Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Misteri Jam Gadang, Kembaran Big Ben Tanpa Angka Romawi IV

Jam Gadang selama ini menjadi ikon kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Lokasi tepatnya ada di Pasar Ateh. Dalam bahasa Minangkabau, 'gadang' itu artinya besar.

Dibangun Tanpa Rangka Besi

Arsitek dari cagar budaya ini adalah Yazid Radjo Mangkuto. Konon katanya, proses pembangunan Jam Gadang ini tanpa semen maupun rangka besi, melainkan hanya menggunakan kapur, putih telur, dan pasir putih.

Ikon Sumatera Barat ini terdiri dari empat tingkat. Tingkat pertamanya merupakan ruangan untuk petugas. Terus tingkat keduanya itu adalah tempat perangkat mekanik jam berupa dua bandul yang berfungsi pemberat jam.

[readalso url=19821]

Tingkat ketiga, menjadi tempat dari mesin jam. Dan terakhir di tingkat keempat, merupakan puncak menara sekaligus lonceng jam ditempatkan.

Nah, di puncak lonceng tertera nama dari produsen mesin jam yakni Vortmann Recklinghausen, Jerman. Vortman adalah nama belakang si pembuat mesin jam. Sedangkan Recklinghausen adalah nama kota di Jerman yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.

Pada masa itu, pembangunan Jam Gadang menghabiskan dana hingga 3.000 gulden. Kalau dirupiahkan, dana yang dihabiskan sekitar Rp 24 juta, dengan kurs sekarang.

 

Mirip Big Ben di London, Inggris

Kalau diperhatikan dengan seksama nih, Jam Gadang punya kemiripan sama Big Ben di London. Cuma memang, Big Ben lebih tinggi sih, bisa 4 kali lipatnya dari Jam Gadang. Big Ben tingginya 96 meter.

Terus apanya yang kembar? Jeroan pada mesin Jam Gadang denhan Big Ben itu sama. Keduanya pakai mesin jam yang bernama Brixlion. Pembuatnya mesinnya juga sama, yakni Bernard Vortmann. Hingga saat ini mesin jam itu hanya ada dua di dunia, di Jam Gadang dan Big Ben. Keren kan!

[readalso url=19558]

Sejak pertama kali dibangun, Jam Gadang sudah dipermak sebanyak tiga kali. Ketika masa pemerintahan Hindia-Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya.

Lalu pada masa pendudukan Jepang diubah menjadi bentuk pagoda. Terakhir pasca Indonesia merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat Minangkabau, Rumah Gadang.

Misteri Tanpa Angka Romawi IV

Jam Gadang memiliki misteri pada angka-angka penunjuk waktunya. Dari pemilihan angka romawi pada jam ini, hanya angka empat yang tidak menggunakan romawi tradisional 'IV', melainkan ditandai dengan 'IIII. Penulisan yang di luar patron angka Romawi itu hingga saat kini masih diliputi misteri.

Usut punya usut, berdasarkan cerita masyarakat, empat garis vertikal itu mewakili empat pekerja yang meninggal saat membangun gedung. Namun, ada juga cerita lain yang mengatakan penandaan tersebut untuk menghindari desas-desus angka romawi 'IV' yang berarti kemenangan Belanda.

Desain Taman Jam Gadang Disebut Mirip Dajjal

Pada tahun 2018, desain baru taman area Jam Gadang disebut-sebut mirip dengan simbol mata satu atau dajjal. Isu yang beredar, jika dilihat dari mata elang atau ketinggian, maka taman tempat berdirinya Jam Gadang seperti penampakan mata satu.

Ketika itu Pemkot Bukittinggi langsung menepis kabar tersebut. Pemkot menyiapkan anggaran Rp 16,3 miliar untuk pemugaran Jam Gadang.

[readalso url=19336]

Terlepas dari misteri yang ada, Jam Gadang masih menjadi daya tarik wisatawan. Jam Gadang masih berbunyi hingga sekarang. Meski bandul jam di badan Jam Gadang sempat patah saat terjadi bencana alam gempa bumi M 6,4 yang melanda Sumatera Barat pada tahun 2007.

Loncengnya juga ditunggu-tunggu saat bulan Ramadhan. Acung jari dong buat lo yang pernah selfie di depan Jam Gandang.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Beginner

Article Category : In Depth

Article Date : 06/03/2020

Superadventure
Superadventure
Admin Adventure
Penulis artikel petualangan outdoor dan ekstrem yang bawain kisah mendaki tebing, arung jeram, sampai menjelajah jalur off-road. Buat gue, petualangan itu lebih dari sekadar jalan-jalan, ini soal uji mental dan fisik. Tiap cerita gue kemas biar Superfriends kebawa sensasinya. Gue pengen lo yang baca ngerasa termotivasi buat keluar dari zona nyaman. Kalau lo suka tantangan alam, artikel di sini bakal bikin lo pengen langsung berangkat.

0 Comments

Comment
Other Related Article
1 / 10

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive