Layaknya industri fashion, tren wisata juga kian berubah akibat dipengaruhi cara berlibur yang berubah pula pasca pandemi. Misal saja virtual tour dan staycation yang sempat marak hingga menjadi tren berlibur di masyarakat.
Nah, selain dua tren tersebut, kini hadir slow tourism sebagai tren wisata yang diprediksi akan makin digandrungi wisatawan nantinya. Buat Superfriends yang belum tahu apa itu slow tourism, yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Slow tourism atau slow travel adalah kegiatan liburan yang lebih santai
Image source: shutterstock.com/Davide Angelini
Slow tourism atau juga dikenal dengan istilah slow travel adalah kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan dengan tidak terburu-buru dan lebih santai. Simpelnya, slow tourism adalah konsep traveling yang dapat membuat wisatawan lebih menikmati liburan, karena gak perlu mengejar target seperti harus mengunjungi semua destinasi wisata di sebuah daerah.
Contohnya, alih-alih menghabiskan waktu seminggu di Lombok dengan menyambangi semua gili yang ada, slow tourism menawarkan konsep wisata yang lebih dinamis. Di mana, lo bisa betul-betul menikmati hari libur tanpa diburu-buru target yang seringkali mengurangi keseruan liburan.
Akan tetapi, slow tourism punya satu “kelemahan”, yakni wisatawan gak bisa mengunjungi destinasi wisata sebanyak yang ditawarkan paket-paket perjalanan. Namun, meski hanya pergi ke satu tempat, dengan slow tourism wisatawan gak akan merasa stres sebagaimana mass tourism.
Kendati demikian, dengan slow tourism wisatawan akan lebih santai dalam menikmati liburannya. Kalau sudah begitu, tentu lo juga bisa lebih memahami nilai dari destinasi yang dituju.
Slow tourism berkaitan erat dengan praktik berkelanjutan
Image source: unsplash.com/@monnyreak
Gak cuma dapat menghindari wisatawan dari stres, slow tourism biasanya juga dikaitkan dengan praktik berkelanjutan. Ini karena ketika wisatawan menerapkan slow tourism, secara gak langsung mereka sudah mempertimbangkan dampak perjalanan terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi.
Dengan kata lain, slow tourism bisa pula dimaknai untuk segala perjalanan liburan yang mempertimbangkan aspek berkelanjutan. Misalnya dengan memilih tinggal di homestay alih-alih hotel mewah atau menggunakan kendaraan ramah lingkungan alih-alih transportasi seperti pesawat.
Dalam slow tourism wisatawan juga akan diajak untuk lebih intens dengan komunitas lokal melalui cara berjalan-jalan alih-alih berburu destinasi viral, menyambangi museum, atau menjajal atraksi yang kurang terkenal di sebuah daerah. Nah, slow tourism sebenarnya bisa dilakukan lewat beragam jenis wisata.
Akan tetapi, konsep ini lebih populer untuk perjalanan secara backpacking, road trip, perjalanan bisnis, volunteer tourism, mudik atau mengunjungi saudara, hiking, bersepeda, atau kegiatan aktif lainnya. Selain mempunyai dampak positif dalam praktik berkelanjutan, slow tourism juga mendorong dampak sosial yang positif dari pariwisata.
Misalnya, wisatawan bisa mempelajari lebih dalam tentang budaya lokal dan memiliki pengalaman liburan yang otentik, hingga menyemarakkan perekonomian di masyarakat. Lantas, apakah lo tertarik untuk ikut mencoba tren ini, Superfriends?
ARTICLE TERKINI
Source:https://www.hipwee.com/travel/tren-slow-tourism/
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :