Bagi pendaki yang udah bolak-balik naik gunung, rasanya kurang afdol kalau nggak menaklukkan gunung dengan ketinggian ekstrem. Gunung yang termasuk kategori tersebut memiliki ketinggian lebih dari 5.500 mdpl.
Di Indonesia, Gunung Jaya Wijaya jadi puncak tertinggi dengan ketinggian 4.884 mdpl. Itu artinya, gunung tersebut belum dikategorikan sebagai gunung dengan ketinggian ekstrem. Kalau di dunia, ada beberapa gunung yang termasuk dalam kategori tersebut, seperti Gunung Denali di Alaska (6.194 mdpl), Gunung Aconcagua di Argentina (6.961 mdpl), dan Gunung Everest yang merupakan puncak tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.848 mdpl.
Saat mendaki di gunung dengan ketinggian ekstrem, mau nggak mau lo harus camping karena perjalanan lo bisa memakan waktu sampai berhari-hari. Namun, perlu diperhatikan kalau camping di gunung tersebut butuh skill khusus, Superfriends. Lo bisa simak tips berikut ini sebagai panduannya.
Pilih Tenda dan Tepat
Cuaca di gunung dengan ketinggian ekstrem terkadang nggak terduga. Pada siang hari, lo bisa merasakan hangatnya sinar matahari dan angin yang sejuk. Sebaliknya, lo bisa menghadapi badai dan suhu dingin yang bisa membahayakan tubuh lo.
Untuk melindungi diri di tengah cuaca ekstrem, penting banget untuk memilih tenda yang tepat. Pastikan tenda lo punya tiang dan tali pengikat yang kokoh yang bisa menopang tenda dari angin kencang dan cuaca buruk. Selain itu, pilih tenda yang bisa menahan suhu dingin biar angin nggak gampang masuk ke dalam tenda lo.
Pasang Tenda di Tempat yang Aman
Pada umumnya, lo bisa memasang tenda di camping ground atau lahan kosong yang sering dijadikan sebagai tempat berkemah para pendaki. Namun, saat berada di gunung dengan ketinggian ekstrem, lo mungkin akan sulit menemukan tempat tersebut karena permukaan tanah jadi lebih beku.
Sebagai alternatifnya, pilihlah tempat camping di dekat batuan atau semak-semak. Dirikan tenda di balik batu yang akan melindungi tenda lo dari runtuhan salju dan badai. Hindari camping di dekat jalur pendakian karena angin cenderung lebih kencang di tempat tersebut. Jangan pula kemah di punggungan gunung atau tanah terbuka untuk menghindari sambaran petir.
Pakai Outfit yang Tepat
Untuk mencegah hipotermia, lo wajib melindungi tubuh lo dengan pakaian berlapis saat camping di gunung dengan ketinggian ekstrem. Pilih pakaian dengan bahan wol dan lapisi dengan jaket anit-air. Lo juga bisa menggunakan celana berlapis untuk menjaga kaki lo tetap hangat. Sebagai perlindungan ekstra, pakailah sarung tangan, kaos kaki tebal, dan sepatu hiking dengan model high-cut.
Pertimbangkan Alat Masak
Memasak di gunung dengan ketinggian ekstrem tentu beda dari gunung pada umumnya. Lo butuh usaha ekstra untuk menjaga api tetap menyala. Lo bisa pakai kompor dengan multi-fuel yang bisa menggunakan bahan bakar gas atau pun spirtus. Tujuannya untuk berjaga-jaga kalau salah satunya nggak bisa menyala di ketinggian. Selain itu, lo juga bisa menyalakan api unggun selama lo bisa menemukan stok kayu di sekitar tempat mendirikan tenda.
Perlu diperhatikan kalau memasak di gunung dengan ketinggian ekstrem butuh waktu lebih lama. Hal ini disebabkan oleh ekanan udara yang rendah, sehingga air jadi lebih lama mendidih dan makanan lebih lama matang.
Jangan Buang Air Besar Sembarangan
Kalau camping di hutan atau gunung pada umumnya, lo bisa membuat lubang darurat untuk buang air besar. Namun, hal tersebut nggak berlaku saat lo berkemah di gunung dengan ketinggian ekstrem, Superfriends. Soalnya, kotoran sulit terurai di tengah salju dan suhu dingin. Jadi, sebaiknya bungkus kotoran tersebut dengan kantong plastik dan buang saat lo udah turun gunung.
Itu tadi beberapa tips yang bisa lo ikuti saat camping di gunung dengan ketinggian ekstrem. Berani coba, Superfriends? (arpd)
ARTICLE TERKINI
Source:Mapquest
Please choose one of our links :