Well, Superfriends? Naik gunung udah jadi gaya hidup banyak orang sekarang. Tapi pernah nggak lo mikir, kenapa ada gunung yang kawahnya ngebul, tapi ada juga yang adem, hijau, dan tenang-tenang aja? Ternyata, jawabannya ada di jenis gunungnya vulkanik dan non-vulkanik. Dua-duanya keren, tapi punya karakter yang beda banget!
1. Gunung Vulkanik: Lahir dari Letusan
Gunung vulkanik terbentuk dari aktivitas magma di bawah permukaan bumi. Ketika tekanan di dapur magma terlalu besar, lava meledak keluar dan membentuk gunung baru. Itu sebabnya, gunung jenis ini biasanya punya kawah, belerang, bahkan kadang masih aktif meletus.
Gunung vulkanik juga jadi sumber tanah subur dan pemandangan spektakuler. Di sisi-lain, mereka juga bisa berbahaya kalau aktivitasnya meningkat.
Contoh gunung vulkanik di Indonesia:
Gunung Merapi (Jawa Tengah), Gunung Semeru (Jawa Timur), Gunung Rinjani (NTB), dan Gunung Sinabung (Sumatera Utara).
Naik gunung vulkanik itu kayak main dengan api, indah, tapi harus hati-hati.
2. Gunung Non-Vulkanik: Bukan dari Magma, Tapi dari Gerakan Bumi
Kalau gunung vulkanik “lahir” dari letusan, gunung non-vulkanik terbentuk dari lipatan dan tekanan lempeng bumi. Artinya, mereka nggak punya kawah, nggak ada lava, dan biasanya lebih stabil.
Gunung non-vulkanik sering ditutupi hutan lebat, jalurnya panjang, dan nggak banyak area terbuka. Pendaki bakal nemuin keheningan yang beda, lebih ke vibe eksplor alam liar.
Contoh gunung non-vulkanik di Indonesia:
Gunung Bukit Raya (Kalimantan), Gunung Latimojong (Sulawesi Selatan), Gunung Muria (Jawa Tengah), dan Gunung Binaya (Maluku).
Nggak ada letusan, tapi tenaganya tetap nguras habis. 🌿
3. Beda Ciri di Lapangan
Kalau lo udah sering naik gunung, perbedaan keduanya bakal kerasa banget di lapangan. Gunung vulkanik biasanya punya kawah, batuan hitam, aroma belerang, dan jalur yang terbuka tanpa banyak pepohonan. Suhu udaranya cenderung panas di siang hari tapi bisa ekstrem dingin di malam hari. Sedangkan gunung non-vulkanik lebih hijau, lembab, dan dipenuhi hutan tropis yang rimbun. Jalurnya cenderung panjang, curam, dan licin, apalagi kalau habis hujan.
Dari sisi aktivitas, gunung vulkanik bisa aktif, tidur, atau mati total.
Sementara gunung non-vulkanik biasanya stabil dan nggak punya potensi letusan, tapi medan dan cuacanya tetap bisa jadi tantangan serius.
Singkatnya, yang satu penuh energi panas bumi, yang satu penuh ketenangan dan rimba liar.
4. Mana yang Lebih Sulit Didaki?
Dua-duanya punya tantangan masing-masing:
· Gunung vulkanik biasanya nanjak curam dan panas karena minim pepohonan.
· Gunung non-vulkanik lebih panjang dan lembab, dengan trek yang bisa bikin mental goyah.
Jadi, bukan soal mana yang lebih sulit, tapi mana yang lebih cocok buat gaya pendakian lo.
Vulkanik ngajarin lo waspada. Non-vulkanik ngajarin lo sabar , dua-duanya ngajarin lo rendah hati sama alam.
Indonesia punya ratusan gunung, dari yang masih aktif sampai yang udah tenang selama ribuan tahun. Setiap gunung punya cerita, energi, dan pelajaran yang bisa lo bawa pulang Superfriends
Mau gunungnya ngebul atau hening, yang penting lo tetap hormat sama alam, karena di atas sana, bukan cuma fisik yang diuji, tapi juga kesadaran.
ARTICLE TERKINI
Article Category : Places & Gears
Article Date : 25/10/2025
3 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Lukman Hakim
31/10/2025 at 23:20 PM
AyuRL Ningtyas
02/11/2025 at 17:17 PM
Muhamad Khaeroni
26/11/2025 at 13:43 PM