Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Thumbnail

Author : Admin Soccer

Article Date : 06/11/2023

Article Category : News

Sepak bola termasuk olahraga yang selalu memberikan hiburan yang menggembirakan. Gak cuma pada lapangannya saja, namun beberapa istilah yang ada pun menarik untuk dikulik lebih dalam. Salah satunya adalah catenaccio, mungkin dari lo pernah mendengar dari istilah yang ada tersebut.

Catenaccio tenar itu pada tahun 1960-an, di mana ini dibawa oleh Helenio Herrera yang menjadi otak dari banyaknya kemenangan klub asal Italia yaitu Inter Milan. Bahkan dari tahun 1960-1968, Herera sukses membawa klubnya tersebut mendapatkan gelar yang sangat luar biasa dengan memenangkan tiga Scudetti, Liga Champions, dan dua gelar Piala Interkontinental.

Keberhasilan atas Inter Milan tersebut, sang pelatih ini juga dijuluki sebagai bapak yang revolusioner karena telah menemukan trik atau taktik pertahanan yang memukau yaitu pertahanan gerendel atau Catenaccio.

Apa Itu Catenaccio?

Biar lebih mudah dalam memahaminya, istilah Catenaccio tersebut sendiri bentuk strategi pertahanan yang dilakukan oleh klub. Strategi ini memang sudah lama hadir dalam dunia sepak bola, tapi mulai banyak ditinggalkan dan dilupakan oleh banyak pelatih di seluruh dunia. Karena permainan bertahan bukan lagi pilihan untuk dunia sepak bola modern.

Istilah Catenaccio itu berasal dari bahasa Italia yang berarti kunci. Jadi, jika klub membawa strategi satu ini, maka pertahanan menjadi pilar utama dalam permainan yang tidak akan membiarkan pemain lawan bisa menerobos dengan mudah. Sisi filosofinya sendiri, Catenaccio tersebut berfokus dengan memperkuat pertahanan dan tidak bisa dibobol oleh lawan.

Bukan hanya sebagai bertahan saja, bentuk strategi ini juga bisa dimanfaatkan untuk menerobos dan melemahkan permainan lawan. Pada saat pemain fokus dengan menyerang, jadi kesempatan untuk menyerang perlu dilakukan atau bisa dibilang serangan balik yang mematikan dan menghasilkan.

Kejayaan Catenaccio sendiri bisa dilihat dalam klub Inter Milan yang menjadikannya sebagai bentuk permainan dari Italia, hal ini juga didukung oleh banyak pemain hebat di posisi bertahan juga dari Italia, sehingga tidak heran kalau ini berasal dari negeri pizza tersebut.

Prinsip Dari Sistem Catenaccio

  1. Tidak Memposisikan Semua Pemain Jadi Bertahan

Pada dasarnya memang dalam menerapkan strategi Catenaccio sendiri para pemain berfokus pada area pertahanan. Namun, bukan berarti menumpuk semua pemain berada dalam area atau wilayah yang sama. Karena sesuai dengan arti dari Catenaccio sendiri yaitu gembok atau grendel.

Jadi, satu kesatuan antara pemain itu memiliki peranan yang jelas dan tidak sembarangan dalam memposisikan diri. Dalam penjelasan ringannya, dalam membangun pertahanan tidak hanya tembok atau pagar saja yang menutupi area perumahan, tapi perlu ada kunci sebagai bentuk pertahannya. Sehingga membuat kondisi rumah semakin aman dan sulit untuk ditembus.

Hal inilah yang dilakukan dalam strategi Catenaccio, semuanya saling menjaga dan membuat lawan kesulitan untuk menerobos apalagi menciptakan gol.

 

  1. Peranan Penting dari Sweeper

Posisi ini memiliki peranan yang lebih dalam membangun Catenaccio karena bertujuan untuk menjaga baris pertahanan jika para bek mengalami kekalahan dalam beradu. Jadi, posisi Sweeper ini memang tidak memiliki tugas sebagai marking, tapi posisinya benar-benar diharapkan dalam mempertahankan lapisan selanjutnya.

Hal inilah yang disebut sebagai grendel atau gembok, karena bukan hanya pagarnya saja yang harus dibuka tetapi posisi gemboknya juga perlu dilepas terlebih dahulu. Kelemahan dari strategi Catenaccio itu jika posisi Sweeper ini sulit untuk membaca permainan dan tidak mampu dalam adaptasi posisinya.

Posisi ini benar-benar strategis yang menjadi lapis pertahanan kedua, sehingga akan percuma jika lawan sudah masuk dalam posisi pertahanan dan mampu melewatinya, lalu Sweeper baru masuk karena perannya tidak menjadi signifikan kembali.

Klub yang Sukses Menerapkan Strategi Catenaccio

Strategi ini memang sudah lama dikenal dan lo akan penasaran beberapa klub yang sukses menerapkannya. Nah, berikut ini beberapa klub yang sukses menerapkannya strategi Catenaccio, yaitu:

1. AC Milan

Tepatnya pada tahun 1960-an sang pelatih bernama Rocco pernah menerapkan strategi yang satu ini. Pada masanya dengan strategi atau teknik Catenaccio sendiri berhasil membawa AC Milan menjadi pemenang dalam Liga Italia dan Eropa. Strategi ini memiliki dampak yang luar biasa dan memberikan hasil yang maksimal.

Nereo Rocco memang sudah lama dikenal sebagai pelatih yang menerapkan dan membawa taktik ini ke klub yang dikelolanya. Jauh sebelum melatih AC Milan, Rocco sendiri pernah menerapkannya di klub yang tidak begitu besar adalah Trietina, pada masanya klub tersebut pernah menjadi pemenang kedua atau runner up pada seri A tahun 1947-1948.

Keberhasilan ini juga memberikan inspirasi kepada Helenio Herrera yang berhasil dan mampu membawa Inter Milan ke posisi puncaknya.

2. Inter Milan

Selama dilatih oleh Herrera, Inter Milan pernah menggoreskan tinta emas yang memukau banyak fansnya. Pada masa itu, Inter Milan sendiri memberikan hasil yang sangat luar biasa dan menjadi klub disegani. Bagaimana tidak, klub ini mampu memenangkan Seri A, Liga Champions, dan Liga Eropa.

Dari tahun 1960-1968, Inter Milan memberikan performa permainan yang luar biasa. Hal ini dipengaruhi oleh taktik Catenaccio yang mampu membawa banyak kemenangan. Bahkan, sekelas bek pun yang bermain sebanyak 32 kali mampu mencetak 10 gol. Prestasi ini pernah dicatat Facchetti kala itu.

Bukan hanya itu saja, jika dalam permainan yang menerapkan strategi Catenaccio sendiri ada peranan Sweeper yang mampu menjaganya, peranan ini juga memberikan dampak yang besar dengan dimainkannya Armando Picchi yang sangat luar biasa.

 

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Soccer

Source:Supersoccer

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
News

Usai 'Sindir' Ritual Anthem Timnas Indonesia, Mitchell Duke Minta Maaf

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Thierry Henry Jadikan Contoh Cedera Jude Bellingham Akibat Jadwal Padat

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Ternyata, Liverpool Sempat Hampir Mendatangkan Pemain dari Meksiko

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Dua Bintangnya Absen, Argentina dan Brasil Kompak Alami Kekalahan

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Imbang Lawan Australia, Ranking Timnas Indonesia Terus Melesat

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Hadapi Peringkat 25 FIFA, Timnas Indonesia Sukses Amankan Satu Poin

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Menjamu Australia, Skuad Garuda Usung Misi Balas Dendam

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Tenang! Lionel Messi Kembali Ke Lapangan Bulan Depan

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Usung Misi Kebangkitan, Australia Siap Taklukan Timnas Indonesia

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Tolak Tawaran Dari Premier League , Sergi Roberto Pilih Como 1907 Karena Sosok Ini

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /