Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Diegoshefa 'GHO$$': Benang Merah Musik dan Fashion

Sebagai seorang musisi, saya selalu percaya kalo bermusik yang baik itu harus mencakupi tiga aspek dasar performance, yaitu “Music, Fashion and Art”. Musik harus dipenuhi dari kualitas sound dan rapinya permainan. Fashion harus dipenuhi dari cara karakter berpakaian. Art harus dipenuhi dengan attitude lakon dan bahan konsumsi visual yang akan dipertontonkan, entah itu on stage/off the stage.

Ya, dalam tulisan kali ini bisa dibilang music and fashion” adalah dua hal yang jalan bersama, tak bisa kalian pungkiri, entah kalian pelakon atau penikmat musik pasti punya gaya untuk menunjukan identitas masing-masing. Layaknya kalian, saya pun mengakui adanya benang merah di antara dua hal tersebut.

Coba kita ingat dan tarik 30 tahun kebelakang, di saat pelakon musik metal identik dengan celana ketat dan rambut yang menjuntai panjang, sebut nama besarnya seperti James Hetfield, Yngwie Malmstein, atau Nikki Sixx. Pelakon punk seragam dengan mohawk warna-warni atau rambut yang acak-acakan, ditambah sepatu boots dan bawahan beserta luaran yang terlihat compang-camping, beserta ornamen dan coretan di pakaiannya. Diikuti juga dengan pelakon musik genre lain yang memiliki ciri khas bergayanya masing-masing, David Bowie yang eksentrik pada art rock-nya, sampai ke Robert Smith di dunia gothic rock.

Ketertarikan musik seseorang memengaruhi gaya berpakaiannya (dan gaya hidupnya), hal ini tidak bisa kita pungkiri. Coba kita ambil contoh yang terjadi di sekitar. Ingatkah kalian 12 tahun lalu, pada saat The Upstairs merajai konser-konser pensi ibu kota? Dengan aliran post-punk yang mengerucut ke new wave-nya, mereka berhasil menyihir penggemarnya bergaya ala penggila disko 80-an? Dengan setelan warna-warni beserta kacamata uniknya. Dan yang santer terlihat sampai sekarang, adalah The Sigit yang menginspirasi penggilanya untuk bercelana bootcut ria.

Saya sering bertanya, “Mengapa fashion sangat ketat menempel di dunia musik?” Sebagai penikmat musik, saya akui bertahun-tahun pula saya melihat alur pergantian trennya.

Di tahun 2006, band-band metal dan subgenre-nya berhasil menyihir anak-anak muda untuk bergaya dengan cara berpakaian yang sama, bahkan sampai ke potongan rambut! Sempat pula dulu saya bertanya, “Sampai kapan tren ini akan bertahan?”

Hingga pada akhirnya, di 2012 saya lihat tren celana ketat dan rambut poni lempar ala band-band majalah Alternative Press akhirnya memudar. Di saat itu juga tumbuh ikon-ikon baru yang mengusung gaya ala Parisien yang lekat dengan celana bahan, kemeja, dan rambut pompadour rapi ala pemuda tahun 70-80-an.

Terus berulang, kini musisi-musisi telah tersihir untuk bergaya sedikit urban. Dengan timbulnya tren baru, kini serempak pula semua berseragam. Mari kita ambil contoh yang terdekat: hip hop/rap. Belakangan ini orang-orang mulai tersihir dengan gaya berpakaian seperti rapper, bisa disebut nama-nama besar seperti Kanye West, Drake, dan A$AP ROCKY. Sekarang pun bisa kalian lihat di feed social media kalian, cara berpakaian orang pun seragam. terbukti memang musik hip hop/rap sedang merajai dunia mainstream, tersihirlah segala peminat musiknya dengan gaya berpakaian yang sama.

Sebagai pelakon musik, jujur, inilah yang membuat saya percaya diri dalam bermusik. Minat listeners masih ada, dan mereka masih pula ‘membeli’ apa yang disodorkan di depan indera mereka. Mereka masih mengikuti dan setidaknya berminat untuk menunjukkan interest yang sama. Jujur pula, inilah yang membuat saya takut dalam menyajikan sesuatu. Akankah minat pendengar terus berubah dan terlupakan? Tapi saya percaya, musik dan fashion akan terus berputar. Fenomena ini pun pernah terjadi di tahun 90-an

Percaya atau tidak, hal yang terjadi ini akan terus berulang.

Bisa kalian bayangkan bagaimana perubahan yang akan terjadi dalam 20-30 tahun kedepan? Bagaimana musisi dan penikmatnya akan bergaya untuk menunjukkan jati diri? Akankah fashion tetap menjadi bagian dari musik? Biar waktu yang menjawab.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#diegoshefa #GHO$$ #fashion #The Upstairs #modern darling #The SIGIT #Fashioncore #pompadour #rapper #Kanye West #a$ap rocky

Article Category : Noize

Article Date : 31/01/2018

Supermusic
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

20 Comments

Comment
Imam Wahyudi Hidayatullah

Imam Wahyudi Hidayatullah

05/07/2025 at 18:48 PM

Gua suka isi beritanya
ERYANA OKTAVIA

ERYANA OKTAVIA

05/07/2025 at 18:48 PM

Gua suka isi beritanya
Wahyu Hardi

Wahyu Hardi

05/07/2025 at 18:48 PM

Gua suka isi beritanya
Mulyanto Mulyanto

Mulyanto Mulyanto

05/07/2025 at 18:49 PM

Gua suka isi beritanya
Dwi Septiani

Dwi Septiani

05/07/2025 at 18:55 PM

Gua suka isi beritanya
Jenial Trino

Jenial Trino

05/07/2025 at 18:55 PM

Gua suka isi beritanya
Sri Wulandari

Sri Wulandari

05/07/2025 at 18:55 PM

Gua suka isi beritanya
Fitri Hasanah

Fitri Hasanah

05/07/2025 at 18:55 PM

Gua suka isi beritanya
Murni Chania

Murni Chania

05/07/2025 at 19:02 PM

Gua suka isi beritanya
I'in Putri Sosiallina

I'in Putri Sosiallina

05/07/2025 at 19:02 PM

Gua suka isi beritanya
Suratmi Suratmi

Suratmi Suratmi

05/07/2025 at 19:02 PM

Gua suka isi beritanya
Arnedi Arnedi

Arnedi Arnedi

05/07/2025 at 19:02 PM

Gua suka isi beritanya
Fiktor Hasan

Fiktor Hasan

05/07/2025 at 19:16 PM

Gua suka isi beritanya
Dede Kurniawan

Dede Kurniawan

05/07/2025 at 19:16 PM

Gua suka isi beritanya
Upit Sarimana

Upit Sarimana

05/07/2025 at 19:17 PM

Gua suka isi beritanya
Imam Muslim

Imam Muslim

05/07/2025 at 19:17 PM

Gua suka isi beritanya
Ramli Anwar

Ramli Anwar

05/07/2025 at 20:12 PM

Gua suka isi beritanya
Kasmini Kasmini

Kasmini Kasmini

05/07/2025 at 20:12 PM

Gua suka isi beritanya
Hadi Wijaya

Hadi Wijaya

05/07/2025 at 20:12 PM

Gua suka isi beritanya
Desi Junata

Desi Junata

05/07/2025 at 20:21 PM

Gua suka isi beritanya
Other Related Article
image article
Noize

Rudolf Dethu: Muda, Bali, Bernyali

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Perilaku Individu Musik Indonesia di Era ‘Baby Boomers’ dan ‘Gen X’

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Yulio Piston: Tentang Menjadi Pengkritik Musik

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Noize

Sudah Saatnyakah Indonesia Punya Rock ‘n Roll Hall of Fame?

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive