Musik sudah menjadi karir yang kujalani sejak tahun 2006. Sambil kuliah di Universitas Atmajaya dengan jurusan psikologi, aku juga menyanyi di café, bebeberapa acara, hingga menjadi wedding singer. Gerbang karir musikku semakin terbuka sejak diajak Oele Pattiselano berkolaborasi di Java Jazz Festival pada tahun 2011.
Sejak saat itulah aku mulai punya banyak teman baru dari kalangan musikus profesional. Perkenalan demi perkenalan tersebut membawaku pada karir yang sekarang: Barasuara dan solo. Kalau diingat kembali, pencapaianku hingga hari ini tidak akan berhasil tanpa dukungan keluarga dan teman-teman.
Dukungan mereka tidak hanya dalam karir musik, namun juga pada keinginanku melihat dunia. Ya, aku suka sekali travelling. Wangi dan atmosfir bandara adalah salah satu yang aku sukai dan nantikan. Aku ingat pertama kali nekat memulai perjalanan sendiri tanpa keluarga di tahun 2012.
Bersama beberapa teman, aku mengatur biaya dan kebutuhanku sendiri. Rasanya puas sekali ketika berhasil menjalankan segala yang telah direncanakan untuk perjalanan-perjalanan tersebut dan pulang ke rumah dengan selamat. Semenjak itu, traveling menjadi adiksi bagiku.
Aku semakin semangat untuk bekerja demi dapat mewujudkan impianku, melihat dunia dengan jerih payah sendiri. Baik ke luar negeri maupun di dalam negeri bagiku semua selalu punya kisah tersendiri. Setiap tempat punya keindahan dan keunikannya.
Tidak hanya tentang tempatnya, aku juga senang dengan pengalaman bertemu banyak orang. Aku pernah travelling sendiri hingga pernah juga lho berbagi perjalanan dengan 49 orang dalam satu grup. Baik sendiri maupun dalam rombongan, aku bisa dapat banyak pelajaran dan pengalaman baru.
Asteriska: MAKNA HIDUP, MUSIK, DAN TRAVELLING. credit photo: Dokumen Asterika
Tiap tempat akan memberikan banyak pelajaran dari sejarah, budaya, hingga pertemanan baru yang terjalin dari berbagai negara. Aku menjadikan mereka sebagai inspirasi dan ide baru bagiku. Tak jarang kutuangkan dalam lagu yang terinspirasi dari hal-hal yang kudapat dan kurasakan selama perjalanan. Tentu saja, inspirasi bisa datang dari mana pun.
Namun, bagiku, travelling menjadi salah satu cara untuk mempelajari dan lebih merasakan hal-hal yang tidak biasa dalam keseharianku. Tidak setiap saat aku bisa dengan mudah bepergian. Justru karena momen khusus inilah, aku memaknai travellingku sebagai pemicu unik demi ide-ide baru yang segar.
Ternyata dalam perjalananku hingga hari ini, tidak hanya ide untuk lagu yang kudapatkan. Aku juga belajar banyak teknik baru dalam bermusik. Baik memainkan alat musik, maupun teknik olah vokal baru. Ini hanya bisa kudapatkan ketika aku berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai negara, baik warga lokal, maupun musikus dari negara lain yang kutemui di negara yang kukunjungi.
Asteriska: MAKNA HIDUP, MUSIK, DAN TRAVELLING. credit photo: Dokumen Asteriska
Seperti ketika aku travelling ke India dan Nepal di tahun 2013. Kebetulan aku memang menikmati meditasi yoga serta mengagumi musik-musik etnik. Di Nepal, aku mengambil kelas mantra untuk mendukung kegiatan meditasiku. Ternyata bukan hanya memperkaya sisi spiritualku, kelas mantra tersebut juga memperkaya khazanah musikku. Sepulang dari Nepal aku menciptakan beberapa lagu menggunakan mantra Sanskrit yang diajarkan di sana.
Sementara di India, aku mengambil kelas harmonium dan kelas teknik nyanyi India. Walaupun singkat, aku merasakan perkembangan dalam pengolahan teknik bermusikku. Teknik dari India kubagikan dalam lagu “Jivana” yang kuciptakan bersama teman dan kuunggah di Soundcloudku. Teknik tersebut juga kugunakan dalam cengkok di beberapa lagu ciptaanku yang lain.
Tidak hanya mengenai teknik dan alat musik, aku juga mempelajari banyak bahasa baru. Ternyata ini sangat membantu dalam proses penciptaan karyaku. Seperti lagu “Jivana” yang menggunakan bahasa Hindi. Aku sadar sih, bahwa pelafalan yang kuucapkan dalam lagu “Jivana” masih jauh dari sempurna. Namun, salah seorang penyair sufi asal Rajasthan India, yang menjadi guruku, mengatakan bahwa berkarya tidak harus sempurna.
Asteriska: MAKNA HIDUP, MUSIK, DAN TRAVELLING. credit photo: Dokumen Asteriska
Beliau menekankan pada “rasa” ketimbang pelafalan itu sendiri. Manusia bisa mengerti bahasa musik walaupun tidak mengerti arti dari lirik itu sendiri. Pelajaran-pelajaran baru yang aku dapat ini, tidak ternilai harganya.
Menciptakan lagu dalam bahasa negara lain tidak membuatku lupa pada negaraku sendiri. Aku juga belajar dan bereksperimen dengan lagu berlirik bahasa daerah di Indonesia. Salah satu contoh ketika aku bepergian ke Bali dan wilayah Jawa Tengah. Aku mempelajari cara orang Bali dan Jawa Tengah berbicara, kemudian aku meminta bantuan dari teman-teman yang ahli Syair dan Sastra untuk menjadikan lirikku ke dalam bahasa mereka.
Sementara ini sudah tercipta satu lagu dengan campuran bahasa Bali, dan satu lagu dengan campuran bahasa Jawa. Cita-citaku suatu hari lagu-lagu tersebut terkompilasi dalam album bernuansa etnis. Semua pelajaran dan pengalaman dalam proses bermusikku memunculkan harapan atas karya baru dengan nuansa baru.
Asteriska: MAKNA HIDUP, MUSIK, DAN TRAVELLING. credit photo: Dokumen Asteriska
Saat ini harapan tersebut sedang kurangkai dalam proses pengerjaan album baru yang dibantu oleh banyak musikus lain. Walau masih banyak yang harus kukerjakan dan butuh proses yang panjang, aku optimis dengan hasilnya nanti. Keyakinanku datang bersama rasa yang hadir dalam lagu-lagu tersebut.
Baik dalam genre etnik maupun dalam pop folk, aku selalu terinspirasi dari segala tempat dan situasi selama travelling. Ada rasa yang hadir layaknya berada di alam terbuka, di pantai maupun di hutan. Ada rasa melankolis yang mampu berkelana dalam imajinasi yang kutuangkan dalam tiap nada maupun lirik laguku.
Pertemuan dengan orang-orang juga memberi inspirasi. Seperti lagu A Different Warrior, Song of A Leaf, Khayalku, He Stays up All Night, Distance, Story On An Island, dan beberapa lagu di Soundcloudku, yang kuciptakan berdasarkan kejadian atau perasaan yang kualami selama travelling.
Aku menyadari bahwa travelling memberi pengaruh besar dalam hidupku terutama dalam musikku. Bagiku bermusik menjadi filosofi hidupku karena inilah caraku berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Travelling tidak hanya memberi perubahan hidup yang baik untukku, ia telah memperkaya makna musikku.
Dari perjalanan yang sudah kulalui, aku menyadari bahwa travelling bukan hanya sekadar liburan, karena jika kita mau belajar, travelling bisa memberi arti yang dalam bagi kehidupanku. Setidaknya untukku, travelling adalah inspirasi untuk pencarian makna hidup dan musikku.
Lahir pada tanggal 6 Maret 1988 di Jakarta, Cabrini Asteriska Widiantini adalah seorang singer-songwritter yang telah memiliki 2 album solo, dan juga merupakan salah satu anggota dari band rock, Barasuara.
Selain bermusik, Ia gemar traveling, outdoor activities, flow arts, dan meditasi.
Instagram: @asteriska_
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 14/12/2018
Article Category : Expert Corner
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :