Masih ada sisa-sisa harapan yang digenggam oleh Nick Mason, drummer Pink Floyd, untuk melihat lagu-lagu grup musiknya itu kembali didengar dan dikenal serta terus eksis di masa kiwari.
Lewat grup musik barunya bernama Nick Mason Saucerful of Secrets yang dibentuk pada 2018, Mason bermaksud untuk membawakan kembali lagu-lagu lawas milik Pink Floyd dan menghidupkan musik-musik rock di era kejayaan mereka.
Mason bekerja sama dengan beberapa nama seperti mantan gitaris Blockheads, Lee Haris, bassist Pink Floyd, Guy Pratt, gitaris dan vokalis Spandau Ballet, Gary Kemp, dan keyboardist Dom Beken, Orb.
Upaya Mason membawa kisah nostalgik Pink Floyd terwujud hingga mengadakan tur di Eropa dan Amerika Utara pada 2018 dan 2019. Bahkan, pada September 2020 mereka merilis live album dan film bertajuk 'Live at the Roundhouse'.
Ya, film dokumenter dan live album Nick Manson Saucerful of Secrets ini diambil ketika mereka melakukan gigs pada May 2019 -- di mana tiket untuk acara ini terjual habis--di Roundhouse.
Panggung Roundhouse sendiri punya arti spesial bagi Pink Floyd karena mereka pernah tampil di sini pada Oktober 1966 dalam konser Soft Machine. Saat itu, Pink Floyd tampil di hadapan 2.000 penonton yang juga dihadiri oleh beberapa selebriti pada masa itu seperti Paul McCartney dan Marrianne Faithfull.
Berbicara kepada Rolling Stone pada Juni 2019, Mason mengungkapkan perasaannya tentang giggs yang ia adakan bersama Saucerful of Secrets dengan konser megah bersama Pink Floyd dahulu kala.
"Saya merasa seperti berusia 25 tahun lagi. Saya akhirnya bisa melihat musisi lain dan kami semua membuat kontak mata. Saya bisa melihat hingga ke bagian belakang dan semua penonton mendengarkan," kata Mason kala itu.
Ada 22 lagu Pink Floyd yang disajikan Manson dalam album Live at the Roundhouse. Kebanyakan di antaranya berasal dari awal karier Pink Floyd seperti lagu Interstellar Overdrive dari album Tonite Let's All Make Love in London.
Ada pula lagu-lagu Pink Floyd yang dulu memuncaki tangga-tangga lagu musik internasional semacam Remember a Day dan Let There Be More Light dari album A Saucerful of Secrets.
Nick Mason juga memasukkan single pertama Pink Floyd saat pertama kali muncul ke industri musik pada 1967, Arnold Lyne. Intinya, Mason sangat ingin mengembalikan nuansa musik rock lawas khas Pink Floyd kepada para penggemarnya.
List Lagu Pink Floyd dari album live Nick Mason Saucerful of Secrets
- Beginnings
- Interstellar Overdrive
- Astronomy Domine
- Lucifer Sam
- Fearless
- Obscured by Clouds
- When You’re In
- Remember a Day
- Arnold Layne
- Vegetable Man
- If
- Atom Heart Mother
- The Nile Song
- Green Is the Colour
- Let There Be More Light
- Childhood’s End
- Set The Controls for the Heart of the Sun
- See Emily Play
- Bike
- One of These Days
- A Saucerful of Secrets
- Point Me at the Sky
Nick Mason Saucerful of Secrets sebetulnya sudah menjadwalkan melakukan tur yang rencananya dimulai pada Oktober 2020. Namun, pandemi COVID-19 memaksa mereka menundanya ke 2021.
Tur yang bertujuan untuk mengumandangkan kembali lagu-lagu Pink Floyd ini rencananya bakal berlangsung di berbagai kota di Inggris mulai April hingga Mei 2021.

Bisakah Nick Mason Membawa Nuansa Pink Floyd di Saucerful of Secrets?
Dalam tulisannya di GQ Magazine, Dylan Jones memberikan komentar terkait album live yang digagas oleh Nick Mason untuk membawa kembali musik-musik Pink Floyd di era kiwari.
Jone yang awalnya meragukan proyek Mason seketika mengubah pandangannya saat melihat aksinya secara langsung di Cambridge Corn Exchange tahun 2019. Menurutnya Mason dan Kemp berhasil membawa kembali nuansa Pink Floyd seperti 50 tahun silam.
Fakta lain menurut Jones adalah bahwa Mason dan band 'barunya' ini tidak sekadar menyanyikan lagu-lagu lawas Pink Floyd dari album The Pipper At The Gates Of Dawn dan A Saucerful of Secrets, tapi mereka juga sukses membawakan musikalitas dan kreativitas dari Pink Floyd.
Jone merasa penampilan Mason benar-benar membawa kembali para penonton ke masa lalu, sebagaimana mereka mendengarkan lagu Pink Floyd dulu kala.
"Yang membuat band Nick Mason menjadi sangat aneh, karena meskipun mereka bukan--dan memang tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi--versi atau pengganti Pink Floyd, saya membayangkan mereka terdengar persis jika Anda melihat mereka di alam semesta paralel. Dalam kasus saya, di suatu tempat yang sangat mirip dengan Cambridge," tulis Jones.
Bagaimana Pink Floyd Terpecah?
Pink Floyd tidak diragukan lagi adalah salah satu band rock legendaris di dunia. Karya-karya mereka yang sudah rilis sejak 1967 telah banyak mendapat penghargaan dan diakui oleh publik.
Namun, perselisihan yang terjadi antara David Gilmour dan Roger Waters membuat Pink Floyd perlahan tenggelaman. Puncaknya terjadi pada 1985 ketika Waters memutuskan hengkang dari Pink Floyd.
Pada 2 Juli 2005, untuk pertama kalinya dalam 24 tahun, Pink Floyd melakukan konser reuni dengan personel lengkap. Gilmour dan Waters juga ikut ambil bagian di konser reuni yang berlangsung di Hyde Park, London.
Pink Floyd lantas memutuskan membuat album pada 2012 yang diberi tajuk The Edless River. Album ini dipersembahkan mereka untuk salah satu personel mereka yang meninggal pada 2006, Richard Wright. Namun, Gilmour mengatakan bahwa itu akan menjadi album terakhir Pink Floyd.
Pada akhirnya, perselihihan antara Gilmour dan Waters disebut Mason belum mereda. Mason sangat menyayangkan sikap di antaranya keduanya yang terus berselisih.
"Saya pikir itu (perselisihan) datang dan pergi. Saya rasa itu bisa diperburuk oleh beberapa perbedaan pendapat tertentu," ujar Mason kepada Rolling Stone pada 2018.
"Saya hidup dengan penuh harapan. Maksud saya, kami mungkin tidak akan pernah bisa melakukan tur lagi sebagai Pink Floyd. Tapi, akan terlihat konyol pada tahap kehidupan kami saat ini untuk tetap bertengkar," pungkasnya.
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 03/10/2020
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :