Tanah Toraja memang memiliki berjuta keindahan yang sudah tidak bisa diragukan lagi. Selain kopinya yang sudah mendunia, Toraja juga memiliki Desa Ke’te Kesu, desa yang memiliki daya tarik yang magis, yang dapat membuat para petualang selalu punya alasan untuk kembali ke sini.
Toraja sudah terkenal keberadaanya, baik di dalam negeri sendiri, serta mancanegara. Maka dari itu, tidak heran jika Desa Adat Ke’te Kesu juga ikut terkenal keberadaanya. Daya tariknya yang magis juga menjadi salah satu faktor yang membuat desa adat ini terkenal.
[readalso url=17901]
Untuk mengetahui apa saja keindahan yang ada di Desa Adat Ke’te Kesu, simak bahasan kali ini yang akan mengulas 5 fakta menarik yang ada di dalam Desa Adat Ke’te Kesu.
Tempat Berkumpulnya Kaum Bangsawan
Tempat Berkumpulnya Kaum Bangsawan - Desa Ke'te Kesu, Toraja. credit photo: travelingyuk.com
Desa Adat Ke’te Kesu mempunyai jarak kurang lebih 5 kilometer dari Kabupaten Toraja Utara, Rantepao. Jika lo sampai di desa ini, lo akan dihadapkan dengan rumah-rumah adat yang indah dan syarat akan arti dan makna.
Rumah adat di Desa Ke’te Kesu bernama Tongkonan. Letaknya yang simetris, membuat jalan tengah yang berada di antara rumah-rumah tersebut menjadi salah satu spot berkumpulnya para bangsawan toraja.
Selain kaum bangsawan yang berkumpul di sini, jalan tengah yang berada di antara rumah-rumah adat tersebut juga menjadi pusat kegiatan. Hal tersebut terlihatnya beberapa lumbung padi yang terlihat di sekitaran rumah-rumah adatnya.
Tongkonan Yang Berusia 300 Tahunan
Tongkonan Yang Berusia 300 Tahunan - Desa Ke'te Kesu, Toraja. credit photo: torajaid.tumblr.com
Deretan rumah adat yang berada di Desa Ke’te Kesu tidak saja baru dibangun untuk kegiatan wisata saja, lho. Perlu lo ketahui nih, Tongkonan atau rumah adat khas desa ini sudah berumur 300 tahunan. Oleh karena itu, tentu rumah adat ini sudah diwariskan secara turun temurun.
Kaum bangsawan yang suka berkumpul di desa ini juga sudah turun temurun. Jadi, sudah menjadi adat dan budaya untuk mereka yang tergolong kaum bangsawan untuk berkumpul di sekitaran rumah adat di Desa Ke’te Kesu ini.
Tongkonan tidak menyatu dengan tanah yang ada di bawahnya, lho. Seperti rumah panggung, untuk masuk ke Tongkonan, lo perlu menaiki tangga terlebih dahulu. Ada kemungkinan, desain rumah Tongkonan ini merepresentasikan status kehidupan mereka.
Semua Bangunan Menghadap Ke Utara
Semua Bangunan Menghadap Ke Utara - Desa Ke'te Kesu, Toraja. credit photo: panduanwisata.id
Tongkonan memiliki beberapa keunikan. Salah satunya adalah bentuk atapnya yang menyerupai tanduk kerbau, dan menghadap ke utara. Hal ini bukan tanpa maksud dan arti, lho. Arah utara diyakini masyarakat Toraja sebagai lambang asal muasal leluhur Tana Toraja.
Oleh karena itu, ada harapan jika salah satu bagian dari keluarga yang ada di Toraja meninggal, akan langsung pergi kea rat utara, dan berkumpul dengan para leluhur-leluhur sebelumnya. Keunikan ini juga yang menjadi salah satu daya tarik Desa Ke’te Kesu.
Bicara kematian, Toraja mempunyai salah satu upacara kematian yang memiliki daya tarik yang luar biasa. Tidak sedikit para petualang yang datang saat masyarakat Toraja tengah menjalani upacara atau prosesi kematian salah satu sanak saudara atau anggota keluarganya.
Memiliki Hiasan Tanduk Kerbau
Memiliki Hiasan Tanduk Kerbau - Desa Ke'te Kesu, Toraja. credit photo: indonesiakaya.com
Fakta menarik lainnya yang ada di Desa Ke’te Kesu adalah hiasan tanduk kerbau yang ada di Tongkonan. Selain sebagai hiasan, tanduk kerbau ini juga mempunyai makna dan arti yang menarik. Tanduk kerbau ini mempunyai arti status sosial bagi empunya.
Semakin banyak tanduk kerbau yang disusun secara vertikal di Tongkonan, itu menandakan si empunya mempunyai status sosial yang tinggi. Bisa dikatakan orang tersebut memiliki harta kekayaan yang banyak.
Status sosial ini juga melekat di keluarga si empunya. Pasalnya, jika tanduk kerbaunya semakin banyak, itu artinya saat upacara kematian, si keluarga empunya menyembelih banyak kerbau, artinya keluarga tersebut memiliki uang yang tidak sedikit untuk mengikuti upacara kematian di Toraja yang terkenal itu.
Kuburan Kuno Berumur Ratusan Tahun
Kuburan Kuno Berumur Ratusan Tahun - Desa Ke'te Kesu, Toraja. credit photo: cumilebay.com
Nah, kuburan kuno khas Toraja ini juga menjadi salah satu spot yang dapat menggetarkan adrenalin, lho. Pasalnya, tulang belulang leluhur masyarakat Toraja langsung terlihat di sana. Peti kematian yang berisi jasad sanak saudara masyarakat Toraja tidak dikuburkan, melainkan di gantung atau disimpan di lubang yang berada di tebing kuburan kuno tersebut.
Pemandangan tulang belulang yang berserakan di sini sudah umum, bro. Jadi lo tidak perlu takut akan tulang belulang tersebut. Meskipun begitu, spot kuburan kuno ini benar-benar dijaga oleh masyarakat sekitar.
Mereka percaya bahwa tempat ini menjadi salah satu tempat yang sakral karena menurut mereka, leluhur serta sanak saudara dan anggota keluarga yang sudah meninggal berkumpul di sana. Sesekali waktu, mereka menurunkan peti mati tersebut untuk menggantikan baju dari jasad yang sudah meninggal.
Pemandangan tersebut merupakan hal yang wajar di Toraja. Namun, seiring waktu berjalan, tidak semua masyarakat Toraja melakukan hal tersebut, hanya dengan permintaan khusus mereka melakukan hal tersebut.
[readalso url=17902]
Nah, bro, bagaimana dengan Desa Ke’te Kesu di Toraja ini? Apakah sudah membuat lo semakin penasaran dengan keindahan alamnya, kopi, serta fakta menarik yang sudah disebutkan di atas? Kalau iya, langsung saja nih lo menyiapkan cuti, budget secukupnya, berkemas dan langsung saja berangkat!
Feature Image - stayhello.com
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 08/05/2018
Article Category : Wilderness
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :