Band rock alternatif asal Depok, Jawa Barat, Sand Flowers kembali menunjukan keseriusannya di belantika musik Indonesia. Setelah sukses merilis single perdana berjudul "Poltangan Kemayoran", mereka pun kembali dengan karya teranyar berjudul “Blasphemy”.
Band beranggotakan Bryan (vokal), Boen Haw (gitar), Ilyas (gitar), Fazra (bass), dan Aliefand (drum) ini resmi memperkenalkan “Blasphemy” sebagai gagasan baru di 2024. Dikemas dengan lirik bahasa Inggris, “Blasphemy” sarat akan jeritan vokal serta aransemen yang menyentuh hati. Bagi mereka, hal inilah yang menjadi fokus mereka ketika memilih rock sebagai induk genre musik yang diusung sejak 2018.
“Kami baru saja merilis single terbaru berjudul “Blasphemy”, lagu ini cukup berbeda dari single sebelumnya. Disini kami mencoba lebih berani dalam menyusun dua elemen penting dalam musik yaitu lirik dan aransemen,” ujar vokalis Sand Flowers, Bryan dalam keterangan tertulisnya.
Ada yang menarik dalam proses penggarapan “Blasphemy”, kelima personel Sand Flowers kompak berbagi ide saat menggagas karya teranyar mereka. “Semua yang terdengar, terinspirasi dari nada-nada yang terlintas dipikiran kami dalam mewujudkan karya-karya musik yang penuh makna,” tutur Boen Haw selaku gitaris Sand Flowers.
Jika di telisik, “Blasphemy” membahas soal pengkhianatan yang kerap terjadi dalam beberapa sisi kehidupan. Tak ayal lagi, dampak pengkhianatan itu acap kali meninggalkan rasa sakit yang mendalam.
“Blasphemy merupakan lagu yang menceritakan tentang pengkhianatan yang menyakitkan dan penuh kebohongan. Bukan hanya sebuah lagu tentang pengkhianatan, tetapi juga sebuah refleksi dari realitas kehidupan,” jelas Ilyas.
Hal senada juga disampaikan sang bassis, Fazra. Sejatinya, kata dia, pengkhianatan adalah hal yang sukar dilakukan bagi setiap insan.
Please choose one of our links :