Heyho, let’s go! Mereka sengaja memutuskan tajuk simple Self Titled sebagai wajah sesungguhnya dari Pudar itu sendiri, apalagi usianya yang belum genap satu tahun. Berangkat dengan modal dua single eceran means introduce itself pada kuartal akhir 2023 silam, yakni “Hilang Sementara” dan “Satuperdua”, kini mereka kokoh menatap kancah lokal dengan bekal tiga buah nomor anyar yang mengandung tema kesendirian sekaligus kegetiran nan kalut.
Meski keempatnya meramu corak musik penuh kelindan gempita dan berjingkrak sana-sini a la jurus bahana so called alternative rock. Dan patut digarisbawahi, mereka menampilkan attitude sebagai grup rock flamboyan yang menabur impresif energi ugal di beberapa repertoarnya belakangan.
Pudar menyelesaikan album mininya dengan tempo yang lumayan ngebut untuk ukuran band baru. Terbilang kurang lebih lima bulan di bawah bayang-bayang kesibukan para personel yang memiliki prioritas utama sebagai pekerja. Bagi empat kepala ini, bermain musik adalah wahana paling jujur untuk berkeluh kesah di usia genting 20-an akhir; basuh pilu kelelahan pasca shift ngantor, rutinitas repetitif, ocehan garis miring dampratan klien, keresahan penuh tanda tanya, terutama moda garuk kepala terhadap gejolak fluktuatif kehidupan yang mereka alami selama ini.
Entitas yang terbentuk sejak pertengahan 2023 ini menuangkan alienasi tidak semata-mata sembarang, namun itu misi gamblangnya. Membuat pendengar meresapi sekaligus berusaha merangkul pesan-pesannya dalam sekelumit persepsi. Namun sederhananya, Pudar menginginkan musik yang mereka masak dapat menjadi ‘kawan baik’ bagi semua orang yang menikmatinya.
Tak peduli orang lain akan menangkap carut pesannya seperti apa. Tepat memasuki pekan kedua Mei dan kebetulan tanggal merah. Waktu cukup lowong dan pekerjaan berhenti sejenak. Kamis itu, kawanan Pudar mencoba bercerita secuil proses garap dan keseruan EP-nya untuk kalian, wahai para warga dan handai taulan.
Pengerjaan ilustrasi Self Titled milik Pudar ini hanya berlangsung selama dua pekan saja. Kemudian lelaki berusia 29 tahun ini lantas mengakui, “Entah main gradasi dengan warna yang lebih gloomy, pada akhirnya saya ke-trigger sampul album Gold Against The Soul kepunyaan Manic Street Preachers.”
Self Titled kepunyaan Pudar ini menyelesaikan garapan teknis rekaman di dua tempat dan seperti yang dijelaskan di atas, hanya memakan waktu setidaknya lima album pasca rilis dua single perkenalan.
Tempat yang terlampir yaitu kediaman Ongki selagi proses guideline dan take instrumen bas, sedangkan gitar, drum dan vokal memilih Studio 12 yang terletak di bilangan Linggawastu, Bandung. Lantas proses mixing mastering menunjuk Komeng sendiri sebagai peramu suara sekaligus ranah baru yang tengah diutak-atik olehnya selama kurun waktu satu tahun kebelakang.
Namun, khusus tembang “Dalam Pertanda”, Pudar memercayakan tangan dingin Aman Setiawan alias Amen Holden selaku sosok yang berada dibalik piranti keys/synthesizer grup pop/rock favorit muda-mudi hari ini Phonetic sebagai figur tepat memoles lagu tersebut. Amen pun kerap kali terlibat sebagai personel
‘kelima’ Pudar guna menambah ‘nyawa’ supaya penampilan mereka berujung ciamik di atas panggung.
Pudar menganggap Self Titled-nya kali ini sebagai mukadimah akan eksistensinya kepada khalayak, khususnya penikmat untaian rock atau pop di scene independen lokal, bahkan scoop musik yang terbilang mega.
“Bagi aku ya, EP ini tuh sebagai roda kita mengarungi pengalaman musikal yang belum pernah diraih sebelumnya, at least eksposur yang kita dapat tuh bisa jadi modal kedepannya terutama untuk energi berkarya,” Bajaj meyakinkan sekaligus menutup percakapan siang itu. “Semoga apa yang kita bikin tuh bisa kena ke banyak orang lalu bisa mencicipi panggung dimana-mana dan kenal dengan teman-teman baru. Jadi aktivasinya terus tetap hidup.”
ARTICLE TERKINI
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :