Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Suku Chambri, Sang Manusia Buaya dari Papua Nugini!

Mengintip tradisi dan budaya Papua Barat, yang menjadi salah datu negara yang serumpun dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Papua Nugini menjadi salah satu negara yang memiliki tradisi dan budaya yang hampir sama dengan kebudayaan suku- suku di Indonesia. 

Mungkin lo jarang sekali mendengar kabar dari Papua Nugini sebagai petualang, namun apabila di lacak lebih lanjut, ternyata lo bisa menemukan hal- hal unik tentang suku- sukunya. Perlu di ketahui Papua Nugini merupakan sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua dan berbatasan darat dengan Provinsi Papua (Indonesia) di sebelah barat. Benua Australia di sebelah selatan dan negara-negara Oseania berbatasan di sebelah selatan, timur, dan utara. 

Banyak keunikan yang dimiliki beberapa suku di dunia, salah satunya suku Chambri yang berada di Papua Nugini. Karena kulitnya yang terlihat bersisik mirip sisik buaya, para travelers pun akhirnya menyebut suku ini dengan julukan Manusia Buaya.

Papua Nugini adalah salah satu negara yang paling bhinneka di Bumi, dengan lebih dari 850 bahasa lokal asli dan sekurang-kurangnya sama banyaknya dengan komunitas-komunitas kecil yang dimiliki, dengan populasi yang tidak lebih dari 6 juta jiwa. Itu sama dengan Papua Barat yang memiliki banyak sekali suku dan bahasa.

Seperti di Papua Barat, Papua Nugini memiliki banyak keunikan seperti di Papua Barat. Ada satu suku yang unik Di Papua Nugini ada Suku Chambri yang unik dan dijuluki para petualang sebagai Manusia Buaya. Kulit mereka disayat membentuk sisik buaya, untuk menandakan kedewasaan dan penghormatan pada buaya yang dipercaya sebagai leluhurnya.

Usut punya usut, ternyata kulit suku Chambri yang terlihat mirip sisik buaya bukan tanpa sebab. Sisik tersebut sengaja di buat sebagai penanda kedewasaan, sekaligus sebagai upaya mereka untuk memberikan penghormatan kepada buaya yang mereka yakini sebagai leluhurnya.

Lantas, bagaimana cara mereka mendapatkan sisik buaya ini?

Cukup unik bro, untuk mendapatkan kulit mirip dengan sisik buaya, mereka akan melakukan ritual khusus berupa menyayat badan dan membentuk pola kulit di badannya hingga menjadi dengan sisik buaya yang menonjol-nonjol. Tradisi ini sendiri konon katanya sudah mereka lakukan sejak zaman dulu. Biasanya, tradisi ini akan dilakukan ketika seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, dan akan terus dilakukan setiap tahun hingga usia mereka mencapai 25 tahun.

[bacajuga url=58889]

Bukan orang sembarangan, yang menyayat kulit mereka dan membentuk pola kulit buaya tersebut haruslah kepala suku mereka. Tentu saja ritual ini sangat menyakitkan, darah segar akan mengalir deras sebagai hasil dari cabikan pisau di kulit mereka.

Konon katanya, saking menyakitkannya tradisi ini, tidak jarang banyak anak laki-laki dari suku ini yang sampai kehabisan darah hingga akhirnya meninggal dunia. sedangkan teriakan kesakitan sudah dianggap hal yang wajar selama penyayatan berlangsung.

Melakukan ritual ini pun nggak sembarangan bro, ada beberapa ritual khusus yang harus dilakukan si anak laki-laki sebelum menjalani proses menyakitkan ini. Setelah siap, ritual tari-tarian dan mantra khusus un dibacakan, hingga akhirnya sang kepala suku mengambil pisau dan mulai menyayat kulit.

Bukannya tanpa alasan, Namun ada cerita di balik sayatan kulit ini.  di sekitar tempat tinggal Suku Chambri di Danau Chambri dan Sungai Sepik masih banyak buaya yang hidup. Ada dua jenisnya, buaya Papua Nugini dan buaya muara. Ukurannya besar-besar, dari 4 sampai 7 meter! Bagi Suku Chambri, buaya merupakan hewan yang sangat diagungkan. Sebab mereka percaya, leluhur mereka dulunya adalah buaya yang semacam berevolusi ke daratan dan berubah menjadi manusia. Mereka juga menjaga kehidupan buaya dan tidak memburunya.

Tradisi menyayat badan dan membentuk kulit di badan menjadi mirip sisik buaya, sudah dilakukan sejak zaman dulu. Tradisi ini merupakan suatu tanda seorang pria menjadi dewasa. Biasanya dilakukan dari mulai 11 tahun hingga 25 tahun. Yang menyayatnya, adalah kepala suku. Mereka yang disayat pun harus menahan rasa sakit, kala pisau mencabik-cabik kulit mereka. Kabarnya, tak sedikit juga ada yang meninggal karena kehabisan darah dan tidak tahan dengan rasa sakitnya.

Menyayatnya bukan sembarang menyayat. Yang menyayat kulit mereka dan membentuk pola kulit buaya tersebut haruslah kepala suku mereka. Tentu saja ritual ini sangat menyakitkan, darah segar akan mengalir deras sebagai hasil dari cabikan pisau di kulit mereka.

Arti dari tradisi ini ada tiga. Pertama, sebagai wujud penghormatan kepada leluhur Suku Chambri yang dipercaya adalah buaya. Kedua, tradisi ini menandakan kedewasaan seorang pria. Ketiga, tradisi ini dipercaya akan membuat para pria menjadi orang yang kuat karena mampu melewati rasa sakitnya. Seluruh pria Suku Chambri memiliki bekas sayatan dan terlihat seperti sisik buaya. Mereka juga dengan bangga, memamerkan bekas sayatannya.

Suku Chambri sendiri sehari-hari hidup sebagai pemburu, dengan sumber buruan utama mereka adalah, babi hutan dan ikan. Sedangkan bagi wanita, keseharian mereka adalah berkebun, dan mengumpulkan makanan yang bisa mereka dapatkan dari pedalaman Papua Nugini. Kehidupan yang mereka miliki masih sangat sederhana, bahkan listrik saja belum masuk kedalam pemukiman.

Bagaimana bro, mengerikan bukan? Nah buat Lo yang penasaran ingin melihat bagaimana ritual ini dilakukan, datanglah ke Danau Chambri, yang merupakan rumah dari Suku Chambri. Jangan khawatir, mereka baik dan terbuka dengan pendatang kok!

 

Sumber

Featured Image

ARTICLE TERKINI

Author :

Article Date : 28/08/2016

Article Category : Wilderness

Tags:

#travelling #solo traveling #solo backpacker

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Wilderness

5 Gunung Terbesar di Pulau Jawa yang Mencengangkan, Penuh Misteri!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

4 Misteri Gunung Semeru Paling Terkenal dan Tidak Terpecahkan Hingga Sekarang

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

Keindahan Gunung Kawi yang Akrab dengan Pesona Mistis

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

Arjuno, Gunung di Tiga Wilayah yang Punya Cerita Menarik

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

Fakta-Fakta Menarik Gunung Arjuno, Pendaki Wajib Tahu!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

Serba-serbi Pendakian Gunung Latimojong

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

Cara Agar Tidak Tersesat di Blank 75 Gunung Semeru

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

3 Fakta Puncak Carstensz Pyramid yang Terletak di Pegunungan Jayawijaya

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

4 Jalur Pendakian Gunung Tambora Paling Populer

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

Dianggap Mati, Gunung Berapi di Indonesia Ini Mulai Kembali Aktif

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive