc (CD) dan kaset hasil alih media dari piringan hitam. Lo bisa menikmati karya musisi legend Indonesia, seperti Koes Plus, The Steps, Waldjinah, dan lain sebagainya. Ada juga ruang koleksi mesin rekaman jadul, seperti mesin quality control, pattern generator, hingga mesin pemotong pita.
Kalau lo mau keliling Galeri Lokananta, lo harus melakukan registrasi via online dan bayar tiket masuk sebesar Rp30 ribu. Kunjungan ke galeri ini cuma dibatasi tiga kali sehari, yaitu pada pukul 10.00, 12.00, dan 14.00 WIB. Selama keliling galeri, lo akan ditemani sama tour guide yang berpengalaman. Tertarik berkunjung, Superfriends? (arpd)
ARTICLE TERKINI
Source:Kemenparekraf, Detik, Kompas
Please choose one of our links :