Kemenangan Como 1907 atas Juventus pada giornata ke-7 Serie A yang digelar hari Minggu (19/10/2025) kemarin adalah sebuah pernyataan besar ke dunia sepak bola.
Como menjamu Juventus di markas kebanggaannya, Giuseppe Sinigaglia Stadium, sebagai kuda hitam. Sebuah status yang harus melekat kepada mereka saat menghadapi raksasa Italia seperti sang Bianconeri.
Namun, mereka hadir di hadapan pendukung setianya tanpa rasa takut. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk bisa membuat Sinigaglia jadi meriah karena gol yang dicetak oleh Marc-Oliver Kempf.
Juventus yang terkejut langsung melakukan bombardir serangan tanpa ampun. Sebagai klub besar, egonya tampak sedikit terkikis dengan gol tersebut. Namun Como bisa menahan dan bahkan mampu merespon dengan gol kedua dari Nico Paz di menit ke-79.
Rekor Buruk yang Akhirnya Putus
Tidak ada yang menduga Como bisa menang pada hari itu. Meski Juventus memang terlihat menurun khususnya pada tahun ini, nama besar mereka tentu tidak pudar. Apalagi jika melihat materi pemainnya yang tampak lebih baik.
Ada banyak aspek yang membuat Juventus diyakini bisa bawa pulang tiga poin dari Sinigaglia. Salah satunya adalah status tak terkalahkan dari enam pertandingan yang sudah dilakoni oleh pasukan Igor Tudor sejauh ini.
Selain itu, Juventus juga memiliki rekor positif setiap kali bertemu Como dalam situasi kandang ataupun tandang. Ya, selama 73 tahun, Bianconeri tidak pernah merasakan sekalipun kekalahan setiap kali bertemu I Lariani.
Namun kedua rekor tersebut patah dengan gemuruh Sinigaglia Stadium yang merayakan setiap gol dari Como. Seperti menjadi pernyataan besar dari Como bahwa mereka telah berkembang jauh dari masa lalunya yang sempat terlempar ke Serie D.
Tuah Tangan Dingin Fabregas
Sudah jelas keberhasilan ini tidak bisa lepas dari tangan dingin sang pelatih, Cesc Fabregas. Ia menyiapkan skuat untuk laga besar ini dan strategi yang bekerja positif walaupun dirinya tidak berada di pinggir lapangan.
Fabregas bisa memanfaatkan apapun yang ada di tangannya dengan kejelasan, memaksimalkan hasil kerja direktur yang menghabiskan 100 juta euro di bursa transfer musim panas kemarin. Tanpa improvisasi berlebihan.
Nico Paz adalah contoh nyata. Sebagai pemain muda yang masih berkembang, Nico Paz tentu memiliki skill set terbatas dan pengalaman minim. Namun Fabregas mampu memanfaatkannya tanpa memaksanya berbuat sesuatu yang tak bisa dilakukan.
Como memang berinvestasi besar. Tapi hasilnya bisa terlihat karena visi Fabregas yang jelas. Menerapkannya ke dalam permainan sehingga tidak menghasilkan transfer flop yang merugikan untuk klub.
ARTICLE TERKINI
Article Category : Player & Club Of The Week
Article Date : 20/10/2025
14 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Lukman Hakim
20/10/2025 at 22:42 PM
Vivi
20/10/2025 at 23:19 PM
zakief Nazmudin
21/10/2025 at 06:57 AM
asep syaripudin
21/10/2025 at 07:09 AM
Ald /
21/10/2025 at 09:53 AM
pujanadi
21/10/2025 at 10:35 AM
Charlie Hutabarat
23/10/2025 at 08:02 AM
Andyyy y
23/10/2025 at 09:04 AM
AyuRL Ningtyas
23/10/2025 at 09:45 AM
GRACE JELIA PUTRI TADETE
24/10/2025 at 05:29 AM
Budi Nurcahyo
24/10/2025 at 09:14 AM
HERI YULI PRIANTO
25/10/2025 at 10:12 AM
DIAH TITI SARI YANURWATI
25/10/2025 at 13:07 PM
NIRWANTO BLUES
30/10/2025 at 16:52 PM