Penantian panjang itu akhirnya menemui titik temu. Band pop rock asal Jakarta, Perunggu, meluncurkan debut album penuhnya yang diberi tajuk Memorandum pada 11 Maret 2022.
Memorandum sendiri adalah kepanjangan dari memo atau pengingat. Trio yang digawangi oleh Adam Adenan, Ildo Hasman, dan Maul Ibrahim ini mengisahkan awal mula terciptanya album debut tersebut.
Proses pembuatan album mereka terbilang memakan waktu cukup lama karena sudah digarap sejak Februari 2020. Saat itu, Adam Adenan sedang menempuh pendidikan di Inggris.
Karena jarak dan kondisi pandemi saat itu, proses kreatif pembuatan album ini terjadi lewat pengiriman demo mentah via surat elektronik. Meski terkendala jarak dan segala macam kesulitan akibat pandemi, Perunggu tetap mampu menuliskan 18 lagu di masa-masa itu.
“Musik adalah hal yang sama sekali tidak mungkin kami tinggalkan. Ini album yang dikerjakan dengan serius. Meskipun waktu dan biaya yang dikeluarkan cukup besar, lucunya kami tidak merasa rugi. Karena kami cinta mati sama musik, dan mengerjakan album ini membuat kami senang menjalani segala macam pengorbanannya,” kata Maul Ibrahim dalam keterangan resminya,
Diambil garis besarnya, album debut Perunggu ini masih berkaitan dengan irisan hidup para personelnya ketika menginjak usia paruh baya yang dilingkupi segala macam problematika.
11 nomor yang tersaji pada album Memorandum menjadi bukti dari penggambaran jelas yang coba disajikan oleh Perunggu.
Seperti lagu Tarung Bebas yang bercerita tentang kejadian baku hantam secara harfiah. Aspek emosional dari lagu Tarung Bebas ini hadir dari elemen agresi yang disalurkan melalui komposisi musik dari Perunggu.
Lalu ada lagu Canggih! tentang kecintaan mereka terhadap musik. Ada pula lagu Pastikan Riuh Akhiri Malammu tentang makna jatuh cinta seorang bapak yang baru dikaruniai anak.
Kemudian ada lagu Membelah Belantara tentang kritik sistem politik domestik; lagu Haru Paling Biru tentang kesedihan yang mendalam; lagu Ini Abadi tentang kisah percintaan hubungan jarak jauh; lagu Biang Lara tentang kejujuran atas perasaan kecewa; lagu Per Hari Ini tentang semangat kerja anak kantoran; lagu Kalibata, 2012 tentang kematian orang terdekat; lagu Prematur tentang makna sebuah keinginan; dan lagu 33x tentang pengingat atas diri sendiri.
Menggambarkan perbedaan dari single sebelumnya, Maul Ibrahim dari Perunggu menjelaskan bahwa Tarung Bebas merupakan ciri lain dari karakteristik musik yang fleksibel. Jika sebelumnya nuansa pop alternatif kental terasa pada lagu Biang Lara, lagu Tarung Bebas jadi sebuah bukti bahwa Perunggu juga bisa membuat musik dengan ketentuan rock yang paten. Sehingga kedua single yang sudah rilis ini bisa memberikan kisi-kisi terhadap warna musik yang akan disuguhkan dalam keseluruhan album perdana mereka.
“Kalau di ‘Biang Lara’ kami ngasih gambaran seberapa catchy dan pop notasi lagu yang bisa kami tulis, sementara di ‘Tarung Bebas’ kami ngasih dengar bahwa kami juga masih bisa nulis lagu kencang. Cukup representatif buat nunjukin kisi-kisi album kami nanti kayak gimana. Benang merahnya ya di pop-rock berisik yang bakal gampang masuk di kuping dan anteng di otak”, ungkap, Maul Ibrahim.
Karakter agresif sudah dimunculkan oleh Perunggu sejak bagian awal dari lagu ini. Secara penuh, lagu ini memiliki elemen drum yang menghentak dan raungan distorsi gitar dalam balutan lirik emosional. Jelas menjadi suguhan yang berbeda jika dibandingkan dengan karakter musik yang dibawakan trio rock ini melalui Biang Lara sebelumnya.
Judul lagu Biang Lara dari Perunggu ini juga merupakan permainan kata dari sebuah wahana komidi putar yang cukup ikonis di Jakarta, Bianglala. Perunggu menjadikan wahana komidi putar tersebut sebagai sebuah roda kehidupan yang menawarkan banyak pengalaman, baik susah maupun senang.
“Bianglala itu kalau kita dudukin, kita bisa ngerasain dan tahu kapan naik, kapan turun, kapan di atas, kapan di bawah. Nggak usah selamanya harus maksa jadi poros. Cobain duduk di ujung terluar dan dibawa sama kondisi juga kadang perlu. Nggak usah terus-terusan diam di poros dan maksain pegang kendali. Menepi saja untuk beberapa lama. Ternyata menyegarkan. Secara lirik, itu yang ingin kami gambarkan”, ungkap Maul Ibrahim dalam menjelaskan makna dari lagu Biang Lara.
Biang Lara dari Perunggu ini sebenarnya sudah ditulis sejak tahun 2019 silam. Draft Biang Lara ditulis oleh Maul Ibrahim seusai merasakan penat sehabis bekerja. Awalnya vokalis dari Perunggu itu merasa kurang yakin untuk memberikan draft lagu Biang Lara kepada dua rekannya.
Adapun, dengan lahirnya album penuh pertama mereka, kini Perunggu semakin mantap menatap industri musik Tanah Air yang perlahan namun pasti mulai bangkit usai dihantam pandemi dua tahun lamanya.
Images Source: Instagram/Perunggu
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 01/04/2022
22 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Smard man
06/02/2025 at 14:42 PM
AGUSTIN DWI CHRISTANTI
25/02/2025 at 21:12 PM
Siti
27/02/2025 at 14:02 PM
Rizky rodytullah
14/03/2025 at 07:54 AM
AyuRL Ningtyas
03/04/2025 at 16:01 PM
Nicolas Filbert Tandun
27/04/2025 at 22:55 PM
M Sair
01/05/2025 at 17:56 PM
Agung Sutrisno
24/05/2025 at 17:09 PM
SAMSUL BAHRI
26/05/2025 at 11:26 AM
GUGUM GUMILAR
26/05/2025 at 13:16 PM
ERI MARDIANSYAH
26/05/2025 at 13:29 PM
ENI PURWANTI
18/06/2025 at 12:35 PM
Garindratama Harashta
28/06/2025 at 10:49 AM
Garindratama Harashta
28/06/2025 at 10:49 AM
RAJIN SILALAHI
30/06/2025 at 05:46 AM
Leli Mustika Krisliani
08/07/2025 at 09:05 AM
Brawijaya Hutabarat
12/07/2025 at 07:57 AM
pujanadi
22/07/2025 at 10:36 AM
Andi Apriansyah
25/09/2025 at 12:47 PM
Yohanes Hariono
04/10/2025 at 01:43 AM
Heri Suprapto
23/10/2025 at 09:42 AM
Muhamad Saifudin
02/11/2025 at 19:30 PM