Baru-baru band rock alternative asal Amerika Serikat, Hoobastank, kembali diperbincangkan dan masuk ke dalam salah satu list grup musik dengan nama paling buruk oleh The Manual.
Tak hanya Hoobastank, dalam daftar yang dibuat oleh The Manual itu pun terdapat band-band lain macam Diarrhea Planet, Lynyrd Skynyrd, hingga Audioslave dan Pitbull.
Hoobastank bahkan sudah pernah masuk ke dalam daftar nama band paling konyol yang dibuat oleh portal berita musik ternama, Rolling Stone, pada 2013 lalu. Nama Hoobastank disebut terlalu konyol, bahkan menjijikan.
Fakta bahwa Hoobastank kerap membuat inovasi pada namanya seperti menjadi h∞bastank atau Hoobustank pun disebut tidak terlalu membantu membuat nama band mereka terdengar lebih bagus.
Ketika diwawancarai oleh Launch Yahoo, Doug Robb sekaligus frontman dari Hoobastank menjelaskan tentang latar belakang nama band mereka. Meski kerap disebut sebagai band dengan nama buruk, Robb menyebut Hoobastank merupakan nama yang keren untuk sebuah band.
"Jika kamu bertanya padaku tentang arti dari nama Hoobastank, itu tidak memiliki arti apapun. Dan aku pikir nama ini sangat keren, ini merupakan salah satu bentuk candaan saat sekolah dulu dan sama sekali tidak memiliki arti," ujarnya.
Sementara itu, Chris Hesse yang merupakan bassist awal band ini menjelaskan kepada Orlando Florida Guide asal usul mereka memberi nama band seperti itu. Menurutnya, ide nama ini muncul dari sebuha nama jalan di Jerman.
"Saudara Doug adalah wakil presiden BMW Motorcycles dan tinggal di Jerman. Ada jalan di dekat rumahnya yang disebut Jalan Hooba atau semacamnya dan sebelum Doug bisa menyebutkan nama jalan itu dengan benar dia menyebutnya dengan Hoobastank," kenang Hesse.
"Hal itu agak lucu dan saudaranya itu terus meledeknya sampai sekarang. Saat kami mencari nama band, hampir tidak mungkin menemukan nama band yang belum pernah dipakai. Apapun yang terdengar tampak normal sudah pernah dipakai. Saya tidak ingat bagaimana nama itu muncul, tetapi seseorang mengatakannya dan kami semua langsung setuju," ujarnya.
"Setelah Anda mengingat nama bandnya, Anda benar, Anda tidak akan pernah bisa melupakannya," tutur Hesse.
Karya dan Karier Hoobastank Tak Seburuk Namanya
Terlepas dari kritik yang mengalir soal nama bandnya, Hoobastank punya karier yang cukup gemilang di industri musik global. Hoobastank sendiri terbentuk pada 1994 di Agoura Hills, California, Amerika Serikat.
Hoobastank ada karena dimulai dari persaingan Doug Robb dan Dan Estrin di kompetisi band sekolah mereka. Lantas mereka memutuskan untuk bergabung dan membentuk band, kemudian mereka merekrut Markku Lappalainen dan Chris Hesse.
Hoobastank memulai perjalanan mereka dengan bermain di berbagai gigs di Cobalt Cafe, yang saat itu ternyata juga menampilkan Incubus (band rock Amerika Serikat). Sekian waktu berjalan, Hoobastank akhirnya merilis album pertama pada 1998 dengan nama They Sure Don't Make Basketball Shorts Like They Used To.
Di album ini, aliran musik mereka belum sekeras yang nantinya dikenal sebagai identitas Hoobastank. Di album pertamanya, band ini memasukkan unsur saxophone dari Jeremy Wasser.
Pada proses pembuatan album kedua mereka, Hoobastank mulai mengubah aliran musik dengan menanggalkan suara saxophone Jeremy Wasser. Akhirnya, mereka merilis album kedua dengan nama band mereka 'Hoobastank' pada November 2001.
Keputusan untuk tidak menggunakan saxophone lagi di musik mereka membuat karya Hoobastank menjadi lebih dikenal. Lagu Crawling in the Dark yang menjadi line-up pertama dari album kedua mereka muncul sebagi hit dan menempati posisi 68 di Billboard Hot 100, nomor 3 di chart Modern Rock, dan nomor 7 di chart Mainstream Rock.
Single kedua mereka di album ini, Running Away, bahkan menuai kesuksesan lebih dengan menduduki posisi 44 di Billboard Hot 100, dan nomor 2 di Modern Rock chart. Karya-karya ini membawa mereka melakukan tur di Eropa dan Asia hingga mengisi soundtrack dari sebuah film ternama di masanya, The Scorpion King.
Kesuksesan kembali hadir ketika Hoobastank merilis album ketiga bertajuk The Reason pada Desember 2003. Ketika lagu dengan judul sama seperti album mereka rilis pada pertengahan 2004, The Reason langsung menjadi hit dengan menempati posisi kedua di Billboard Hot 100 dan memuncaki US and World Modern Rock chart.
The Reason adalah gerbang lain yang membawa Hoobastank dikenal luas di industri musik dunia. Mereka semakin dikenal setelah menjadi bagian dalam tur Linkin Park Meteora pada awal 2004.
Namun, The Reason juga seolah menjadi titik di mana Hoobastank mulai memudar. Karya-karya mereka selanjutnya tak ada yang bisa mengalahkan ketenaran dari album dan lagu The Reason.
Meski begitu, mereka tetap konsisten berkarya dengan melahirkan sejumlah album baru seperti Every Man for Himself (2006), Fornever (2009), Fight or Flight (2012). Nah, sejak album Fight of Flight ini, Hoobastank absen cukup lama menghasilkan karya baru.
Baca Juga : LIVE TO RIDE AND ROCK ON!
Baru di Maret 2018 atau hampir enam tahun lamanya Hoobastank merilis album baru atau album studio ketujuh mereka dengan tajuk Push Pull. Memang album ini tidak segempar ketika mereka merilis album The Reason, namun ini menjadi pembuktian bahwa musik dan karier Hoobastank tidak seburuk nama band mereka yang sering dikatakan publik.
Saat ini Hoobastank beranggotakan Doug Robb sebagai vokalis, Dan Estrin di posisi gitar, Chris Hesse sebagai drummer, dan Jesse Charland sebagai bassist.
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 24/10/2020
Article Category : Super Buzz
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :