Desa Liang Ndra merupakan desa ekowisata. Di sini, kami menyaksikan berbagai macam tarian unik, dan prosesi adat lainnya. Sesampainya di desa tersebut, kami diberikan segelas tuak sebagai simbol diterimanya kami di desa tersebut. Sungguh ramah dan sangat menerima para warga lokal di Desa Liang Ndara.
[readalso url=22126]
Tarian Caci di Desa Liang Ndara

Dari beberapa tarian yang saya lihat di desa ini. Ada satu tarian unik yang hanya ada di Desa Liang Ndara, yaitu tarian Caci. Dimana dua orang pria melakukan adu ketangkasan menggunakan perisai dan cambuk.
Sementara yang paling saya senangi adalah tarian Rangkuk Alu. Tarian ini juga merupakan permainan tradisional. Di mana kita harus meletakkan kaki di antara sela bambu yang bergerak. Sungguh menarik, dan sangat mengasah konsentrasi!
Bukit Wolobobo, Negeri di Atas Awan

Berlanjut ke Bajawa, tujuan pertama kami ke Bukit Wolobobo. Bukit ini sering disebut sebagai negeri di atas awan. Sungguh luar biasa pemandangan dari bukit ini. Pesona Gunung Inierie dapat dilihat dari Bukit Wolobobo.
Dan, sejauh mata memandang, terlihat hamparan hijau yang tertutup tebal dan tipisnya kabut. Saya sungguh betah berlama-lama disini sampai matahari mulai terbenam. Terasa sangat tenang dan damai.
Kampung Adat Bena, Situs Peninggalan Zaman Megalitikum

Masuk hari ke-2 di Bajawa. Di pagi hari kami bergegas menuju ke Kampung Adat Bena. Begitu sampai disana, seakan saya sedang berada di zaman megalitikum. Tapi memang benar, Kampung Bena sudah ada sejak 1.200 tahun yang lalu.
Mata seakan dimanjakan desain pemandangan perkampungan yang indah, dengan latar Gunung Inierie. Seluruh rumah terbuat dari kayu dengan atap rumbai, dan terletak di beberapa undakan tanah. Layoutnya sangatlah menarik, terlebih ditambah arsitek bebatuan yang khas dari era megalitikum.
Sebelum makan siang, kami sempat menyambangi Kecamatan Golewa, untuk melihat langsung proses pembuatan Kopi Arabica Flores Bajawa. Ini adalah kopi terbaik dari tanah Flores, yang sudah sangat dikenal masyarakat luas. Saya mungkin bukanlah orang yang paham dengan kopi, walaupun saya senang menyeruput es kopi di siang hari. Tapi begitu mendengar langsung dari kawan-kawan mengenai kopi ini, rasanya saya patut membeli kopi ini untuk keluarga tercinta di rumah.
[readalso url=22455]
Pemandian Air Panas Soa Memiliki Daya Tarik Sendiri

Setelah kami makan siang, di tengah teriknya matahari yang sebenarnya tidak terlalu panas, kami bergegas menuju ke Pemandian Air Soa yang terletak di Kecamatan Soa. Air belerang yang dihasilkan di pemandian ini berasal dari Gunung Inelika.
Tanpa banyak basa-basi, saya pun bergegas untuk ikut berenang bersama kawan-kawan. Disini terdapat beberapa tempat untuk mandi. Dari mulai kolam mata air dengan suhu 44 derajat celcius, sampai menuju ke air terjun di bagian bawah dengan suhu 36 derajat celcius.
Satu hal yang disayangkan, tempat pemandian ini sudah terlihat usang dan tidak terurus dengan baik. Mungkin bisa menjadi catatan kecil, agar dapat kembali diminati wisatawan.
Puncak Bukit Watunariwowo dengan Siluet Gunung Inirie

Menjelang matahari terbenam, berikutnya kami bergegas untuk menuju ke Bukit Watunariwowo. Bukit ini terlihat sangat unik. Betatuan yang ditumbuhi rumput tipis, dan memiliki ngarai yang berlipat-lipat.
Kami mendaki selama kurang dari 1 jam, hingga mencapai sebuah bukit kecil yang berlatar belakang gagahnya Gunung Inirie. Memang perlu kesabaran untuk bisa mengabadikan momen yang sangat dramatis disini. Dikarenakan kabut yang sangat dinamis dalam membuka dan menutup indahnya pemandangan dari atas bukit ini.
Hari terakhir saya berada di Pulau Flores, ditutup dengan indahnya berbagai destinasi wisata di Kabupaten Ngada. Semuanya semakin membuka wawasan saya tentang indahnya Indonesia yang tak ada habisnya. Rasanya tidak sabar untuk petualangan berikutnya, dalam mengeksplorasi kekayaan alam dan budaya Indonesia. I Dare!
Julian Johan, 2020. @jejelogy
ARTICLE TERKINI
Article Category : Urban Action
Article Date : 09/11/2020
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :