Eksplorasi Sejarah Mitos Pada Single Baru Uriah Heep

Kalian penikmat musik cadas tentu nggak asing dengan Uriah Heep kan? Tentu kalian tahu kalau band rock satu ini sudah terbentuk sejak tahun 1969. Band asal Inggris ini jadi salah satu unit yang mempopulerkan genre klasik hard rock di dunia. Di tahun 2023 ini, Uriah Heep masih dikepalai oleh salah satu pendirinya, yaitu Mick Box, Superfriends. 

Meskipun sudah berkepala tujuh, Mick Box bersama Uriah Heep masih memiliki jiwa muda untuk meneruskan riwayat musik rock yang telah mereka bangun. Hal tersebut Uriah Heep buktikan dengan rilisnya album ke-25 berjudul Chaos & Colour pada akhir bulan Januari lalu, Superfriends. Perilisan albumnya juga diramaikan dengan hadirnya single kedua berjudul Hurricane. 

Uriah Heep selaku band rock klasik tetap menjaga citra superficial mereka lewat lagunya. Citra tersebut hadir di dalam lagu Hurricane yang mengangkat tema tentang mitos dan sejarah. Single kedua dari album Chaos & Colour ini ditulis oleh Russel Gilbrook yang merupakan penabuh drum untuk Uriah Heep. 

Sang pemain drum menjelaskan bahwa Ia mencoba untuk menulis lagu yang mengeksplorasi kisah nenek moyang. Russel Gilbrook nggak menulis lagu Hurricane ini sendirian, Superfriends. Sang pemain drum dari Uriah Heep tersebut dibantu oleh Simon Pinto. Keduanya mengisahkan bagaimana orang-orang di masa lampau menganggap badai petir merupakan pesan dari Tuhan. 

Menurut sang pemain drum di dalam tubuh Uriah Heep, konsep pesan dari Tuhan tersebut cukup keren dan penuh makna mendalam. Untuk itu, konsep tersebut jadi ide yang menarik sebagai inspirasi lagu rock bagi pemain drum Uriah Heep. Agar memastikan kreativitas mereka dapat tersalurkan dengan tepat, Uriah Heep juga merilis video klip untuk lagu Hurricane ini. 

Mick Box selaku pendiri Uriah Heep menjelaskan alasan perilisan video lirik untuk lagu Hurricane tersebut. Sang gitaris merasa bahwa aspek visual dan lirik merupakan bagian penting dari sebuah lagu. Dari kedua aspek tersebut, para penikmat musik bisa lebih jelas menerima pesan yang coba disampaikan oleh Uriah Heep. Meskipun begitu, interpretasi dari lagunya sendiri mereka kembalikan kepada para pendengar. 

Terkait albumnya sendiri, Mick Box mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 jadi salah satu katalis mengapa Ia dan Uriah Heep sepakat untuk menggunakan judul Chaos & Colour untuk album ke-25 ini. Secara terbuka Uriah Heep ingin menyatakan bahwa lagu-lagu di dalamnya berasal dari keresahan di dalam tubuh mereka akibat pandemi beberapa tahun ke belakang. 

Pandemi membuat Uriah Heep harus berhenti bergerak. Konser dan tur terpaksa dibatalkan. Banyak sektor bisnis yang harus merangkak bahkan tutup untuk selamanya. Menurut Uriah Heep, pandemi membawa banyak kekacauan ke dalam tatanan dunia yang mereka kenal, Superfriends. Meskipun begitu, kondisi tersebut ternyata membuka ruang baru terhadap musik. 

Dengan mobilisasi yang terbatas, orang-orang mulai kembali dapat mengapresiasi seni, terutama musik secara utuh menurut Mick Box. Proses apresiasi yang terjadi di dalam tubuh Uriah Heep dan juga orang-orang di sekitar mereka seakan memberikan warna baru. Sebuah harapan untuk bisa bangkit di tengah kekacauan yang terjadi akibat pandemi. 

Oleh karena itu juga akhirnya Uriah Heep melanjutkan proses album ke-25 mereka. Band hard rock asal Inggris ini ingin ikut serta memberi semangat kepada mereka yang terdampak untuk bisa bangkit lebih cepat dan lebih kuat dari sebelumnya. 

Total ada 12 lagu yang tersaji di dalam album Chaos & Colour dari Uriah Heep. sebelum Hurricane, band asal Inggris ini juga sempat merilis single perdana mereka berjudul Save Me Tonight. Sebelum hadirnya Chaos & Colour, Uriah Heep juga sempat merilis album pada tahun 2018 lalu berjudul Living The Dream. 

Proses produksi album terbaru dari Uriah Heep ini menjadi ajang reuni bagi band rock asal Inggris tersebut dengan Jay Ruston sebagai produser. Uriah Heep dan Jay Ruston melakukan proses rekaman di Chapel Studio, London. Sang produser cukup terkenal di kancah musik cadas, dengan reputasinya yang pernah menangani Anthrax, Corey Taylor, hingga Black Star Riders. 

Image courtesy of Uriah Heep