Mengagumi Misteri Evolusi Danau Kakaban di Kepulauan Derawan

Untuk Anda yang gemar snorkeling atau diving harus mencoba sensasi menyelam sambil bermain-main dengan ubur-ubur yang tidak menyengat di danau Kakaban. Danau yang berair payau ini waji masuk ke dalam daftar agenda petualang Anda. Pulau ini merupakan satu dari 31 pulau yang ada di kawasan kepulauan Derawan dan secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Berau, provinsi Kalimantan Timur.

Kata Kakaban dalam bahasa Suku Bajo berarti memeluk dan danau ini diberi nama Kakaban memang karena secara fisik Pulau Kakaban di mana atol di bagian utara seakan memeluk laguna dan terpisah dari perairan (laut) yang ada di sekitarnya. Danau di tengah laut ini terlihat sangat indah dengan warna biru kehijauan yang bening. Pohon-pohon bakau yang tumbuh rimbun di sekeliling Danau Kakaban menambah pesona keindahan danau ini.

Kepulauan Derawan

[bacajuga url=2160]

Mengunjungi Danau Kakaban adalah alasan utama para pengunjung yang menyempatkan diri ke pulau yang tidak dihuni oleh manusia ini. Selain indah, danau berair payau ini juga memiliki ekosistem yang unik hasil evolusi dan juga melibatkan proses biologi, fisika dan kimia yang cukup rumit dan dalam waktu yang lama sampai ribuan tahun.

Sudah banyak peneliti, baik dari dalam maupun mancanegara, yang sudah pernah mencoba memecahkan misteri bagaimana ekosistem danau yang teriolasi ini bisa menjadi rumah bagi satwa dan tumbuhan endemik yang hidup di dalamnya. Danau ini menjadi rumah yang nyaman bagi ubur-ubur yang jumlahnya jutaan namun sudah kehilangan kemampuan dalam menyengat, anemon yang berwarna putih, algae yang seperti menjadi alas dasar laut dan juga biota endemik lain. Tercatat, hanya ada 2 danau air payau yang seperti ini, selain Danau Kakaban, ada pula Jellyfish Lake di Palau, Micronesia.

Kepulauan Derawan

Danau Kakaban dihuni oleh 4 jenis ubur-ubur yang tidak menyegat, yaitu ubur-ubur terbalik Cassiopea ornata (berukuran 15-20 cm), ubur-ubur bulan Aurelia aurita (berukuran 5-50 cm), Tripedalia cystophora (berukuran 7-10 mm) dan ubur-ubur totol Mastigias papua (berukuran 1-20 cm).