Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Fabio Quartararo, Rider Bintang yang Pernah Pakai Helm Buatan Indonesia

Selain menang dengan poin penuh dalam dua balapan yang digelar di sirkuit Jerez, pembalap yang memiliki julukan El Diablo ini juga mampu melibas habis posisi pole atau pembalap yang mengisi posisi garis start pertama lho, bro.

[readalso url=21311]

Mampu Mengalahkan Seniornya di Kelas MotoGP

Image source: motovaganza.com

Tak hanya itu, pembalap dari tim satelit Yamaha Petronas Sprinta itu semakin mengagetkan pencinta Motogp dengan mampu mengalahkan seniornya di tim pabrikan Yamaha, yaitu Maverick Vinales dan Valentino Rossi dari tim Monster Energi Yamaha. Bahkan, pembalap senior lainnya seperti Andrea Dovizioso (Ducati) dan Alex Rins (Suzuki Ecstar), belum sanggup menyentuh pembalap yang namanya kurang moncer di ajang Moto3 dan Moto2 itu.

Saat ini pembalap bernomor 20 itu sedang menguasai klasemen sementara Motogp 2020 dengan 50 poin, disusul Maverick Vinales (40 poin) dan Andrea Dovizioso (26 poin). Tapi tahu nggak sih bro, ternyata sebelum tenar seperti sekarang, Quartararo pernah ditemani helm buatan Indonesia, lho. Yaitu helm KYT, pada ajang Moto2 tahun 2017 dan 2018.

Kemudian, baru pada awal 2019 saat naik kelas ke MotoGP pembalap ini mendapat kontrak baru dari helm buatan Amerika Serikat, Scorpion.

Pernah dijuluki sebagai ''The Next Marc Marquez''

Meski kini semua pengamat dan pembalap top dunia mulai memperhitungkan sepak terjangnya di kelas Motogp, Quartararo sempat melewati masa-masa yang sangat sulit lho, bro.

Kepada media Jerman, Speedweek, ia menceritakan perjalanannya menuju MotoGP melalui cara yang sama sekali tak mudah. Pembalap kelahiran tahun 1999 itu mulai menggebrak dunia balap motor saat masih berusia 15 tahun. Tepatnya, saat menjuarai CEV Moto3 pada tahun 2013 dan 2014.

Prestasi serupa seperti yang dilakoni sang ''Baby Alien'', Marc Marquez. Muda, cepat, dan agresif! Wajar saja, jika kala itu banyak yang menyebut Quartararo sebagai ''The Next Marc Marquez''. Julukan tersebut kian melekat, kala ia dibawah manajemen yang sama dengan Marc dan Alex Marquez melalui tangan dingin sang manajer, yaitu Emilio Alzamora, bro.

[readalso url=21856]

Jalan Terjal Quartararo Menuju Arena MotoGP

Alzamora memberi kesempatan pada Quartararo turun di ajang Moto3 pada 2015 dengan naungan tim Estrella Galicia 0,0. Meski mengendarai motor Honda, nyatanya Quartararo fakir podium karena cedera engkel yang membuatnya tak kompetitif di musim itu.

Pada tahun 2016, ia pun pindah ke tim Leopard Racing Moto3, berduet dengan Danny kent. Kala itu timnya berhasil meraih juara dunia Moto3 2016.

Namun di balik kisah sukses tim Leopard, ada kejadian yang menurut Quartararo sangat janggal. Ketika ia menandatangani kontrak untuk menggunakan motor Honda, namun saat balapan, ia diberi mesin KTM hingga harus membuatnya beradaptasi dari nol, bro.

Saat menunggangi KTM, Quartararo praktis mengalami paceklik juara, hingga akhirnya ia diremehkan banyak orang dan 'ditendang' Alzamora. Prestasinya di CEV Moto3 kala itu dianggap hanya kebetulan belaka. Selain ditinggal sang manajer, sponsor helm asal Jepang, Shoei, pun angkat kaki dan tak lagi menyediakan pelindung kepala untuk balapan Quartararo.

Naik ke Kelas Moto2 Tahun 2017

Meski paceklik kemenangan, pada 2017 Quartararo kemudian naik kelas ke Moto2, dan bergabung dengan tim Pons Racing yang memiliki motor bersasis Kalex. Kali ini untuk melindungi kepalanya, ia disponsori produsen helm asal Indonesia, yaitu KYT, bro!

Di tahun pertamanya bersama helm KYT, lagi-lagi ia paceklik juara. Kemudian manajer barunya, Eric Mahe, menyarankannya untuk pindah ke tim Speed-Up Racing Moto2 pada 2018.

Nah, pada tahun 2018 inilah Quartararo mulai menggebrak melalui kemenangan di GP Catalunya, Spanyol. Ia pun naik podium pertama bersama helm KYT yang mendukungnya, bro.

Ia menceritakan, tim barunya itu tak membebaninya dengan juara atau kemenangan, melainkan hanya menyarankan agar balapan sebaik mungkin. Kemenangannya di GP Catalunya kala itu ternyata dilirik oleh Sepang Racing Team, Yamaha, dan Petronas. Mereka ingin memboyong Quartararo ke kelas Motogp pada 2019, bro.

Lagi-lagi banyak pengamat yang mencibir dan meragukannya, karena fakir gelar di ajang Moto3 dan Moto2. Terlebih untuk berlaga di kelas para raja. Di tim baru asal Malaysia itu, Quartararo mengaku menemukan lingkungan kerja yang nyaman dan ditebusnya dengan memberikan enam pole dan tujuh podium.

Padahal, di tim Petronas Yamaha yang merupakan tim kedua Yamaha MotoGP, Quartararo bertandem dengan Franco Morbidelli yang merupakan murid Valentino Rossi dan jebolan VR46 Academy, bro!

 

Referensi : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/08/01/cerita-fabio-quartararo-rising-star-motogp-2020-yang-ditemani-helm-buatan-indonesia-saat-masa-sulit

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Beginner #Extreme #solo-traveling

Article Category : In Depth

Article Date : 30/08/2020

Superadventure
Superadventure
Admin Adventure
Penulis artikel petualangan outdoor dan ekstrem yang bawain kisah mendaki tebing, arung jeram, sampai menjelajah jalur off-road. Buat gue, petualangan itu lebih dari sekadar jalan-jalan, ini soal uji mental dan fisik. Tiap cerita gue kemas biar Superfriends kebawa sensasinya. Gue pengen lo yang baca ngerasa termotivasi buat keluar dari zona nyaman. Kalau lo suka tantangan alam, artikel di sini bakal bikin lo pengen langsung berangkat.

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
In Depth

Jack Wolfskin, Sukses Jadi Merek Outdoor Ramah Lingkungan

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Reinhold Messner, Pendaki yang Usulkan Carstensz Masuk Seven Summits

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Kenalan Sama Para Daredevil dari Berbagai Negara di Dunia

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Madu Ternyata Punya Manfaat Buat Kesehatan Para Pendaki

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive