Dilansir Atlas Obscura, perang jeruk yang dikenal dengan nama Battaglia delle Arance atau Carnevale d’Ivrea ini adalah salah satu tradisi tertua yang masih dilakukan hingga saat ini. Tradisi yang sudah dilakukan sejak abad ke-12 ini biasanya dilakukan di bulan Februari setiap tahunnya di Kota Ivrea, Provinsi Turin, Italia, atau sekitar 116 km dari Kota Milan.
Festival yang digelar selama tiga hari tersebut diikuti oleh ratusan orang yang melakukannya secara suka cita, tanpa ada rasa kesal antara peserta. Mereka saling serang dengan melempar jeruk. Bahkan, lebih dari satu juta jeruk dari Italia Selatan dan Sisilia digunakan dalam festival ini.
[readalso url=21686]
Asal-usul Tradisi Perang Jeruk

Image source: storicocarnevaleivrea.it
Nggak ada yang tau pasti mengenai asal-usul tradisi tersebut. Namun, dulunya telah terjadi perang saudara antara masyarakat Ivrea dengan Pasukan Kerajaan Napoleon. Perang tersebut dipicu oleh peristiwa pemerkosaan gadis muda bernama Mugnaia oleh salah satu aparat pemerintah. Tragisnya, Mugnaia membalas dendam dengan memenggal kepala pemerkosanya.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, orang-orang pun mengadakan festival ini dengan mengganti anak panah dengan buah jeruk. Selama festival, orang-orang akan dibagi menjadi dua tim. Menjadi masyarakat biasa atau pemberontak (yang berjalan kaki) dan pasukan Napoleon (yang berada di atas kereta kuda).
Pelempar jeruk berperan sebagai masyarakat yang melakukan pemberontakan dengan menggunakan pakaian tradisional yang berwarna-warni, beberapa peserta juga bahkan menghias wajah mereka.
Sementara pemeran tokoh kerajaan menaiki kereta kuda. Kereta kuda tersebut berkeliling kota sambil mengangkut jeruk dan beberapa orang yang menggunakan pakaian tempur kerajaan lengkap dengan helm. Kereta kuda tersebut pun menjadi sasaran dari ribuan pelempar yang menjadi pemberontak.
[readalso url=21666]
Daya Tarik Bagi Wisatawan

Image source: littlegreentracs.typepad.com
Festival unik ini pun menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Bagi para wisatawan yang ingin menonton dari jarak dekat, nantinya akan menggunakan pelindung kepala khusus sebagai tanda bahwa mereka adalah penonton.
Selama peperangan ini berlangsung, nggak sedikit juga dari mereka yang harus dengan sabar menahan rasa sakit dan memar akibat terkena lemparan jeruk tersebut. Meski demikian, nggak ada rasa dendam di antara para peserta setelah perang usai. Bahkan, orang-orang malah senang dan menikmati festival ini.
Meski panitia acara menyatakan perang jeruk ini nggak berbahaya, namun mereka tetap menyediakan tenda perawatan. Juga dibutuhkan sekitar 100 petugas untuk membersihkan bekas jeruk yang lengket di jalanan kota.
Setelah perang jeruk selesai selama tiga hari, festival tersebut biasanya akan ditutup dengan makan besar.
Buat lo yang tertarik buat ikut serta dalam festival unik satu ini, lo bisa mengunjungi Kota Ivrea pada bulan Februari tahun depan nih, bro. Tapi, harus hati-hati supaya nggak ikutan memar karena terkena lemparan jutaan jeruk tersebut ya, bro!
Source: kumparan.com
ARTICLE TERKINI
Article Category : Urban Action
Article Date : 24/06/2020
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :