Oleh Rudolf Dethu
Bicara goth rock di Indonesia ya mesti menyebut nama Julius Aryo Verdijantoro. Begitu juga kala ngobrol soal musik folk di negeri ini tentu sosok Virgiawan Listanto harus disodok.
Etapi, sebentar, salah satu tokoh terdepan goth rock di Indonesia bukannya Otong Koil? Lalu musik folk di negeri ini biang keroknya adalah Iwan Fals. Siapa itu Verdijantoro dan Listanto?
J.A. Verdijantoro tak lain adalah Otong Koil dan V. Listanto bukanlah figur asing, ia lebih dikenal sebagai Iwan Fals. Polah macam begini jamak terjadi di jagat berkesenian pada umumnya serta belantika musik pada khususnya. Polah macam begini dalam kebahasaan dikenal sebagai pseudonim atau nama samaran, Superfriends.
Alasan digunakannya pseudonim bermacam-macam. Ada yang disebabkan karena orang tersebut memang ingin anonim saja, tak suka diekspos terlalu gemerlap. Ada karena alasan menghindari konflik dengan label tempat mereka bernaung.
Bagi yang belum ngeh, ketika seorang artis bergabung dengan sebuah label—apalagi label mayor—maka segala aktivitas berkeseniannya harus mendapatkan persetujuan dari label. Si artis dari, katakanlah, label Sony Music tak bisa sembarangan berkolaborasi dengan—sebut saja—musisi label Universal lalu merilis hasil karya tersebut di bawah Universal. Maka kiat “aman” yang sering jadi pilihan adalah memunculkan jati diri berbeda.
Ini diterapkan oleh Jerry Samuels ketika menerbitkan single They’re Coming to Take Me Away, Ha-Haaa! pada 1966. Dia menyebut dirinya Napoleon XIV guna berkelit dari isu legal formal yang mungkin datang dari labelnya. Segendang sepenarian dengan George Harrison. Partisipasinya di sebuah lagu Cream, Badge, disembunyikannya lewat sosok “bidadari misterius”: L’Angelo Misterioso. Anggota The Beatles lainnya, Paul McCartney memakai nama fiktif “Bernerd Webb” di tembang Woman milik Peter and Gordon.
Faktor pseudonim bisa juga muncul akibat menganggap nama aslinya kurang menjual, dangkal nilai komersial—dan ekosistem budaya pop cenderung sensitif di isu macam begini. Gue pikir sudut pandang ini cukup masuk akal. Susah membayangkan Iggy Pop bakal dilapangkan jalannya di skena rock ’n’ roll jika ia terus bersikukuh menggunakan nama aslinya yang “tertib Yahudi” yaitu James Newell Osterberg. Rasanya sulit diterima kalau Akhadi Wira Satriaji berlagak badass di panggung.
Lebih oke kalau Kaka Slank yang melakoninya. Masa iya kita pasrah dan membiarkan Brian Hugh Warner, Frank C.S. Ferrana, dan Russell Tyrone Jones, bertingkah ugal-ugalan di rupa-rupa acara gala? Kita bakal lebih nrimo ketika yang bikin ulah mengesalkan (lalu menganggapnya keren) ketika pelakunya adalah Marilyn Manson, Nikki Sixx, dan Ol’ Dirty Bastard.
https://slank.com/artists/kaka-fishgod-slank/
Menilik sejarah, geliat pseudonim bukanlah hal yang sama sekali baru. Bahkan sejatinya telah dimulai sejak jaman keemasan awal umat Kristiani. Sebut saja Pope Gregory IX, misalnya, yang menduduki posisi Paus sejak 1227 hingga 1241, yang tertulis di akte kelahirannya amatlah berbeda: Ugolino di Conti.
Nama panggung d bisnis pertunjukan; nama pena di dunia sastra; nama gelanggang di olahraga tinju, gulat, dan MMA; superheroes dan villains di komik dan sinema, dan sebagainya, masih merupakan cabang dari pohon keluarga pseudonim.
Berikut daftar pseudonim para hulubalang rock ’n’ roll:
Dee Dee Ramone – Douglas Colvin
Joey Ramone – Jeffrey Hyman
Johnny Ramone – John Cummings
Marky Ramone – Marc Bell
Tommy Ramone – Tommy Erdelyi
CJ Ramone – Christopher Joseph Ward
Richie Ramone – Richard Reinhardt
Ad-Rock (Beastie Boys) – Adam Horovitz
MCA (Beastie Boys) – Adam Yauch
Mike D (Beastie Boys) – Michael Diamond
Tori Amos – Myra Ellen Amos
Adam Ant — Stuart Leslie Goddard
Stiv Bators (Dead Boys) – Steven John Bator
Black Francis (The Pixies) – Charles Michael Kitridge Thompson IV
Bono – Paul David Hewson
David Bowie – David Robert Jones
50 Cent – Curtis Jackson
Captain Sensible (The Damned) – Ray Burns
Elvis Costello – Declan Patrick McManus
Chuck D (Public Enemy) – Carlton Ridenhour
Flavor Flav (Public Enemy) – William Drayton
Glenn Danzig (Misfits) – Glenn Allen Anzalone
Tre Cool (Green Day) – Frank Edwin Wright III
https://www.rollingstone.com/music/music-news/alice-cooper-party-book-excerpt-1117378/
Alice Cooper – Vincent Damon Furnier
C. C. DeVille (Poison) – Bruce Anthony Johannesson
Ronnie James Dio (Dio) – Ronald James Padavona
Dr. Dre (N.W.A.) – Andre Romelle Young
Eazy-E (N.W.A.) – Eric Lynn Wright
The Edge (U2) – David Howell Evans
Jello Biafra (Dead Kennedys) – Eric Boucher
Eminem – Marshall Bruce Mathers III
Flea – Michael Balzary
Serge Gainsbourg – Lucien Ginzburg
Ghostface Killah (Wu-Tang Clan) – Dennis Coles
MC Hammer – Stanley Kirk Burrell
Ice Cube – O’Shea Jackson
Ice T – Tracy Marrow
Billy Idol – William Michael Albert Broad
Lux Interior (The Cramps) – Erick Lee Purkhiser
Kid Rock – Robert Ritchie
Yngwie Malmsteen – Lars Johann Yngve Lannerbäck
Meat Loaf – Marvin Lee Aday
Ozzy Osbourne – Jonathan Michael Osbourne
Pink – Alicia Beth Moore
Queen Latifah – Dana Elaine Owens
Twiggy Ramirez (Marilyn Manson) – Jeordie Francis White
Lee Rocker (Stray Cats) – Leon Drucker
Axl Rose – William Bruce Rose Jr.
Sting – Gordon Matthew Sumner
Vanilla Ice – Robert Van Winkle
Rob Zombie – Robert Cummings
(silakan tambahkan lagi sendiri)
Bagaimana dengan lo, Superfriends, apakah juga mempraktikkan pseudonim di skena rock ’n’ roll yang lo geluti?
Image source: Medcom
ARTICLE TERKINI
11 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Maman
02/02/2025 at 16:32 PM
RIYAN MUTAQIN
04/02/2025 at 12:33 PM
vika hermawan
07/04/2025 at 12:40 PM
wanju sipahutar
14/04/2025 at 21:24 PM
pandapotan sipahutar
15/04/2025 at 16:17 PM
pandapotan sipahutar
15/04/2025 at 16:17 PM
pandapotan sipahutar
15/04/2025 at 16:17 PM
hotmauli tambunan
18/04/2025 at 01:04 AM
AGUSTIN DWI CHRISTANTI
18/04/2025 at 22:06 PM
Margareth Elisabeth
19/04/2025 at 10:10 AM
dea kamaya tabitha
19/04/2025 at 11:02 AM