Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Sejarah Layang-layang, Permainan Tradisional yang Sarat Budaya

Secara harfiah, layang-layang adalah lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Memainkan layang-layang membutuhkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya supaya bisa terbang di udara. Nggak hanya di Indonesia aja, permainan ini juga dikenal di seluruh dunia.

Layang-layang juga dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran, umumnya memiliki panjang diagonal 20 cm – 40 cm. Namun dalam perkembangannya, bentuk layang-layang nggak selalu segi empat, bahkan bentuknya sudah semakin beragam dan modern sesuai dengan kreativitas si pembuatnya. Biasanya, layang-layang seperti itu merupakan daya tarik pariwisata atau benda cendera mata.

[readalso url=22023]

Sejarah Layangan Berasal dari Indonesia?

Image source: unsplash.com/@mshfoto

Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari China sekitar 2500 Sebelum Masehi. Penemuan sebuah lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layang-layang, lalu menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan nusantara.

Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) dari abad ke-17 yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan.

Bentuk yang Selalu Dimodifikasi

Image source: unsplash.com/@opravat

Bentuk layang-layang sejak 1970-an sendiri selalu dimodifikasi para seniman. Ukurannya pun nggak lagi kecil tetapi sangat besar, yakni dalam bilangan meter. Bahkan nggak jarang dibuat dalam bentuk tiga dimensi sehingga harus dimainkan oleh beberapa orang sekaligus menggunakan tali tambang sebagai pengganti benang.

Layang-layang seperti itu biasanya dimainkan oleh orang dewasa dan dilombakan dalam suatu festival. Di Indonesia sendiri lomba dan festival layang-layang bertaraf internasional sudah menjadi agenda tetap di sejumlah daerah, seperti Pangandaran dan Bali.

Layang-layang yang dilombakan akan dinilai berdasarkan bentuk, komposisi warna, keelokan gerak, bunyi gaungan, dan lama mengudara.

[readalso url=22009]

Sarat Budaya

Selain sebagai permainan, layang-layang juga memiliki fungsi ritual. Di beberapa daerah Nusantara, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu. Di Bali, misalnya, masyarakat masih mengenal layang-layang untuk melindungi singgasana para dewa.

Dewa Layang-layang di Bali adalah Rare Angon. Dewa itu selalu diberi sesaji dan disembah sebelum layang-layang diterbangkan. Layang-layang yang telah disucikan itu merupakan benda sakral dan nggak dibolehkan sampai menyentuh tanah. Bila hal itu nggak diindahkan, konon akan terjadi kemalangan.

Di Sumatera Barat, masyarakat masih percaya pada layang-layang bertuah yang bisa memikat anak gadis yang bernama layang-layang hias dangung-dangung. Kemudian di Pulau Jawa, ada layang-layang yang digunakan untuk mengusir serangga dan burung liar di ladang sawah.

Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu, dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar.

Layang-layang yang biasanya hanya menjadi permainan biasa di daerah perkotaan, ternyata memiliki sejarah dan kegunaan lain di beberapa daerah di Indonesia. Nah, siapa yang selama pandemi ini sudah memainkan permainan satu ini, bro?

 

Source: male.co.id

ARTICLE TERKINI

Author :

Article Date : 11/09/2020

Article Category : Urban Action

Tags:

#Beginner #Extreme #solo-traveling

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Urban Action

Staycation Sambil Menyusuri Keindahan Labuan Bajo di Atas Kapal Phinisi, Seru!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Urban Action

5 Hal Penting yang Wajib Lo Tahu Jika Ingin Trekking ke Ranu Kumbolo

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Urban Action

6 Alasan Jangan Bekerja Saat Liburan

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Urban Action

Musisi Lokal yang Lagunya Enak Dinikmati Selama Perjalanan Traveling

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Urban Action

Perbedaan Freediving dan Scuba Diving, Sudah Tahu?

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Urban Action

Kebiasaan Orang Indonesia yang Dilarang di Negara Lain, Catat!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Urban Action

Rekomendasi Aktivitas untuk Short Getaway

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Urban Action

Gepreki, Bisnis Kuliner dengan Cita Rasa dan Inovasi Unik

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Urban Action

5 Manfaat Parkour Bagi Tubuh dan Mental, Bisa Tingkatkan Konsentrasi

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Urban Action

Kebiasaan Orang Jepang yang Unik dan Menarik

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive