Salah satu suku daerah yang bisa dijumpai traveler di wilayah Jawa Timur adalah Osing. Masyarakat suku Osing diketahui berasal dari daerah Banyuwangi. Kata “Osing” memiliki makna “tidak”, terinspirasi dari sikap warga di masa lampau yang menolak pengaruh atau budaya luar. Berdasarkan cerita yang tersebar di tengah-tengah masyarakat, leluhur suku Osing adalah rakyat kerajaan Blambangan yang memisahkan diri pada era Majapahit.
Sebagian besar masyarakat Osing awalnya memeluk agama Hindu dan Budha. Kemudian, seiring berkembangnya kerajaan Islam, warganya mulai berbondong-bondong beralih ke Islam. Lo bisa menjumpai suku Osing di Desa Adat Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur.
Suku ini dikenal memiliki beragam budaya unik yang tergambar dari tradisi pawainya hingga bahasanya sendiri. Apa saja budaya unik yang dipunya masyarakat suku Osing? Berikut adalah 5 di antaranya. Silakan disimak ya bro!
1. Barong Ider Bumi
Mengenal 5 Budaya Unik Suku Osing Asal Banyuwangi. Photo Credit: lokalkarya.com
Warga suku Osing kabarnya merayakan tradisi ini setiap tanggal dua bulan Syawal. Barong Ider Bumi merupakan tradisi yang dilakukan dengan cara berjalan mengitari desa dari ujung timur ke barat. Proses perayaannya sejak dahulu dilaksanakan secara berkelompok lewat iringan pawai atau karnaval.
Kelompok yang menggelar pawai ini diketahui memiliki sebutan “barongan”. Ketika tradisi Barong Ider Bumi berlangsung, warga lokal bakal melempari peserta karnaval dengan uang logam. Hal tersebut diyakini penduduk dapat menjauhkan daerah sekitar dari hal-hal buruk atau kemalangan.
Barong Ider Bumi kabarnya sudah dilakukan penduduk Osing sejak lama. Di masa lampau, daerah yang ditempati suku Osing pernah mengalami kemarau panjang. Keadaan sulit tersebut kemudian melatari lahirnya tradisi Barong Ider yang diharapkan membuat sawah penduduk kembali mendapat air cukup.
2. Tradisi Mepe Kasur
Mengenal 5 Budaya Unik Suku Osing Asal Banyuwangi. Photo Credit:twitter.com/tul_har
Masyarakat di daerah lain umumnya menjemur kasur atau tempat tidur bila keadaannya sedang basah. Uniknya, kegiatan ini malah menjadi tradisi yang dilakukan penduduk Osing di setiap bulan Dzulhijah. Nama tradisi unik tersebut adalah Mepe Kasur atau jemur kasur.
Tradisi ini dirayakan berbarengan dengan acara selametan desa. Mepe Kasur mengandung makna tersendiri bagi masyarakat suku Osing. Menurut mereka, pelaksanaan tradisi ini dimaksudkan untuk menjaga kerukunan dan semangat bekerja dalam rumah tangga. Masyarakat setempat biasanya menjemur kasur pada hari perayaan secara bersama-sama.
Penduduk suku Osing percaya bahwa warna kasur berkaitan dengan terciptanya kerukunan. Oleh sebab itu, mereka umumnya menggunakan kasur berwarna merah dan hitam yang menjadi simbol keharmonisan keluarga serta penolakan bala. Tradisi Mepe Kasur diketahui masih terus dilestarikan hingga kini.
3. Pertunjukkan Musik Angklung Paglak
Mengenal 5 Budaya Unik Suku Osing Asal Banyuwangi. Photo Credit: ariyamadura.id
Suku Osing juga memiliki tradisi unik saat musim panen datang, yakni pertunjukkan musik Angklung Paglak. Kegiatan ini awalnya ditujukan untuk menghibur para petani yang tengah memanen padi. Makna dari tradisi bermain angklung ini diketahui berkaitan dengan nilai gotong royong.
Saat ini, pertunjukkan musik Angklung Paglak telah menjadi tradisi wajib penduduk Osing ketika masa panen tiba. Tujuan pelaksanaan tradisi ini tidak hanya untuk hiburan semata, melainkan juga untuk membuat penduduk lokal tertarik membantu proses pemanenan. Unik sekali ‘kan bro?
4. Tumpeng Sewu
Mengenal 5 Budaya Unik Suku Osing Asal Banyuwangi. Photo Credit: timesbanyuwangi.com
Tradisi satu ini digelar dalam bentuk makan besar. Suku Osing kabarnya merayakan Tumpeng Sewu setiap bulan Dzulhijah atau bulan Haji. Hingga kini, Tumpeng Sewu masih rutin dilakukan oleh masyakarat suku asli Banyuwangi.
Sama seperti tradisi suku Osing lainnya, Tumpeng Sewu juga diyakini memiliki arti khusus. Penduduk setempat percaya bahwa tradisi ini dapat menjauhkan mereka dari kemalangan. Proses pelaksanaan upacara Tumpeng Sewu juga dianggap mampu menolak segala bentuk bala. Menurut kepercayaan suku Osing, wilayah kediaman mereka akan mengalami musibah bila upacara Tumpang Sewu tidak digelar.
Terdapat beragam jenis makanan yang disajikan dalam upacara Tumpeng Sewu. Salah satu contoh kuliner yang dihidangkan di acara sakral ini adalah pecel phitik. Makanan tersebut terbuat dari ayam panggang yang dibubuhi serutan kelapa dan bumbu khas suku Osing.
5. Bahasa Suku Osing
Mengenal 5 Budaya Unik Suku Osing Asal Banyuwangi. Photo Credit: kompasiana.com
Di dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat suku Osing umumnya berbincang menggunakan bahasa daerah sendiri. Bahasa tersebut dikabarkan berasal dari Jawa Kuno. Penduduk lokal mengenal dua jenis sistem bahasa, yakni Bahasa Osing yang dipakai dalam percakapan sehari-hari serta goko-krama.
Masyarakat Suku Osing dikenal cukup setia melestarikan budayanya sendiri. Hal tersebut dapat dibuktikan dari penggunaan bahasa Osing dalam rutinitas sehari-hari. Mereka juga memiliki lagu adat yang liriknya berasal dari bahasa Osing, salah satu contohnya seperti lagu Tutupe Wirang.
Demikian 5 budaya unik yang dimiliki suku Osing dari Banyuwangi. Jika bingung menentukan destinasi liburan, traveler tentu bisa menyambangi daerah suku Osing untuk merasakan pengalaman traveling unik. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan lo seputar budaya dan suku unik Indonesia.
Source: liputan6.com
Feature Image - kompasiana.com
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 28/10/2019
Article Category : Trending
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :