Serangga dengan nama latin Pharohylaeus lactiferus ini juga dikenal dengan sebutan lebah bertopeng. Asalnya dari Australia yang merupakan satu-satunya spesies dalam genus Pharohylaeus.
Ukurannya nggak terlalu besar, lebih mirip ke lebah madu Eropa invasif (Apis mellifera). Yuk, simak penjelasannya di bawah ya, biar makin tau, Superfriends!
[readalso url=22044]
Terakhir Dilaporkan Tahun 1923

Image source: aussiebee.com.au
Ada enam individu dari spesies Pharohylaeus lactiferus yang diidentifikasi di Australia dan terakhir dilaporkan pada tahun 1923. Setelah hampir seratus tahun tak kelihatan, belakangan ini si lebah bertopeng itu ditemukan oleh peneliti.
Dia adalah James Dorey, seorang kandidat doktor di Universitas Flinders. Lebah bertopeng itu ditemukan ketika dia lagi menyelesaikan penelitian lapangan di negara bagian Queensland. Dari situ, penelitian lebih besar dilakukan di Queensland dan New South Wales. Penelitian ini secara khusus untuk menelusuri keberadaan lebah bertopeng itu alias Pharohylaeus lactiferus.
Penemuan lebah bertopeng ini bisa dibilang kebetulan. Jadi ketika pertama kali melihat lebah itu, Dorey mengamati dan mengikuti lebah itu sampai ke arah pantai. Dari situ barulah dilakukan penelitian yang lebih besar.
[readalso url=22746]
Habiskan 5 Bulan Cari Lebih Banyak Lebah Bertopeng
Dorey meluangkan waktu sampai lima buat buat melakukan survei 245 situs di Queensland dan New South Wales buat mencari lebih banyak lebah bertopeng. Dalam misinya itu Dorey fokus melakukan pencarian pada tanaman berbunga yang mirip dengan tanaman tempat si lebah bertopeng itu pertama kali ditemukan.
Sampel yang diambil antara lain bunga buat mendeteksi apakah lebah bertopeng itu mengunjungi bunga-bunga yang ditemukan atau tidak. Termasuk mengambil jaring kupu-kupu di atas bunga.
Nah, dari hasil survei itu mengungkap ada tiga populasi lebah bertopeng yang terisolasi secara geografis di sepanjang pantai timur Australia. Setiap populasi hidup di petak-petak hutan hujan tropis dan subtropis dengan tipe vegetasi tertentu.
Dorey menduga lebah-lebah itu bergantung pada pohon firewheel (Stenocarpus sinuatus) dan pohon api illawarra (Brachychiton acerifolius). Dari penelitian yang dilakukan Dorey itu teridentifikasi kemungkinan lebah bertopeng yang lebih banyak. Sayangnya, arsip sejarang tidak bisa memberikan data populasi lebah bertopeng ini, apakah sekarang sudah meningkat atau cenderung menurun dari waktu ke waktunya.
Dorey juga menduga lebah yang terisolasi in akibat hutan gundul. Hutan yang jadi titik penemuan lebah bertopeng itu ditemukan mengalami perusakan habitat dan fragmentasi. Sehingga habitat lebah itu pun jadi makin sedikit.
Source: https://nationalgeographic.grid.id/read/132585695/lebah-bertopeng-langka-ditemukan-kembali-setelah-hilang-hampir-seabad?page=all
ARTICLE TERKINI
Article Category : Trending
Article Date : 31/03/2021
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :