Siapa yang suka nongkrong atau minum Espresso dan teman-temannya di coffee shop? Atau bahkan hanya sekadar kerja. Kalau istilah zaman sekarang adalah WFC atau Work From Cafe. Pasti banyak dari Superfriends yang begini juga kan?
Gaya hidup ngopi ini mulai menjamur seiring dengan bertambahnya kedai-kedai kopi. Apalagi sejak pandemi Covid-19 lalu. Budaya kerja yang beralih ke remote alias WFH atau Work From Home.
Setelah Covid-19 selesai, akhirnya budaya ngopi sambil kerja di coffee shop sudah menjadi gaya hidup modern. Kini, budaya ngopi espresso bukan cuma sekadar kegiatan menyeduh kopi, tapi sudah menjadi gaya hidup kaum urban.
Mengapa budaya ini bisa terjadi? Ini dia alasannya!
Alasan Budaya Espresso Jadi Gaya Hidup Modern
1. Budaya Ngopi yang Sehat
Dalam era di mana gaya hidup sehat semakin diperhatikan, espresso muncul sebagai pilihan yang menarik. Kopi ini dikenal memiliki kandungan antioksidan tinggi dan terkait dengan beberapa manfaat kesehatan, seperti peningkatan konsentrasi dan pengurangan risiko beberapa penyakit. Hal ini cocok dengan fokus kaum urban pada kesehatan dan kebugaran.
Espresso mengandung sejumlah besar antioksidan, termasuk senyawa polifenol. Antioksidan ini berperan dalam melawan radikal bebas di dalam tubuh, membantu melindungi sel-sel dari kerusakan dan mempromosikan kesehatan umum.
Kafein yang ada dalam espresso dapat merangsang produksi neurotransmitter seperti serotonin dan dopamine, yang dapat meningkatkan mood dan mengurangi risiko depresi. Dengan demikian, espresso dapat memberikan dukungan positif bagi kesehatan mental.
2. Simbol Gaya Hidup Urban yang Serba Cepat
Minum espresso dianggap sebagai simbol kecepatan. Hal ini cocok dengan budaya gen Z yang selalu dikejar deadline. Apakah lo termasuk salah satunya?
Zaman sekarang, banyak orang terutama kalangan muda yang seringkali berada dalam keadaan tergesa-gesa dan butuh energi cepat. Espresso, dengan kandungan kafein yang tinggi, memberikan dorongan energi instan. Minuman ini menjadi solusi efisien untuk mengatasi kelelahan dan memulai hari dengan semangat.
Selain itu, coffee shop sering dijadikan sebagai tempat pertemuan yang efisien. Bisnis atau pertemuan sosial sering kali terjadi di sini. Ketemu client, di coffee shop. Meeting, di coffee shop, kumpul bareng temen, di coffee shop.
Jadi, nggak heran dong, kalau akhirnya budaya ngopi seperti minum espresso akhirnya jadi gaya hidup kaum urban.
3. Kopi Sebagai Ritual Pribadi
Ada orang yang tidak bisa memulai hari tanpa espresso atau tanpa kopi. Ketika dia tidak minum kopi sebelum mulai bekerja, rasanya seperti tidak bersemangat menjalani hari.
Selain itu, di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban, ngopi bisa jadi ritual pribadi yang menenangkan. Meskipun ada di keramaian kafe, momen menyeduh dan menikmati espresso bisa menjadi waktu yang lo punya sendiri. Sebuah pelarian dari rutinitas yang padat.
4. Instagramable Vibes
Gaya hidup modern juga identik dengan eksistensi di media sosial. Siapa yang kaya gini? Ngopi cantik di coffee shop aesthetic biar bisa update lucu di Instagram! Tidak bisa dipungkiri, hal ini sudah menjadi budaya kita saat ini.
Tidak hanya untuk mencari kopi yang enak, banyak orang juga menikmati kopi karena tempatnya. Coffee shop yang bagus dan Instagramable seringkali menjadi tujuan orang-orang yang ingin eksis di dunia maya.
Espresso yang disajikan dengan cantik dan tata letak penyajian yang artistik, bisa jadi bintang di Instagram lo. Momen nge-capture secangkir espresso yang cantik dan eksklusif bisa jadi daya tarik tersendiri bagi pengikut lo di dunia maya.
5. Pengaruh Media Sosial
Hal ini masih berhubungan dengan instagramable vibes tadi. Di dunia di mana informasi bisa menyebar dengan sangat cepat ini, tidak bisa dipungkiri membawa pengaruh pada budaya kopi.
Saat film Filosofi Kopi yang dibintangi oleh Chicco Jerikho dan Rio Dewanto pada tahun 2015 booming, tren kopi jadi menjamur. Bahkan, menurut Data International Coffee Organization (ICO) menunjukkan bahwa konsumsi kopi Indonesia mengalami kenaikan tiap tahunnya.
Pada tahun 2000, angka konsumsi kopi Indonesia hanya mencapai 1,68 juta bags (bungkus), tapi pada 2016 angka ini melonjak lebih dari 174 persen, yakni mencapai 4,6 juta bags.
Media sosial telah mengubah ngopi menjadi fenomena yang terus berkembang. Foto-foto secangkir kopi yang diposting di platform seperti Instagram memperkuat citra kopi sebagai simbol gaya hidup. Ini mendorong orang untuk terlibat lebih dalam dengan budaya kopi.
Contoh Gaya Hidup Espresso Kaum Urban
1. Kopi Sebagai Bagian Identitas
Bagi sebagian orang urban, jenis kopi yang disukai bisa mencerminkan identitas mereka. Espresso di sini bukan cuma sekadar minuman, tapi menjadi ciri khas seorang urban yang dinamis dan berenergi.
2. Coffee Shop sebagai Tempat Berkumpul
Kafe bukan hanya sekadar tempat ngopi, tapi juga menjadi ruang sosial yang erat terkait dengan gaya hidup kaum urban. Espresso adalah bagian dari pengalaman ini, sambil menikmati suasana dan bertukar cerita.
3. Espresso di Setiap Kesempatan
Gaya hidup espresso tidak hanya berkutat di dalam kafe. Kaum urban yang mengusung gaya hidup ini juga sering minum espresso di tempat kerja, saat rapat, atau bahkan di tengah hiruk-pikuk perkotaan.
4. Ritual Pagi dengan Kopi
Bahkan, minum kopi menjadi bagian dari ritual pagi kaum urban. Sebelum memulai hari, mereka mungkin membuat atau membeli secangkir espresso untuk memberikan dorongan energi yang dibutuhkan sebelum berangkat ke kantor atau memulai aktivitas harian.
Itulah mengapa, kopi saat ini sangat erat kaitannya dengan gaya hidup kaum urban. Gaya hidup tersebut adalah terkait kebiasaan dan aktivitas yang dianut dan dijalani seseorang atau kelompok dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Apalagi setelah menjamurnya coffee shop di mana-mana dan ditambah efek pandemi Covid-19 yang mengubah budaya bekerja kita.
ARTICLE TERKINI
Article Category : News
Article Date : 15/12/2023
Source:Superchallenge
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :