Jarang Main di Klub, Tapi Masih Langganan di Timnas Indonesia!

Kadang lo pasti mikir, gimana ceritanya ada pemain Timnas Indonesia yang jarang banget main di klub tapi tetap rutin dipanggil buat bela Merah Putih? Rasanya agak kurang, ya. Tapi kenyataannya emang gitu. Beberapa nama pemain Timnas Indonesia musim ini justru minim menit bermain di level klub, baik di Eropa maupun liga domestik. 

Entah karena masih adaptasi, cedera, kalah saing, atau alasan teknis dari pelatih klub masing-masing. Meskipun jarang tampil di level klub, mereka tetap dipercaya masuk ke daftar pemain Timnas Indonesia buat berbagai pertandingan penting, dari laga uji coba, Kualifikasi Piala Dunia, sampai turnamen resmi.

Jadi makin penasaran, kan, kenapa mereka masih langganan dipanggil meski jarang main? Nah, di artikel ini bakal ngebahas tentang deretan pemain Timnas Indonesia yang menit bermainnya lagi seret di klub, tapi tetap jadi andalan di skuad Garuda.

Daftar Pemain Timnas dengan Minim Menit Main

1. Marcelino Ferdinan

Musim 2024/2025 ini jadi musim pertama Marcelino Ferdinan nyobain kerasnya kompetisi Eropa, tepatnya di Inggris bareng Oxford United yang main di EFL Championship. Tapi ternyata, adaptasi di sana nggak semudah yang dibayangin. Alih-alih langsung dapet tempat di tim utama, Marcelino justru lebih sering main buat skuad U-21 Oxford United.

Jam terbangnya di tim senior masih minim banget, bahkan nyaris nggak keliatan kontribusinya di papan statistik. Tapi anehnya, walau performanya di klub belum keliatan jelas, Marcelino tetap rutin dipanggil ke skuad Garuda. Bukan cuma sekadar masuk daftar, dia juga sering jadi pilihan utama di lini tengah.

Hal ini nunjukin kalau kualitas dan potensi nama pemain Timnas Indonesia satu ini emang nggak bisa diremehin sama sekali. Jadi cukup wajar kalau dia tetap masuk ke daftar pemain Timnas Indonesia, meskipun belum bersinar di klub. Apalagi kalo ngeliat kontribusinya tiap kali pake jersey Merah Putih, dia keliatan jauh lebih pede dan punya visi main yang solid. 

2. Nathan Tjoe-A-On

Nathan Tjoe-A-On juga termasuk salah satu pemain Timnas Indonesia yang musim ini penampilannya di klub bener-bener minim. Di Swansea City, Nathan cuma tampil tiga kali di pertandingan resmi sepanjang musim. Jumlah itu jelas jauh dari kata ideal, apalagi buat pemain yang diharapkan bisa jadi andalan di lini belakang Timnas.

Minimnya jam main ini juga sempat bikin penampilannya di Timnas jadi bahan sorotan. Salah satu momen yang paling banyak dikritik adalah waktu Timnas Indonesia kalah telak 1-5 dari Australia di laga FIFA Matchday bulan Maret 2025. Saat itu, Nathan kelihatan belum dapet ritme permainan yang oke dan sering telat nutup ruang lawan.

Tapi, meskipun begitu, pelatih Patrick Kluivert tetap percaya sama kemampuannya dan tetap memasukkan dia ke dalam daftar pemain Timnas Indonesia. Mungkin karena Nathan punya kelebihan di sisi fleksibilitas posisi dan pengalamannya main di Eropa yang dianggap bisa jadi nilai tambah buat skuad Garuda.

3. Rafael Struick

Awalnya, karier Rafael Struick di Brisbane Roar berjalan cukup oke. Dia sempat rutin dapet kesempatan main dan bahkan berhasil nyetak gol perdananya di Liga Australia saat timnya ketemu Sydney FC bulan November. Gol itu bikin ekspektasi fans Indonesia cukup tinggi ke dia karena dianggap bisa jadi senjata baru di lini depan.

Tapi setelah gol itu, performanya malah menurun drastis. Struick udah lebih dari tiga bulan nggak kelihatan lagi di line-up utama Brisbane Roar. Walaupun begitu, Struick masih rutin dipanggil ke Timnas dan sering dibawa di ajang-ajang penting kayak kualifikasi atau laga uji coba internasional.

Ini jadi bukti kalau tim pelatih masih percaya sama potensinya meski menit mainnya di klub lagi seret. Buat tetap eksis di daftar pemain Timnas Indonesia, Struick jelas harus balik ke performa terbaiknya di level klub. Soalnya, persaingan di lini depan pemain Timnas Indonesia makin ketat dan cuma yang paling siap yang bakal terus dipercaya.

Jadi, lo sekarang udah tau kan kalau ada beberapa pemain Timnas Indonesia yang lagi seret menit main di klub tapi masih langganan dipanggil Timnas. Bukan karena untung-untungan, tapi karena mereka udah nunjukin kualitas pas pake jersey Garuda. Walau di klub belum dapet tempat, pelatih tetep yakin sama kontribusi mereka di lapangan.

Tapi ya tetep aja, performa di klub juga penting. Biar ke depannya, mereka nggak cuma jadi langganan daftar pemain Timnas Indonesia, tapi juga bisa tampil maksimal karena udah dapet jam terbang cukup. Intinya, lo jangan langsung nilai pemain dari statistik di klub doang kadang ada faktor lain yang bikin mereka tetap layak bersaing di level internasional.