Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

slow tourism

Layaknya industri fashion, tren wisata juga kian berubah akibat dipengaruhi cara berlibur yang berubah pula pasca pandemi. Misal saja virtual tour dan staycation yang sempat marak hingga menjadi tren berlibur di masyarakat. 

Nah, selain dua tren tersebut, kini hadir slow tourism sebagai tren wisata yang diprediksi akan makin digandrungi wisatawan nantinya. Buat Superfriends yang belum tahu apa itu slow tourism, yuk simak penjelasannya di bawah ini.

Slow tourism atau slow travel adalah kegiatan liburan yang lebih santai 

Image source: shutterstock.com/Davide Angelini

Slow tourism atau juga dikenal dengan istilah slow travel adalah kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan dengan tidak terburu-buru dan lebih santai. Simpelnya, slow tourism adalah konsep traveling yang dapat membuat wisatawan lebih menikmati liburan, karena gak perlu mengejar target seperti harus mengunjungi semua destinasi wisata di sebuah daerah.

Contohnya, alih-alih menghabiskan waktu seminggu di Lombok dengan menyambangi semua gili yang ada, slow tourism menawarkan konsep wisata yang lebih dinamis. Di mana, lo bisa betul-betul menikmati hari libur tanpa diburu-buru target yang seringkali mengurangi keseruan liburan.

Akan tetapi, slow tourism punya satu “kelemahan”, yakni wisatawan gak bisa mengunjungi destinasi wisata sebanyak yang ditawarkan paket-paket perjalanan. Namun, meski hanya pergi ke satu tempat, dengan slow tourism wisatawan gak akan merasa stres sebagaimana mass tourism. 

Kendati demikian, dengan slow tourism wisatawan akan lebih santai dalam menikmati liburannya. Kalau sudah begitu, tentu lo juga bisa lebih memahami nilai dari destinasi yang dituju.

Slow tourism berkaitan erat dengan praktik berkelanjutan

Image source: unsplash.com/@monnyreak

Gak cuma dapat menghindari wisatawan dari stres, slow tourism biasanya juga dikaitkan dengan praktik berkelanjutan. Ini karena ketika wisatawan menerapkan slow tourism, secara gak langsung mereka sudah mempertimbangkan dampak perjalanan terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi.

Dengan kata lain, slow tourism bisa pula dimaknai untuk segala perjalanan liburan yang mempertimbangkan aspek berkelanjutan. Misalnya dengan memilih tinggal di homestay alih-alih hotel mewah atau menggunakan kendaraan ramah lingkungan alih-alih transportasi seperti pesawat.

Dalam slow tourism wisatawan juga akan diajak untuk lebih intens dengan komunitas lokal melalui cara berjalan-jalan alih-alih berburu destinasi viral, menyambangi museum, atau menjajal atraksi yang kurang terkenal di sebuah daerah. Nah, slow tourism sebenarnya bisa dilakukan lewat beragam jenis wisata. 

Akan tetapi, konsep ini lebih populer untuk perjalanan secara backpacking, road trip, perjalanan bisnis, volunteer tourism, mudik atau mengunjungi saudara, hiking, bersepeda, atau kegiatan aktif lainnya. Selain mempunyai dampak positif dalam praktik berkelanjutan, slow tourism juga mendorong dampak sosial yang positif dari pariwisata. 

Misalnya, wisatawan bisa mempelajari lebih dalam tentang budaya lokal dan memiliki pengalaman liburan yang otentik, hingga menyemarakkan perekonomian di masyarakat. Lantas, apakah lo tertarik untuk ikut mencoba tren ini, Superfriends?

ARTICLE TERKINI

Author : Admin Adventure

Article Date : 23/12/2021

Article Category : Trending

Tags:

#Tips #Trending #Beginner #traveling

Source:https://www.hipwee.com/travel/tren-slow-tourism/

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Trending

5 Kelezatan Kuliner Khas Daerah yang Sangat Dinanti Saat Lebaran

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Trending

Kuliner Khas Nusantara yang Wajib Hadir Saat Buka Puasa

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Trending

Ide Bisnis yang Lumayan Menguntungkan di Bulan Ramadan

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Trending

Informasi Lengkap Wisata Balon Udara Luar Angkasa, Tertarik Mencobanya?

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Trending

Demi Promo Pariwisata Hijau, Mahasiswa Ini Nekat Mendaki 35 Gunung di Indonesia

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Trending

Alasan Kenapa Cowok Traveler Cocok Dijadikan Sebagai Pasangan Hidup

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Trending

Heboh Harga Outfit Pendaki Gunung Mencapai Rp 32 Juta, Kalau Lo?

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Trending

Kreskros Plasticycle, Brand Fashion Ciamik Hasil Upcycling Sampah Plastik

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Trending

Selama Pandemi, Wisatawan Indonesia Menciptakan Tren Perilaku Baru, Apa Aja?

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Trending

Mech Racing, Olahraga Balap Robot yang Dikendalikan Manusia

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive