Biasanya setelah pulang dari liburan yang menyenangkan, tubuh dan pikiran akan merasa rileks sehingga siap untuk kembali menghadapi rutinitas harian. Namun ternyata nggak semua orang merasakan hal tersebut, bro. Ternyata ada pula orang yang malah merasa depresi setelah pergi berlibur. Kondisi ini dikenal sebagai Post-Holiday Syndrome atau Post-Holiday Blues.
Menurut laman Great Lakes Psychiatric, depresi tersebut disebabkan oleh ekspektasi liburan yang terlalu tinggi, perasaan bersalah karena telah menghabiskan banyak uang saat liburan, atau bahkan ketakutan atau stress karena harus kembali bekerja.
Nah, rasa depresi berlebihan itu secara ilmiah disebut dengan post-holiday syndrome. Lantas seperti apa gejala serta cara mengatasi kondisi post-holiday syndrome tersebut? Berikut ini penjelasan selengkapnya.
[readalso url=22885]
Gejala Post-Holiday Syndrome

Image source: news.harvard.edu
Seseorang yang mengalami post-holiday syndrome umumnya akan sulit tidur pada malam hari, dan lebih sering tertidur di siang hari. Biasanya, tingkat kecemasan, depresi, dan stress akan meningkat saat dan setelah liburan.
Gejala umum post-holiday syndrome di antaranya rasa malas, nggak bersemangat, nggak antusias, dan nggak ceria dalam melakukan rutinitas sehari-hari.
Jika kondisi tersebut dibiarkan, nggak jarang sindrom ini akan mengarah ke depresi mayor yang dampaknya lebih serius, bro. Gejalanya adalah perasaan tertekan, gelisah, putus asa, kehilangan daya konsentrasi, mengisolasi diri, hingga munculnya pikiran tentang bunuh diri.
Cara Mengatasi Post-Holiday Syndrome

Image source: reformedlove.com
Perlu diketahui bahwa kondisi ini bisa dialami siapa aja. Namun, jangan biarkan post-holiday syndrome berlarut-larut. Berikut ini adalah beberapa cara yang dianjurkan para ahli untuk mengatasi kondisi tersebut dan kembali semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Melakukan aktivitas fisik di luar pekerjaan. Aktivitas tersebut antara lain meditasi, yoga, atau teknik relaksasi lainnya yang bisa membuka hati dan pikiran lebih tenang. Sebaiknya jangan langsung bekerja setelah kembali dari liburan, istirahatlah sebentar dan beraktivitas di luar rumah seperti lari, jogging, atau sekadar jalan kaki.
Menulis jurnal. Menulis kecemasan ternyata bisa mendukung untuk melepaskan emosi yang menumpuk di pikiran. Walaupun jurnal bisa mengelola stress, namun tetap harus mengimbanginya dengan aktivitas relaksasi lainnya, tidur cukup, menerapkan pola makan sehat, dan olahraga rutin.
Mengobrol dengan orang terdekat. Menjaga komunikasi dengan orang-orang terdekat (secara verbal) juga bisa membuat kecemasan, kesedihan, dan kegelisahan yang dialami teratasi. Bertukarlah cerita dan tanyakan kabar mereka, rasa bahagia yang diceritakan oleh orang terdekat juga bisa membuat lo bahagia, bro.
Temukan hal yang membuat semangat bekerja. Buatlah agenda menyenangkan selama seminggu tentang pekerjaan yang akan dilakukan. Kalau masih sulit mencari apa yang menyenangkan dalam agenda tersebut, lo bisa membuat sendiri daftar hal-hal yang bikin bahagia. Contohnya hobi yang disukai dalam satu minggu ke depan.
Bersihkan lingkungan rumah setelah liburan. Luangkan waktu setelah liburan untuk bersih-bersih lingkungan rumah untuk menguraikan rasa jengkel yang mungkin dirasakan, bro. Misalnya memisahkan baju yang nggak lagi terpakai, memindahkan barang-barang yang rusak, dan sebagainya. Rumah yang rapi dan bersih akan membuat pikiran lebih tenang.
Nah, itulah penjelasan mengenai post-holiday syndrome atau depresi usai liburan dan bagaimana cara mengatasinya. Lo pernah mengalami kondisi tersebut? Tetap semangat, bro!
Source: https://www.idntimes.com/health/medical/rosyida-l/post-holiday-syndrome-depresi-usai-liburan-dan-cara-mengatasinya-c1c2-1/5
ARTICLE TERKINI
Article Category : Trending
Article Date : 03/02/2021
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :